Peristiwa Nasional

Pendeta Yahudi AS Nilai Medsos Jadi Media Penyebaran Paham Radikal

Kamis, 03 November 2022 - 13:41 | 41.77k
Rabi Profesor Alan Brill (kiri), seorang pendeta Yahudi dari Seton Hall University Amerika Serikat, menyampaikan keterangan pers di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (3/11/2022). (Foto: ANTARA/Putu Indah Savitri)
Rabi Profesor Alan Brill (kiri), seorang pendeta Yahudi dari Seton Hall University Amerika Serikat, menyampaikan keterangan pers di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (3/11/2022). (Foto: ANTARA/Putu Indah Savitri)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, DENPASAR – Seorang pendeta Yahudi sekaligus profesor Seton Hall University Amerika Serikat, Rabi Alan Brill, menyampaikan paham radikal semakin masif tersebar akibat penggunaan media sosial. Alan Brill menyampaikan menurut sejarahnyam paham radikal yang sudah ada sejak dulu mengalami perkembangan dalam Forum R20 rangkaian KTT G20 Indonesia

"Dari media sosial itu ada beberapa orang yang sebenarnya tidak berkualitas atau kurang cakap, tidak pintar, tapi mereka menggunakan media itu untuk menyebarkan pemahaman radikal," kata Alan dalam konferensi pers di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (3/11/2022).

Advertisement

Alan Brill menyampaikan penyebaran paham radikal di media sosial ini mengakibatkan banyak orang mengadopsi pemikiran tersebut dan mendukung pemikiran ekstremisme.

Dia menilai penyebarannya yang pesat sehingga terjadi peningkatan munculnya kelompok ekstremisme itu disebabkan oleh pengaruh media sosial.

"Jadi, menurut saya, ada faktor yang melatarbelakangi munculnya atau berkembangnya ekstremisme, terutama di wilayah perkotaan," tambahnya.

Alan Brill menjelaskan bahwa sebelum abad ke-21, dialog-dialog keagamaan dipenuhi oleh narasi mengenai toleransi modern dan rekonsiliasi.

"Sayangnya, pada abad 21, ekstremis dari masa lalu, teks-teks dari buku-buku yang bernuansa ekstremis, mendadak kembali ke permukaan. Tiba-tiba saja orang-orang mulai mempraktikkan itu lagi," katanya.

Oleh karena itu, melalui forum R20, Alan berharap para pemimpin agama dapat membangun hubungan antaragama yang harmonis, baik melalui dialog dalam forum besar maupun dialog dengan antarumat beragama.

Forum Agama G20 atau R20 digelar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersama dengan Liga Muslim Dunia atau Muslim World League (MWL) di Nusa Dua, Bali, sejak Rabu (2/11) hingga Kamis.

Sebanyak 338 partisipan dari 32 negara terkonfirmasi hadir pada perhelatan R20, yang 124 di antaranya berasal dari luar negeri. Forum tersebut menghadirkan 45 pembicara dari lima benua. (*)
 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES