Sosok

Jejak Langkah Berani dari Majalengka: Perang Senyap Wawan Kustiawan Melawan Korupsi

Kamis, 26 Juni 2025 - 10:11 | 17.26k
Kepala Kejaksaan Negeri Majalengka, Wawan Kustiawan,SH. (FOTO: Jaja Sumarja/TIMES Indonesia)
Kepala Kejaksaan Negeri Majalengka, Wawan Kustiawan,SH. (FOTO: Jaja Sumarja/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MAJALENGKA – Dalam senyap dan ketegasan, sosok ini bekerja menegakkan hukum tanpa sorotan berlebihan. Dialah Wawan Kustiawan, SH. Kepala Kejaksaan Negeri Majalengka (Kajari Majalengka) ini dikenal sebagai figur profesional, berintegritas, dan berdedikasi tinggi dalam memberantas tindak pidana korupsi.

Selama lebih dari satu tahun delapan bulan menjabat di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, pria kelahiran Garut tahun 1974 ini telah menorehkan jejak prestasi yang tak bisa dipandang sebelah mata.

Advertisement

Wawan-Kustiawan-2.jpg

Ia bukan tipikal pejabat yang gemar tampil di hadapan kamera. Tapi saat hukum ditegakan dan tersangka koruptor diborgol, namanya perlahan mulai diperbincangkan. Di balik wajah tenangnya, tersimpan nyali baja. Dalam senyap langkahnya, banyak yang tumbang.

Dalam jejaknya, Wawan menjalani karier hukum dengan penuh komitmen. Baginya, hukum bukan hanya soal pasal dan peradilan, tapi tentang keberanian untuk menegakkan keadilan, walau sering kali harus berjalan di atas bara kepentingan dan intrik kekuasaan.

Perjalanan Karir Panjang dan Penuh Dedikasi

Langkah awal Wawan di dunia kejaksaan dimulai dari Kejari Majalengka sebagai staf Tata Usaha bidang Pidum pada tahun 2000. Ia menyerap dunia hukum dari tingkat paling dasar. Tak ada karpet merah, tak ada kilau jabatan.

Semua dibangun dari bawah, langkah demi langkah, hingga kini berada di pucuk komando. Kariernya terus menanjak. Dari jaksa fungsional di Kejari Ciamis (2003), Kasi Sub Penuntutan di Barabai (2004), hingga dipercaya menangani perkara penting sebagai Kasi Pidum dan Kasi Pidsus.

Di Purbalingga tahun 2010, namanya mulai dikenal karena berhasil membongkar kasus korupsi Dana Alokasi Khusus (DAK) yang melibatkan pejabat struktural pendidikan. Wawan bukan hanya jaksa, tapi juga arsitek sistem penegakan hukum internal.

Ia dipercaya sebagai Kasubbag Pembinaan dan Kabag TU di berbagai wilayah, termasuk Karawang, Garut, dan Kejati NTB. Kemampuan teknis dan manajerialnya terbukti matang perpaduan langka di tubuh institusi kejaksaan.

Pembongkar Kasus Korupsi di Tiga Daerah

Nama Wawan Kustiawan bukan sekadar pelengkap struktur. Ia dikenal sebagai "jaksa lapangan", yang tak gentar menyisir ruang gelap kejahatan korupsi.

Di Purbalingga, ia menyeret Kepala Dinas Pendidikan dan tiga Kepala UPTD ke meja hijau. Di Bangka Barat, ia menelanjangi jaringan mafia tanah yang melibatkan oknum BPN, pejabat perizinan, hingga pihak swasta.

Namun, puncak prestasinya justru ditorehkan saat menjabat sebagai Kajari Majalengka. Tiga kasus besar berhasil diungkap. Diantaranya, Skandal Pasar Cigasong, Penyalahgunaan dana CSR Sangiang serta korupsi lembaga keuangan milik daerah, BPR Majalengka.

Kasus-kasus ini bukan hanya tentang uang, tapi tentang kepercayaan publik yang dicederai. Dan di saat banyak yang memilih diam, Wawan justru berdiri paling depan.

Tegas Namun Humanis

Ketegasan adalah ciri khasnya, namun di balik itu tersimpan empati mendalam. Ia memahami bahwa hukum tidak bisa berdiri sendiri tanpa keadilan.

Maka, dalam setiap proses hukum yang ia pimpin, Wawan memastikan setiap tersangka tetap dihormati hak-haknya sebagai manusia.

"Hukum itu bukan untuk ditakuti, tapi untuk melindungi yang benar dan menghukum yang salah. Kami hanya menjalankan amanat itu, dengan segenap tanggung jawab moral dan profesionalisme,” ujar Wawan dalam sebuah wawancara singkat bersama TIMES Indonesia, Kamis (26/6/2025).

Bagi Wawan, menjadi jaksa bukan tentang kekuasaan, tetapi amanah. Amanah yang menuntut keberanian, kejujuran, dan keteguhan untuk tidak tergoda oleh gemerlap tawaran maupun tekanan yang membungkus kepentingan.

Harapan Akan Penegakan Hukum yang Berintegritas

Dalam iklim birokrasi yang kadang abu-abu, figur seperti Wawan Kustiawan, adalah cahaya di tengah kegelapan. Ia bukan hanya penegak hukum, tapi simbol dari harapan masyarakat akan keadilan yang tak berpihak pada kekuasaan, tapi berpihak pada kebenaran.

Ketika banyak yang memilih jalan aman, ia justru memilih jalur sunyi yang penuh risiko. Dan dari jalur sunyi itulah, hukum kembali menyala dari Majalengka.

Dengan rekam jejak yang kuat dan keberhasilan nyata dalam mengungkap tindak pidana korupsi, Kajari Majalengka ini layak menjadi contoh bagi aparat penegak hukum lainnya di Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES