Peristiwa Internasional

Bayi di Pakistan Lahir dengan Dua Penis Berfungsi Normal

Senin, 01 Mei 2023 - 10:43 | 104.62k
Hanya 100 kasus difalia yang tercatat dalam sejarah medis dengan yang pertama tercatat pada tahun 1609. (FOTO: Hindustan Times/Reuters)
Hanya 100 kasus difalia yang tercatat dalam sejarah medis dengan yang pertama tercatat pada tahun 1609. (FOTO: Hindustan Times/Reuters)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Seorang bayi laki-laki lahir di Pakistan dengan dua penis dan tanpa anus, menurut sebuah makalah yang diterbitkan dalam International Journal of Surgery Case Reports.

Dokter mengatakan bahwa fenomena diphallia ini adalah kasus urologis yang sangat langka dengan kejadian yang dilaporkan 1 dari 5-6 juta kelahiran hidup.

Advertisement

Diphallia atau Penis Ganda adalah kondisi genetik langka di mana seseorang dilahirkan dengan dua penis. Kasus pertama yang dilaporkan dari kondisi ini ditulis dalam sebuah laporan oleh dokter Swiss Johannes Jacob Wecker terjadi pada tahun 1609.

Anak laki-laki yang dilahirkan di Pakistan 
itu juga akan bisa buang air besar melalui lubang yang dibuat melalui kolonoskopi oleh para dokter di Islamabad.

Menurut jurnal tersebut, penis-penis bayi itu berbentuk normal, dimana yang satu lebih panjang 1 cm dari yang lain.

Sesuai scan, bayi itu bisa buang air kecil dari kedua penisnya karena ia memiliki satu kandung kemih yang melekat pada dua uretra.

Tanpa menjelaskan alasannya, para ahli bedah di Rumah Sakit Anak di Institut Ilmu Kedokteran Pakistan itu menambahkan, bahwa tidak ada operasi yang dilakukan untuk menghilangkan salah satu penisnya. 

Dalam literatur sejarah medis, hanya 100 kasus kondisi ini yang ditandai dengan yang pertama tercatat pada tahun 1609.

Bayi yang lahir setelah 36 minggu itu dilaporkan dipulangkan setelah dua hari. Anak tersebut juga tidak memiliki riwayat keluarga cacat lahir.

Meskipun tidak ada faktor risiko tunggal yang menyebabkan diphalia, dilaporkan berkembang saat alat kelamin terbentuk di dalam rahim.

Ada diphallia lengkap dan parsial, ketika kedua penis berkembang dengan baik atau ketika masing-masing lebih kecil atau cacat.

Dalam kasus terbaru yang dilaporkan itu, satu penis berukuran 1,5 cm, sementara yang lain berukuran 2,5 cm.

Dalam kasus diphallia parsial, operasi pengangkatan bisa dilakukan, sedangkan diphallia lengkap dapat ditangani sesuai dengan ketidaknyamanan pasien.

Menurut dokter, 1 persen pasien diphallia atau memiliki dua penis seperti yang terjadi di Pakistan itu,  juga menghadapi masalah dengan rektumnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES