Di Balik Rekor MURI Tari Ojung Bondowoso, Guru Curhat Banyak Anak SD Jadi Korban

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) 1000 Penari Ojung yang digelar Pemerintah Kabupaten Bondowoso (Pemkab Bondowoso) 13 Juli 2024 lalu menyisakan kesan tak enak bagi salah guru dan sejumlah siswa.
Peserta 1000 penari Ojung tersebut terdiri dari siswa, mulai tingkat sekolah dasar (SD), SMP dan SMA. Sekolah-sekolah yang mendelegasikan siswanya tersebut sudah ditentukan.
Advertisement
Penampilan 1000 penari Ojung tersebut berlangsung di Alun-alun RBA Ki Ronggo Bondowoso. Di akhir acara Pemkab mendapatkan penghargaan dari MURI dengan memecahkan rekor 1000 Penari Ojung.
Sebenarnya kegiatan tersebut bertujuan untuk mengenalkan dan terus melestarikan budaya lokal Bondowoso. Namun di lain sisi, kegiatan yang digelar malam hari itu memiliki kesan kurang baik bagi beberapa peserta.
Pada TIMES Indonesia salah seorang guru di Kecamatan Tapen, Mis Ella menilai, pejabat pemkab tidak menghargai dan memperhatikan peserta tari, khususnya yang masih usia SD.
Ia mengungkapkan, untuk siswa sekolah dasar banyak yang masih duduk di bangku kelas IV. Menurutnya, betapa berat perjuangan mereka menunggu pejabat sejak sore hari.
Menurutnya, mereka berdandan mulai pukul 13.00 WIB siang. Kemudian mereka diminta berkumpul di Alun-alun Pukul 17.00 WIB.
Sebenarnya dalam schedule kata dia, penampilan Tari Ojung dimulai pukul 19.00 WIB. Namun pejabat yang hadir molor hingga satu jam lebih, dan kegiatan baru dimulai sekitar pukul 20.20 WIB.
“Pejabatnya kayaknya kebiasaan tidak on time, kan kasihan pesertanya,” sesal guru Bahasa Inggris tersebut saat dikonfirmasi TIMES Indonesia, Rabu (31/7/2024).
Akibat molornya penampilan tersebut, banyak siswa SD yang mulai kelelahan karena terlalu lama menunggu. Bahkan beberapa diantara mereka mau menghapus make up yang dipakai sedari siang.
“Kan mereka masih kecil. Kalau yang SMP dan SMA masih bisa diatur. Kalau yang SD ini sudah tidak bisa. Akhirnya orang tua mereka harus membujuk agar menunggu kegiatan selesai dilaksanakan,” terang Mis Ella.
Terlepas dari kesan kurang elok tersebut, kegiatan Tari Ojung yang melibatkan 1000 penari menjadi media edukasi tentang kesenian lokal yang harus terus dirawat. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |