Sosok

Hari Kartini dalam Pandangan ASN Cantik, Mellyanti Putri Endah Sari

Senin, 21 April 2025 - 06:12 | 13.22k
Mellyanti Putri Endah Sari memaknai pentingnya Hari Kartini(FOTO: Melly for TIMES Indonesia)
Mellyanti Putri Endah Sari memaknai pentingnya Hari Kartini(FOTO: Melly for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Mellyanti Putri Endah Sari, S.Tr.IP., seorang perempuan muda lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), yang kini mengabdi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) ini menegaskan bahwa Hari Kartini adalah momentum refleksi tentang siapa kita sebagai perempuan Indonesia hari ini dan masa depan.

“Dalam pandangan saya, bahwa Hari Kartini itu bukan hanya soal mengenang perjuangan masa lalu tetapi meraih cita-cita masa depan,” kata Melly sapaan akrabnya, seorang perempuan cantik asal Kota Bandung kepada TIMES Indonesia melalui keterangan tertulis, Senin (21/4/2025).

Advertisement

Potret-Mellyanti-Putri-Endah-Sari-2.jpgPotret Mellyanti Putri Endah Sari saat menjadi model. (FOTO: Melly for TIMES Indonesia)

Dalam hal ini sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dan di usianya yang baru menginjak 23 tahun, dirinya sudah aktif memberi kontribusi di ruang publik, tanpa melupakan peran perempuan yang santun, berbudaya, dan berdaya.

Dari Panggung Seni hingga Dunia Pengabdian

Hobi menyanyi yang ia tekuni sejak kecil membawanya meraih Juara 2 FLS2N vokal solo tingkat Kota Banjar. Tak hanya itu, ia juga dinobatkan sebagai Mojang Remaja Pinilih tahun 2019, membuktikan bahwa perempuan bisa bersinar dari banyak sisi. 

“Perempuan tidak harus memilih antara kecerdasan dan kelembutan. Tetapi keduanya bisa berjalan beriringan,” ucap Melly yang juga pernah menempuh pendidikan di SDN CIBIRU 04 Bandung, SMPN 1 Banjar, dan SMAN 1 Banjar.

Melalui akun media sosial Instagram @mellyanti.p, ia kerap aktif berbagi semangat positif, mendorong perempuan muda untuk berani tampil, bersuara, dan berkarya. Ia yakin dan percaya bahwa setiap perempuan bisa menjadi Kartini masa kini versi terbaik dari dirinya sendiri.

Perempuan ASN: Kartini yang Tak Viral, Tapi Berdampak

Melly mengaku sangat mengagumi para perempuan ASN di daerah seperti ibu camat, guru, perawat, dan para petugas lapangan. “Mereka mungkin tidak dikenal publik, tapi mereka bekerja setiap hari dengan tulus. Mereka adalah Kartini dalam diam,” ungkapnya menuturkan.

Lebih lanjut sebagai sesama ASN, Melly merasa panggilannya bukan hanya menjalankan tugas, tetapi juga menginspirasi, membangun dari bawah, dan menyalakan semangat pemberdayaan perempuan di tingkat akar rumput.

Peluang dan Tantangan Perempuan Masa Kini

Menurut Melly, saat ini banyak peluang terbuka bagi kaum perempuan di antaranya:

1. Akses pendidikan dan karier yang lebih luas
2. Perempuan semakin didengar
3. Teknologi sebagai alat ekspresi dan pembelajaran
4. Dukungan regulasi serta gerakan sosial

Namun kata dia, tantangan tetap ada khususnya yang dihadapi kaum perempuan yaitu:

1. Stereotip dan ekspektasi sosial yang masih kaku
2. Keseimbangan antara peran domestik dan publik
3. Kekerasan gender dan ancaman keamanan digital
4. Krisis identitas budaya di tengah arus globalisasi

Ajakan Melek Budaya, Tidak Malu Jadi Diri Sendiri

Sebagai perempuan Sunda, Melly menaruh harapan besar agar generasi muda tetap bangga terhadap budaya daerahnya. “Jangan malu pakai kebaya, jangan gengsi pakai bahasa Sunda. Budaya adalah identitas, bukan beban,” ungkapnya menuturkan dengan jelas dan lugas.

Ia pun mengajak, daripada hanya mengikuti tren luar, lebih baik ciptakan tren baru yang punya akar budaya sendiri. Misalnya konten berbahasa Sunda, lagu tradisional, atau permainan daerah. 

Dengan penuh semangat lantas dalam momen tersebut ia menambahkan, bahwa menjadi Kartini masa kini bukan cuma soal gelar atau karier, tapi juga bagaimana kita menjaga dan merawat warisan leluhur.

Jadilah Kartini Berakar, Tapi Siap Terbang Tinggi

“Hayu urang Sunda kudu bangga kana jatidiri sorangan,” tutup Melly sambil tersenyum.

Lebih jauh ia sangat berharap banyak bahwa perempuan Indonesia akan terus maju tanpa harus melupakan budaya dan jati dirinya sendiri. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES