Peristiwa Daerah Bencana Banjir di Indonesia

Ribuan Warga Terdampak Banjir di Wilayah Perkotaan Banyuwangi

Senin, 17 Oktober 2022 - 22:42 | 67.75k
Banjir menghantam Rumah warga di Kelurahan Sobo Banyuwangi. (FOTO: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Banjir menghantam Rumah warga di Kelurahan Sobo Banyuwangi. (FOTO: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
FOKUS

Bencana Banjir di Indonesia

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Hujan lebat dan tak kunjung berhenti mengguyur wilayah perkotaan Banyuwangi semalaman. Mengakibatkan sejumlah 472 rumah Kartu Keluarga (KK) terendam banjir dan 3245 Jiwa tergenang. 

"Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi sejak Minggu malam, menyebabkan beberapa aliran sungai meluap," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Mujito, Senin (17/10/2022).

Advertisement

Setidaknya terdapat tiga sungai yang meluap. Diantaranya, aliran Sungai Kalilo,  Kali Sobo dan Sungai Kaligulung. Alhasil, luapan sungai itu meluber ke jalanan hingga kerumah warga. 

Banjir-menghantam-Rumah-warga-2.jpgLuapan air sungai runtuhkan temboh rumah warga Perumahan Taman Sutri Indah Banyuwangi. (FOTO: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)

Adapun rincian rumah ratusan KK yang terdampak yaitu di Lingkungan Sutri, Kelurahan Sobo, Banyuwangi. Terdapat 11 rumah mengalami rusak parah, 6 rumah rusak sedang dan 48 rumah rusak ringan. 

Selanjutnya, di Lingkungan Pakis Rowo dengan total 303 KK dan Perumahan Pesona Alam Kertosari terimbas 104 KK. 

Beruntungnya dalam insiden tersebut tidak ada korban jiwa serta warga terdampak berhasik dievakuasi. 

"Syukurlah tidak ada korban jiwa. Namun, untuk kerugian masih belum bisa dipastikan, " ujar Mujito. 

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPBD Banyuwangi, Ilzam Nuzuli, menyampaikan, ada 3245 jiwa yang terdampak genangan banjir. 

"1424 jiwa di Kelurahan Kertosari, 1445 jiwa di Kelurahan Pakis dan 376 jiwa di Kelurahan Sobo tergenang air," terangnya. 

Untuk saat ini, Masih, Ilzam, petugas BPBD masih melakukan proses evakuasi, penanganan, serta mengumpulkan data-data titik wilayah yang terdampak banjir. 

Terpisah, Badan Metorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, cuaca ekstrim yang terjadi saat ini adalah dampak dari adanya fenomena La Nina.

La Nina terjadi apabila, Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya. Pendinginan SML ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

"La Nina sedang terjadi di Samudera Pasifik itu yang menyebabkan hujan terjadi dengan intesitas tinggi," kata Prakirawan BMKG Banyuwangi, Gede Agus Purbawa.

Selain itu, lanjut Agus, imbas dari La Nina juga menyebabkan majunya jadwal musim penghujan di Banyuwangi. Seharusnya musim hujan terjadi pada bulan November, kali ini lebih maju sejak September lalu. 

"Jadi musim hujannya maju. Di Banyuwangi barat dan selatan untuk puncak musim hujannya diprediksi Desember - Januari. Sementara Banyuwangi utara dan timur itu bisa Januari - Februari 2023 baru memasuki musim hujan," urainya.

BMKG memprakirakan La Nina akan berlangsung hingga periode Desember 2022 sampai pada Februari 2023 mendatang. Kemudian akan berangsur menuju kondisi netral.

BMKG mengimbau kepada masyarakat agar mewaspadai terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang.

"Apabila curah hujan tinggi, waspadai potensi angin kencang dan petir. Serta saat perjalanan di darat juga hati-hati jalanan licin, karena curah hujan meningkat yang juga dapat mengurangi jarak pandang pengendara," imbuhnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES