Peristiwa Daerah

Jelang Idul Adha, Virus LSD Tak Pengaruhi Penjualan Daging Sapi di Probolinggo

Rabu, 07 Juni 2023 - 19:12 | 81.41k
Sejumlah pedagang sapi tengah berkumpul menjual sapi. (Foto: Dokumen/TIMES Indonesia)
Sejumlah pedagang sapi tengah berkumpul menjual sapi. (Foto: Dokumen/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Sejumlah hewan ternak di Kabupaten Probolinggo, Jatim, terserang penyakit virus Lumphy Skin Disease atau LSD. Namun, merebaknya virus menular itu tak membuat lesu aktivitas jual beli daging sapi di wilayah setempat. Justru penjulan makin meningkat, mendekati Hari Raya Idul Adha.

Hal itu disampaikan oleh Qomar, pedagang sapi asal Kecamatan Besuk, Rabu (7/6/2023). Kata dia, aktivitas penjualan sapi di wilayahnya masih tergolong lancar seperti biasanya. 

Bahkan, semakin dekat dengan Hari Raya Idul Adha, penjualan sapi semakin bergairah. Masyarakat masih banyak yang pesan dan membeli sapi. Begitu pula dengan pengiriman sapi ke luar daerah.

"Sampai sekarang lancar. Semakin dekat lebaran, penjualan sapi makin bertambah. Masyarakat banyak yang mau membeli hewan kurban," ungkap Qomar saat dikonfirmasi.

Harga sapi di pasaran masih cukup tinggi. Menurut Qomar, harga itu tergantung dengan kualitas sapi dan dagingnya. Rata-rata harga sapi di pasaran masih berkisar di angka Rp 15 juta hingga Rp 20 juta. Artinya virus LSD itu belum mempengaruhi pada selera masyarakat setempat.

"Itu untuk harga sapi dewasa yang bisa dibuat kurban. Tapi sapinya bagus dan berkualitas. Harganya tergantung dengan jenis sapi dan kualitasnya. Tidak tahu ya, sejauh ini penjualan normal saja," jelas Qomar.

Sementara itu, Kabid Perdagangan pada DKUPP Kabupaten Probolinggo, Mehdinsareza W. mengatakan, sejauh ini harga penjualan daging sapi di pasaran masih normal. Bahkan harga daging sapi di setiap pasar masih stabil, meski ada beberapa yang mulai naik menjelang Idul Adha.

Rata-rata harga daging sapi di pasaran berkisar Rp 100 ribu hingga Rp 125 ribu perkilogram. Harga itu mulai naik menjelang Hari Raya Idul Adha. Kemungkinan harga itu terus bertambah seiring mendekati lebaran kurban.

"Tidak terlalu berpengaruh. Sejauh ini penjualan daging sapi di pasar masih normal. Virus itu tidak banyak memberikan dampak. Masyarakat masih banyak mengonsumsi daging sapi," jelasnya.

Sekedar informasi, berdasarkan data dari Disperta Kabupaten Probolinggo, terhitung sejak 6 Juni, ada sekitar 12 hewan ternak yang diketahui terinfeksi virus LSD. Hanya saja, 4 hewan di antaranya sudah sembuh dari penyakit menular itu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES