Peristiwa Daerah

Stasiun Bandung, Ikon Sejarah dan Simpul Transportasi Strategis di Jantung Jawa Barat

Senin, 16 Juni 2025 - 17:35 | 7.46k
Suasana Stasiun Bandung di Jalan Kebon Kawung No. 43 Bandung, Jawa Barat. (FOTO: Daop 2 Bandung/TIMES Indonesia)
Suasana Stasiun Bandung di Jalan Kebon Kawung No. 43 Bandung, Jawa Barat. (FOTO: Daop 2 Bandung/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan perkotaan yang dinamis, Stasiun Bandung berdiri kokoh sebagai penanda sejarah, ikon arsitektur, sekaligus simpul transportasi vital di jantung ibu kota Provinsi Jawa Barat. 

Terletak strategis di Jalan Kebon Kawung No. 43 (akses utara) dan Jalan Stasiun Selatan No. 25 (akses selatan), stasiun ini tidak hanya menjadi gerbang utama bagi jutaan penumpang setiap tahunnya, tetapi juga saksi bisu dari perjalanan panjang Kota Bandung menuju modernitas.

Advertisement

Sejak diresmikan pada tahun 1884, Stasiun Bandung termasuk salah satu stasiun kereta api tertua di Indonesia yang terus memainkan peran penting dalam pembangunan kota dan wilayah sekitarnya.

Dibangun oleh perusahaan kereta api kolonial Staatsspoorwegen (SS), stasiun ini menjadi titik awal transformasi Bandung dari kota perkebunan menjadi pusat perdagangan, pendidikan, dan pariwisata.

Manager Humasda PT KAI Daop 2 Bandung Kuswadojo menyampaikan bangunan Stasiun Bandung mencerminkan kejayaan arsitektur kolonial Hindia Belanda dengan ciri khas langit-langit tinggi, jendela besar, dan ornamen klasik. 

Meski telah mengalami beberapa kali renovasi, nuansa heritage tetap dipertahankan dan menyatu dengan sentuhan teknologi modern.

“Stasiun Bandung kini menjadi titik integrasi berbagai layanan kereta api dan transportasi darat lainnya untuk memastikan kenyamanan dan efisiensi perjalanan, baik itu bagi pengguna KA Jarak Jauh, KA Feeder, maupun KA Commuter,” ujar Kuswardojo, Senin (16/6/2025).

Stasiun ini menjadi salah satu pusat utama perkeretaapian di Jawa Barat, menghubungkan Bandung dengan berbagai kota besar di Pulau Jawa seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Semarang, serta melayani perjalanan lokal antarwilayah.

Minat masyarakat terhadap transportasi kereta api terus meningkat, seiring dengan perbaikan layanan dan infrastruktur yang dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero). Stasiun Bandung menjadi contoh nyata dari peningkatan kepercayaan tersebut.

Berdasarkan data terbaru, KA Commuter yang beroperasi dari Stasiun Bandung melayani sekitar 8.000 penumpang per hari di hari biasa dan mencapai 12.000 penumpang pada masa liburan. Sementara itu, Kereta Feeder KCIC yang terintegrasi dengan Kereta Cepat Whoosh melayani sekitar 3.500 penumpang setiap harinya, menjadikan stasiun ini sebagai simpul penting dalam konektivitas antarmoda.

Untuk kereta jarak jauh, 3.000–4.000 penumpang diberangkatkan setiap hari dari Stasiun Bandung, dan angka ini melonjak hingga 7.000 orang saat musim puncak seperti libur panjang dan hari raya.

Guna menunjang kenyamanan, PT KAI terus memperbarui fasilitas di Stasiun Bandung agar sesuai dengan kebutuhan zaman. Fasilitas yang tersedia di antaranya Face Recognition System untuk proses boarding yang cepat dan efisien, Drinking Water Station, air minum gratis bagi penumpang, Ruang tunggu yang nyaman dan ber-AC

Selain itu ada fasilitas Toilet bersih dan higienis, Area kuliner dan komersial yang menyajikan aneka makanan dan minuman, Mushola luas dan terawat, Pos Kesehatan dan Layanan Lost and Found, Aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, Area parkir yang luas serta Keamanan 24 jam dengan CCTV dan petugas keamanan.

Semua fasilitas ini dirancang untuk menghadirkan pengalaman perjalanan yang menyenangkan dan aman, menjadikan Stasiun Bandung sebagai stasiun modern berstandar nasional.

Aktivitas kereta api di Stasiun Bandung berlangsung sangat padat, dengan 160 perjalanan kereta per hari, terdiri dari 72 perjalanan Feeder KCIC (pulang-pergi), khusus pada musim liburan, 44 perjalanan KA Lokal/Commuter, 44 perjalanan KA Jarak Jauh dan Perjalanan KA Barang yang mendukung distribusi logistik regional.

Hal ini menjadikan Stasiun Bandung sebagai simpul utama dalam jaringan logistik dan mobilitas manusia di kawasan Jawa Barat dan sekitarnya.

Transformasi Stasiun Bandung tidak berhenti pada modernisasi fasilitas. PT KAI Daop 2 Bandung juga terus mengembangkan konsep integrasi antarmoda demi kemudahan akses, termasuk dengan transportasi online, angkutan kota, dan moda lainnya.

"Dengan perpaduan sejarah, modernisasi, dan layanan yang terintegrasi, Stasiun Bandung siap terus melayani mobilitas masyarakat dan mendukung perkembangan ekonomi serta pariwisata Kota Bandung di masa depan," tutup Kuswardojo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES