Jam Bambu dari Banyuwangi, Perpaduan Bahan Alami dengan Teknologi Menawan

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi, daerah yang dikenal dengan keindahan alamnya dan kekayaan budayanya, kembali hadir dengan inovasi terbaru dalam dunia industri kreatif. Kali ini, pengrajin lokal berhasil menciptakan sebuah karya unik yang memadukan keindahan alami bambu dengan teknologi modern, yaitu jam weker berbahan dasar bambu.
Jam bambu Banyuwangi bukan sekadar penunjuk waktu biasa. Setiap detailnya mencerminkan kekayaan alam dan kearifan lokal Banyuwangi. Bahan baku bambu yang digunakan berasal dari hutan atau kebun di sekitar Banyuwangi, dipilih dengan cermat untuk menghasilkan kualitas terbaik. Proses pembuatannya pun dilakukan secara hati-hati, menggabungkan teknik tradisional dengan teknologi modern.
Advertisement
Muhammad Nur, salah satu pengrajin jam bambu asal Dusun Prejengan, Desa Rogojampi, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, mengatakan, penggunaan bambu sebagai bahan utama membuat jam tangan ini ramah lingkungan.
“Bambu ini merupakan tanaman yang masa tumbuhnya cepat. Sehingga, menjadi pilihan yang sangat tepat untuk mengurangi dampak lingkungan,” kata Nur sapaan akrabnya, Senin (21/10/2024).
Tampilan jam bambu sangat khas dengan motif-motif alami dari alam dan memiliki desain yang unik. Meskipun terbuat dari bahan alami, jam bambu memiliki kualitas yang tidak kalah dengan jam berbahan plastik atau logam.
“Jam bambu bukan hanya sekedar aksesoris, tetapi juga merupakan karya seni yang memiliki nilai estetika tinggi. Dengan proses finishing yang teliti membuat jam weker ini tahan lama dan kokoh,” ujar pria usia 58 tahun itu.
Lebih lanjut Nur menjelaskan, proses pembuatan jam bambu dimulai dari pemilihan bahan baku yang berkualitas tinggi kemudian dikeringkan setelah itu proses pemotongan sesuai dengan bentuk yang diinginkan sekaligus penulisan angka dengan menggunakan laser.
“Setelah rangka jam sudah selesai, Mesin jam yang telah disiapkan kemudian dipasang pada bodi jam. Proses pembuatan jam ini hanya memerlukan waktu 1 hari,” ucap bapak dua anak itu.
Penjualan jam bambu dari Banyuwangi ini juga memanfaatkan teknologi modern dengan menawarkan produknya di toko online. Selain dapat ditemukan di toko online, jam bambu ini juga dijual di toko oleh-oleh, serta langsung dijual oleh produsen.
“Harganya pun tergolong ramah dikantong. Dengan ukuran diameter 10 tinggi 15 dan lebar 10 cm dibanderol dengan harga Rp 50 ribu saja,” cetusnya.
Keberadaan jam bambu Banyuwangi tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi para pengrajin, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Dengan memanfaatkan potensi lokal, jam bambu Banyuwangi turut melestarikan kerajinan tangan tradisional dan membuka lapangan kerja baru.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |