Antisipasi Potensi Megathrust di Bantul, Prosedur Kesiapsiagaan Diakui UNESCO

TIMESINDONESIA, BANTUL – Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bantul, Bambang Huda, menyampaikan bahwa wilayah Bantul, khususnya pesisir pantai selatan, memiliki potensi terdampak gempa megathrust. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya telah sejak lama bekerja sama dengan BMKG dalam berbagai upaya mitigasi dan pendampingan kepada masyarakat.
“Antisipasi di Bantul terhadap potensi megathrust sudah sejak lama kita siapkan. Kami selalu bekerja sama dengan BMKG, terutama untuk wilayah pesisir pantai selatan. Masyarakat di sana sudah didampingi dan diberikan pemahaman mengenai langkah-langkah antisipasi jika terjadi megathrust,” kata Bambang, Selasa (24/6/2025).
Advertisement
Ia menjelaskan, beberapa kalurahan yang dinilai memiliki potensi terdampak seperti Parangtritis, Tirtohargo, Srigading, dan Gadingsari sudah mendapat pendampingan khusus. Bahkan, prosedur kesiapsiagaan yang diterapkan di wilayah tersebut telah mendapat pengakuan dari UNESCO melalui pembentukan Community Ready Tsunami atau komunitas kesiapsiagaan tsunami.
Menurut perhitungan BMKG, potensi megathrust di selatan Jawa cukup besar. “Kalau menurut BMKG yang punya data dan memang bidangnya, potensi itu memang ada. Di Jawa terakhir terjadi sekitar tahun 1700-an, itu sudah cukup lama, dan itu yang dikhawatirkan karena periodenya panjang. Dari sisi barat, seperti di Aceh, sudah terjadi kembali, bahkan di Cilacap juga pernah,” jelasnya.
Bambang menambahkan, meskipun potensi itu nyata, prediksi waktu kejadiannya tidak bisa dipastikan. Oleh karena itu, BPBD Bantul terus memastikan sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) tetap terjaga dan berfungsi optimal.
“Setiap tanggal 26 pukul 10.00 WIB, kita selalu lakukan uji coba EWS. Saya tinggal di sekitar Angkruksari, dan saat uji coba, saya mendengar sirene dari Pasar Angkruk masih terdengar. Artinya, sistem ini masih berfungsi dengan baik, terutama di sepanjang pantai,” ujarnya.
Bambang juga menegaskan bahwa himbauan dari kantor BPBD Bantul bisa diteruskan dengan baik melalui sistem relay. Lebih lanjut ia menghimbau masyarakat untuk agar selalu memantau informasi dari media resmi pemerintah, khususnya BMKG, termasuk melalui akun media sosial resminya.
"Yang jelas, jangan panik, kenali arah dan titik evakuasi, serta pahami prosedurnya,” pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |