Sosok

Kisah Aipda Dedi Wahyudi, Bhabinkamtibmas Bojongkantong Banjar yang Jadi Sahabat Warga

Senin, 30 Juni 2025 - 09:33 | 19.05k
Peranan Bhabimkamtibmas Kelurahan Bojongkantong memberi jaminan kamtibmas. (FOTO: Susi/TIMES Indonesia)
Peranan Bhabimkamtibmas Kelurahan Bojongkantong memberi jaminan kamtibmas. (FOTO: Susi/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANJAR – Menjadi seorang abdi negara bukanlah bagian dari cita-citanya namun setelah diterima sebagai anggota Polri, sepenuhnya tanggungjawab itu direngkuhnya. Adalah Dedi Wahyudi (39), Bhabimkamtibmas Polres Banjar yang bertugas sebagai jembatan komunikasi antara kepolisian dan masyarakat. Ia merupakan agen perubahan sosial, serta berperan dalam pencegahan kejahatan dan penyelesaian masalah berbasis masyarakat. 

Polisi berpangkat Aipda yang saat ini mengemban amanah sebagai Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat atau disingkat Bhabimkamtibmas Polres Banjar di wilayah Kelurahan Bojongkantong, Kecamatan Langensari, Kota Banjar.

Advertisement

Menurut Pasal 1 Ayat 4 mengenai Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015, tentang Pemolisian Masyarakat, bhabinkamtibmas adalah pengemban Polmas yang ada di desa atau kelurahan. Pengemban polmas ini merupakan setiap anggota Polri yang melakukan Polmas di dalam masyarakat atau komunitas.

Aipda Dedi yang semula ingin menjadi seorang guru olahraga ini memiliki kinerja terbaik sebagai Bhabimkamtibmas. Secara umum, Bhabinkamtibmas adalah petugas Polri yang bertugas di tingkat desa hingga kelurahan yang memiliki wewenang yakni untuk mengemban fungsi Pre-emtif dengan cara bermitra dengan masyarakat.

Berawal dari hobi berolahraga bola voli dan selalu di bon oleh Polsek Lakbok sebagai tim volinya, Dedi Wahyudi yang merupakan anak petani ini kemudian ditawari salah satu anggota Polsek Lakbok untuk mendaftar di kepolisian pada tahun 2004 silam.

Keinginan Dedi untuk bergabung di Polri tiba manakala ada permintaan dari calon mertuanya untuk memiliki pekerjaan jika ingin mempersunting gadis yang dicintainya kala itu.

Berkat kegigihannya, Dedi berhasil lolos tes dan kemudian terpilih mengikuti pendidikan di Surabaya. Setelah 6 bulan, dirinya kemudian ditugaskan kembali di Wilayah Polda Jabar dan berhasil menikahi Fitri Kelana Dewi (39) yang kini menjadi istrinya pada tahun 2006.

Tahun 2009, Aipda Dedi yang berdomisili di Dusun Adimulya RT 19 RW 04, Desa Sukanagara, Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, ini akhirnya ditugaskan di unit Reserse Polres Banjar selama dua tahun kemudian dipindahkan ke Polsek Banjar selama dua tahun juga.

"Kemudian pada tahun 2012, saya bertugas di Polsek Langen selama empat tahun hingga akhirnya saya diamanati menjadi Bhabimkamtibmas Kelurahan Bojongkantong, sekarang sudah berjalan sembilan tahun," urainya.

Sahabat Warga, Penjaga Keamanan

Berada di tengah-tengah dua kultur unik yang ada di Kelurahan Bojongkantong, Aipda Dedi berbaur bersama warga binaannya membangun chemistri yang baik antara sosok polisi yang selama ini ditakuti masyarakat menjadi sahabat warga.

Kesigapannya mengatasi permasalahan demi permasalahan yang disertai keaktifannya ditengah-tengah warga binaannya membuat angka kasus kenakalan remaja yang selama ini menjadi permasalahan sosial di Kelurahan Bojongkantong akhirnya menurun.

Menurutnya, salah satu faktor menurunnya angka tersebut adalah berkat kebijakan Gubernur Jawa Barat, KDM, yang menerapkan pendidikan militer di Barak TNI bagi anak yang masuk kategori nakal.

"Kami selalu berinteraksi dengan warga binaan untuk menerima berbagai keluhan mereka. Termasuk masalah kenakalan remaja yang memang cukup akut di wilayah binaan saya, tapi karena ada komunikasi yang baik, semua bisa kita tekan ya," terangnya.

Berkat peranan Tribina Kelurahan, Aipda Dedi Wahyudi dibantu Babinsa dan Satpol PP, kini kamtibmas di Kelurahan Bojongkantong senantiasa terjaga dan kondusif.

"Saya hanya menjalankan tugas sebagai abdi negara untuk masyarakat. Dan untuk mengabdi, tentunya saya berupaya memberikan yang terbaik bagi warga binaan saya," tuturnya.

Dukungan Keluarga dan Wirausaha Istri
Selain menjalankan peranannya sebagai Bhabimkamtibmas, Aipda Dedi Wahyudi juga berperan sebagai kepala keluarga. Menikah dengan seorang ASN yang bertugas di RSUD Kota Banjar, Pak Bhabim ini mengaku sempat menitipkan anak-anaknya ke pengasuh.

"Hingga akhirnya istri saya memilih resign dari pekerjaannya sebagai ASN pada tahun 2020 agar bisa total menjalankan peranannya sebagai ibu rumah tangga sekaligus anggota Bhayangkari," ujarnya seraya menambahkan bahwa pihaknya tidak ikut campur terkait keputusan sang istri untuk berhenti sebagai ASN.

"Kan menafkahi keluarga memang sudah menjadi kewajiban saya, jadi dengan istri memilih resign, bukan suatu masalah buat saya," imbuhnya.

Sang istri, Fitri mengaku saat itu dirinya memang ingin fokus mengurus anak-anak sehingga tanpa tekanan dan paksaan apapun, dirinya memilih mundur menjadi PNS setelah 10 tahun menyandang sebagai status ASN.

"Bagi saya, keluarga adalah nomor satu sehingga menanggalkan status ASN dengan keyakinan bahwa rezeki itu bisa datang dari pintu manapun selama saya ikhlas," ungkapnya.

Awalnya, niatnya untuk resign ditentang oleh orangtuanya karena untuk menjadi ASN merupakan impian sang Ibunda. Namun, Aipda Dedi kemudian menemui orang tuanya dan ia menyatakan siap menjamin kebutuhan istrinya karena sebagai kepala keluarga itu adalah bagian dari tanggungjawabnya. Disitu barulah hati orangtua mereka akhirnya luluh.

Karena memiliki hobi memasak dan  dukungan suami untuk membuka usaha, Fitri akhirnya membuka Warung Oseng Belut di Jalan Banjar-Langen, Langkaplancar.

"Kami memberdayakan warga yang suka ngurek Belut di sawah yakni cara menangkap Belut dengan pancing tanpa tangkai. Kami beli hasil tangkapan mereka untuk diolah di rumah dan setelah matang, baru di bawa ke warung," tuturnya.

Dengan membuka usaha Warung Oseng Belut, lanjut Fifri, tidak lantas membuat waktunya berkurang untuk mengurus keluarga.

"Alhamdulillah, sekarang sudah membuka warung baru juga di Jelat Pataruman dan ini berkat keridhoan suami sehingga rezeki kami menjadi berkah bagi keluarga kami," ucapnya.

Aipda Dedi Wahyudi dan Fitri kini sudah dikaruniai 3 putra dan putri yang tumbuh tanpa kekurangan kasih sayang. Mereka yaitu Rizka Aidilla Wahyuningtyas (17), Razky Ananta Wahyunandiaz (14) dan Rizqi Annazma Wahyusidqias (9).

Fitri mengatakan dengan suaminya ditugaskan sebagai bhabimkamtibmas, dirinya mengaku lebih mendapatkan  ketenangan dan kebanggaan tersendiri karena baginya karena dengan tugas mulia tersebut suaminya menjadi seorang aparat yang bermanfaat bagi masyarakat.

"Justru itu menjadi nilai ibadah ya karena suami saya jadi lebih banyak bersilaturahmi dan dekat dengan masyarakat. Saya sangat mendukung dan tidak keberatan atas banyaknya waktu bersama keluarga yang terlewati karena itu bentuk pengabdiannya kepada masyarakat," katanya.

Fitri juga berbagi tips terkait bagaimana bisa menjadi seorang istri atau Bhayangkari dan mendukung tugas suami.

"Kuncinya kita harus pengertian ya, karena konsekuensi menjadi istri seorang polisi, ya harus memahami tugas suami," katanya.

Teladan di Lapangan: Mengayomi hingga Menaklukan ODGJ
Lurah Kelurahan Bojongkantong, Yenny Irmawati dengan antusias mengungkap bahwa kinerja Aipda Dedi selalu total dalam mengayomi warganya.

Menurutnya, bhabimkamtibmas adalah garda terdepan dalam menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat. 

Perannya sangat luas, yakni mencakup berbagai aspek kehidupan bermasyarakat. 

"Walaupun kediamannya di Lakbok, Pak Bhabim selalu sigap dan tepat waktu jika berurusan dengan kepentingan warga binaannya," tutur Yenny.

Bahkan, dalam penanganan ODGJ, Aipda Dedi selalu menjadi andalan dalam menaklukan warga dengan gangguan jiwa. Selain selalu terdepan, bhabimkamtibmas yang tergabung di Tribina Kelurahan Bojongkantong senantiasa kompak memberikan perlindungan bagi warga yang membutuhkan.

"Pernah kami membantu evakuasi warga ODGJ yang empat tahun dipasung keluarganya lalu kita buatkan E-KTP dan kita fasilitasi biaya hidup hariannya melalui Baznas. Mulai dari memandikan, mengantar ke RSUD hingga proses pengambilan iris mata untuk pembuatan E-KTP, Aipda Dedi bersama Tribinanya selalu berada tepat disampingnya untuk memastikan keamanan tetap terjaga mengingat warga tersebut sering mengamuk" jelasnya.

Perjuangan Bhabimkamtibmas membuahkan hasil, kini warga ODGJ tersebut sudah memiliki E-KTP dan mendapatkan bantuan biaya hidup harian dari Baznas Kota Banjar yang dikelola keluarganya.

"Tentunya itu tidak mudah mengingat warga ODGJ tersebut sangat agresif ya sehingga tidak mudah ditaklukan. Tapi Pak Bhabim justru menjadi orang yang telaten mengurusnya," ungkap Lurah.

Selain dikenal supel dan sigap, lanjut Yenny, Aipda Dedi juga merupakan orang yang taat beragama dan memiliki keluarga yang senantiasa mendukungnya saat bertugas.

"Pokoknya, Aipda Dedi ini sangat berperan dalam menjaga Kamtibmas dan sangat membantu pemerintah di Kelurahan Bojongkantong," tambahnya.

Bukan hanya menjaga kamtibmas, Aipda Dedi Wahyudi ini juga dikenal ringan tangan dalam membantu sesama. Bahkan namanya pernah viiral usai aksinya memanjat atap rumah untuk turut memasang genteng bersama warga saat gotong royong dalam pembangunan rumah salah satu warga.

"Jadi aksinya nyata bukan hanya sekedar untuk foto laporan saja tapi betul-betul turun dan aktif di kegiatan kerja bakti sekalipun," kata Lurah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES