Wisata Susur Sungai Opak, Relaksasi dan Edukasi dari Canden

TIMESINDONESIA, BANTUL – Menjelajahi aliran Sungai Opak di Kalurahan Canden, Kapanewon Jetis, Bantul, kini menjadi salah satu alternatif wisata alam yang mengedepankan ketenangan dan edukasi. Aktivitas ini menggunakan packraft (perahu tiup ringan) untuk mengarungi sungai sambil menikmati suasana alam yang asri, jauh dari hiruk-pikuk kota.
Ketua Bidang Unit Pariwisata BUMKal Candi Artha sekaligus pimpinan Kelompok Packrafting Canden, Chandra Purna Setyaka, menyampaikan bahwa wisata ini bukan sekadar petualangan menyusuri sungai.
Advertisement
“Ini adalah cara alami untuk menyegarkan pikiran, merilekskan tubuh, sekaligus mengenalkan pentingnya sungai dalam kehidupan manusia,” ucapnya, Jumat (18/4/2025).
Ia menambahkan bahwa Sungai Opak memiliki keterikatan sejarah dan budaya dengan masyarakat sekitar.
“Sejak zaman Tarumanegara dan Sriwijaya hingga peradaban besar seperti Mesir dan Tiongkok, sungai selalu menjadi pusat kemajuan. Maka, ketika suatu wilayah memperlakukan sungai sebagai aset utama, kemajuan akan mengikutinya,” jelasnya.
Konsep wisata ini dirancang dalam bingkai wellness tourism atau wisata kebugaran, dengan kegiatan packrafting sebagai unggulan.
Wisatawan bisa memilih tiga jenis paket, pertama paket Long Trip (Rp150.000): perjalanan sejauh 5 km selama 1,5–2 jam, termasuk berhenti di rest area untuk mencicipi kuliner lokal. Kedua paket Short Trip (Rp125.000): perjalanan 2 km sambil menikmati sajian tradisional. Ketiga paket Edukasi & Pengalaman (Rp250.000): perpaduan long trip dengan penjelasan tentang lingkungan dan sejarah sungai.
Berbeda dari wisata arung jeram yang memacu adrenalin, kegiatan ini lebih mengutamakan relaksasi dan kesadaran individu.
“Bahkan pengunjung yang kurang percaya diri di air pun bisa ikut menikmati karena ini tidak ekstrem. Kami sudah bekerja sama dengan Jasa Raharja untuk keamanan, dan pemandu kami juga telah mendapat pelatihan khusus, beberapa bahkan bersertifikasi BNSP dan terafiliasi dengan FAJI,” terang Chandra.
Saat ini, ada sekitar 20 pemandu lokal yang terlibat, serta tim pendukung yang menangani kebersihan dan penyediaan makanan tradisional.
Lurah Canden, Bejo, menyatakan bahwa pengembangan wisata ini membawa dampak ekonomi positif.
“Dengan pendekatan berbasis kawasan, kami berharap ada peningkatan kesejahteraan bagi sekitar 3.000 keluarga rentan di Kalurahan Canden. Selain itu, wisata ini mendorong penataan wilayah di 15 padukuhan,” tuturnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |