Melalui Asa Aksara, Finalis Putri Pendidikan Jabar 2025 Dinda Nur Syafitri Kampanyekan Boneka Cerita Anak

TIMESINDONESIA, BOGOR – Asa Aksara adalah sebuah program yang lahir dari pengalaman pribadi Finalis Putri Pendidikan Jabar 2025, Dinda Nur Syafitri, saat mengunjungi kampung halaman bapaknya di SDN Neglasari, Kedusunan Lamelaut, Desa Campakasari, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, pada tahun 2014.
Pada saat itu, ia melihat kondisi pendidikan yang sangat memprihatinkan. Bangunan sekolah yang rusak parah, dengan dinding dan atap banyak yang berlubang, serta jarak antara desa dan sekolah yang cukup jauh, memaksa anak-anak untuk berjalan kaki melintasi jembatan rapuh yang membentang di atas sungai yang deras.
Advertisement
"Pengalaman tersebut meninggalkan kesan mendalam dan memperkuat tekad saya untuk suatu hari kembali dan memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan di sana," kata Dinda sapaan akrabnya kepada TIMES Indonesia melalui keterangan tertulis, Jumat (14/2/2025).
Dalam hal ini menurut pemilik akun media sosial Instagram @dinda.sft bahwa asa aksara adalah wujud nyata dari harapan tersebut, sebuah inisiatif untuk menciptakan akses pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak di kampung halaman dan sekitarnya.
"Dalam rangka mewujudkan impian ini, saya aktif berpartisipasi dalam kegiatan pengabdian masyarakat dan alhamdulillah bersama 14 rekan kelas di semester 5 berhasil menciptakan program Boneka Cerita Anak (Bona) dan sukses terlaksana dalam program kampus desa," tutur dia.
Dia menuturkan program tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pendidikan anak-anak, dengan menggunakan media kreatif seperti boneka cerita yang dapat merangsang imajinasi dan keterampilan komunikasi anak-anak secara lebih efektif.
Finalis Putri Pendidikan Jabar 2025, Dinda Nur Syafitri bersama teman lainnya saat menjalankan advokasi. (FOTO: Dinda for TIMES Indonesia)
"Salah satu tujuan dari program BONA adalah untuk meningkatkan keterampilan mendengarkan dan berinteraksi sosial anak-anak yang semakin penting di era modern saat ini," ungkapnya menegaskan.
Tantangan
Ia menyebut bahwa fenomena ini mempengaruhi perkembangan kognitif dan sosial anak-anak dalam jangka panjang. Terlebih lagi, keterbatasan dalam berinteraksi sosial dengan teman sebaya menjadi masalah serius yang menghambat kemampuan anak-anak untuk bekerja sama dan berempati.
"Oleh karena itu, program BONA hadir sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Melalui penggunaan boneka dalam kegiatan bercerita, anak-anak diajak untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar, yang dapat meningkatkan keterampilan mendengar dan komunikasi mereka dengan cara yang menyenangkan," imbuhnya.
Program BONA ucap dia, juga melibatkan kegiatan praktik kampus desa yang sangat penting dalam penerapannya. Kegiatan ini bertujuan untuk menyebarkan informasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan dan literasi.
"Untuk itu dengan mengundang narasumber yang kompeten, program ini terus berusaha untuk memperkenalkan budaya literasi melalui media boneka, memberikan pengalaman belajar yang lebih menyeluruh bagi anak-anak," sambungnya.
Harapan
Program Kampus Desa Boneka Cerita Anak ini diharapkan dapat memberikan dampak positif tidak hanya bagi pengembangan keterampilan individu anak-anak, tetapi juga dalam membangun karakter dan nilai-nilai sosial yang penting bagi perkembangan mereka.
"Dalam konteks ini, tujuan program BONA adalah untuk meningkatkan pemahaman orang tua tentang pentingnya pendidikan kreatif dan stimulasi bagi perkembangan anak, serta menyediakan keterampilan mendengarkan dan bercerita yang interaktif melalui penggunaan boneka, agar anak-anak lebih terlibat dalam proses pembelajaran," terang dia.
"Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan keterampilan sosial anak-anak, membantu mereka berinteraksi dan berempati dengan teman-teman sebaya mereka," sambungnya.
Lebih jauh lagi kata dia, program ini juga memberikan manfaat bagi mahasiswa yang terlibat, dengan memberikan kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh di bangku kuliah dalam konteks praktis di lapangan.
"Program ini juga membantu mahasiswa dalam meningkatkan keterampilan komunikasi dan interaksi sosial mereka dengan masyarakat, terutama anak-anak dan orang tua, serta menumbuhkan rasa kepedulian sosial terhadap isu-isu pendidikan dan perkembangan anak," sebutnya.
Melalui program BONA ini, pihaknya berharap dapat menciptakan lingkungan yang mendukung peningkatan literasi, baik bagi anak-anak, orang tua, maupun mahasiswa yang terlibat.
"Serta terus mendorong semua pihak untuk berperan aktif dalam menciptakan akses pendidikan yang lebih baik dan merata di daerah-daerah yang membutuhkan," tandasnya menutup penyampaian dengan nada penuh semangat. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |