Indonesia Positif

Bangun Kemandirian Ekonomi, Santri di Banyuwangi Diajak Jadi Entrepreneur

Kamis, 05 Januari 2023 - 10:44 | 101.12k
Pengasuh Pesantren Skills Jakarta, Muhammad Nur Hayid dan moderator acara, H Mujiono SH, dalam acara Seminar Enterpreneur Training. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Pengasuh Pesantren Skills Jakarta, Muhammad Nur Hayid dan moderator acara, H Mujiono SH, dalam acara Seminar Enterpreneur Training. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Apa yang dilakukan Yayasan Jenggirat Milenial Banyuwangi (JMB) layak ditiru. Demi mendorong kemandirian ekonomi nasional, yayasan di bawah kepemimpinan Sugiarto itu mengajak para santri untuk menjadi entrepreneur.

Ajakan positif tersebut dikemas dalam kegiatan Seminar Enterpreneur Training yang diikuti 150 orang lebih peserta, didominasi para santri Pondok Pesantren (Ponpes). Termasuk kalangan Remaja Masjid (Remas) serta kalangan Organisasi Masyarakat (Ormas).

Advertisement

Kegiatan yang digeber di Hotel Santika Banyuwangi pada 30-31 Desember 2022 lalu itu menghadirkan sejumlah narasumber kompeten. Di antaranya, pengasuh pesantren Skills Jakarta, Muhammad Nur Hayid, pengasuh Ponpes Subulus Salam, Kelurahan Panderejo, Banyuwangi,  KH Ahmad Nurul Musthofa dan lainnya.

Kepada TIMES Indonesia, pengasuh Ponpes Subulus Salam, Kelurahan Panderejo, KH Ahmad Nurul Musthofa menyampaikan, dalam kegiatan tersebut dia memaparkan tentang kisah wirausaha yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Di mana sejak usia 12 tahun, nabi akhir zaman itu telah mengenal dunia perdagangan. Dia telah diajak sang paman, Abu Thalib membawa dagangan dari Makkah ke negeri Syam (Suriah).

Pada usia 17 tahun, Nabi Muhammad telah menjadi saudagar. Selanjutnya bermitra dengan seorang wanita pemilik modal bernama Siti Khadijah. Yang kemudian dipersunting ketika Nabi Muhammad berumur 25 tahun.

“Sebagai umat muslim, sudah menjadi kewajiban untuk mencontoh Nabi Muhammad, yang sejak usia sangat muda telah berwirausaha atau ber enterpreneur,” katanya, Rabu (5/1/2023).

Seminar-Enterpreneur-Training-2.jpgPara santri peserta Enterpreneur Training yang digelar Yayasan Jenggirat Milenial Banyuwangi (JMB). (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)

Kepada para peserta, dia juga membeberkan 4 sifat Rasulullah yang wajib di teladani ketika berwirausaha. Yakni sifat Ashiddiq (jujur), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh (menyampaikan) dan Fathanah (Cerdas).

“Keempat sifat itu bisa menjadi kunci sukses dalam berwirausaha,” terang KH Ahmad Nurul Musthofa.

Pengasuh Pesantren Skills Jakarta, Muhammad Nur Hayid juga memberikan petuah tak kalah memotivasi. Menurutnya, untuk menjadi enterpreneur sejati tidaklah sulit. Hanya butuh niatan kuat dan dibarengi dengan kegigihan serta pantang menyerah.

“Berwirausaha, bisa dimulai dengan pola hidup mandiri,” ucapnya.

Misalkan, masih Gus Hayid, sapaan akrab Muhammad Nur Hayid, uang saku dari orang tua dikelola dengan sebaik-baiknya.

“Biasanya bibit wirausaha muncul dari situ,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan JMB, Sugiarto, SE, MM, menuturkan kegiatan Seminar Enterpreneur Training sengaja digelar guna mendorong terciptanya kemandirian ekonomi nasional. Dan santri menjadi target peserta karena pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan asli Nusantara.

“Berwirausaha bagi santri sangat penting. Dengan memiliki perekonomian mandiri dan kuat, mereka bisa tetap menjadi kepanjangan tangan para ulama untuk mengamalkan ilmu agama kepada masyarakat,” katanya.

Ketika santri sejahtera, menurut Sugiarto, mereka bisa membuka lapangan kerja. Saat seperti itu, peluang untuk hidup bermanfaat akan lebih terbuka lebar bagi para santri. Bukan hanya sebatas menjadi tokoh agama. Namun juga bisa menjadi sosok pemberdayaan hingga pemimpin atau Presiden.

“Saya yakin dengan modal ilmu agama yang dimiliki, para santri dapat menjadi pengusaha yang baik,” ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES