TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Kemajuan teknologi terus memberikan kontribusi dan dampak positif bagi dunia medis. Teranyar, terobosan yang menarik perhatian adalah penggunaan Teknologi 3 Dimensi (3D) yang mampu mempermudah tenaga medis dalam melakukan simulasi tindakan bedah pada organ dalam seperti tulang.
“Perkembangan teknologi 3D ini sangat luar biasa, bahkan sekarang sudah masuk di dunia medis. Kehadiran teknologi ini akan membawa banyak manfaat bagi tenaga medis maupun dokter. Salah satunya membantu para dokter maupun tenaga kesehatan dalam membuat perencanaan tindakan yang lebih matang,” kata Raka Adhitama, Business Development PT Widya Imersif Teknologi, Senin (10/7/2023).
Advertisement
Dalam dunia medis, kesiapan dan keahlian tenaga medis dalam menjalankan operasi sangatlah penting. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dan persiapan operasi adalah dengan melakukan simulasi sebelum tindakan.
Untuk mempermudah proses simulasi tersebut kini teknologi 3D mulai banyak dimanfaatkan oleh para tenaga medis. Penerapan teknologi canggih tersebut akan menyempurnakan metode tradisional yang melibatkan penggunaan manekin atau model anatomi.
Pada proses simulasi, teknologi 3D ini mampu menciptakan model 3D dari organ manusia secara akurat dengan mengolah file hasil pemeriksaan MRI pasien. Melalui model 3D tersebut dokter akan dengan mudah melihat bagaimana kondisi organ yang sedang diperiksanya.
Kehadiran teknologi ini telah memungkinkan tenaga medis untuk melatih dan mengasah keterampilan mereka dalam lingkungan simulasi yang realistis. Dengan menggunakan model 3D yang identik dengan organ pasien, dokter dan tim medis dapat merencanakan dan berlatih berbagai tindakan operasi dengan lebih baik sebelum benar-benar melakukannya pada pasien.
“Dengan membuat pemodelan secara 3D, dokter dapat melakukan pengamatan secara detail dan menentukan seberapa besar tingkat kerusakan yang terjadi pada organ tersebut. Selanjutnya mereka dapat melakukan simulasi tindakan-tindakan medis secara langsung menggunakan model tersebut,” terang Raka.
Karena itu, salah satu perusahaan rintisan asal Yogyakarta, Widya Imersif Teknologi mencoba mengembangkan teknologi tersebut. Melalui E3D, tenaga medis memungkinkan melakukan pencetakan organ dalam yang sedang diperiksa dalam bentuk tiga dimensi yang nyata.
Product Manager E3D PT Widya Imersif Teknologi, Aryo Eko Saputro menambahkan, bahwa dalam menciptakan model tiga dimensi, teknologi E3D akan memanfaatkan perangkat lunak untuk mengolah data medis atau gambar pencitraan hasil MRI atau CT Scan dari pasien dan menjadikan file 3D.
“Salah satu kelebihan dari inovasi E3D ini mampu menjadikan file DICOM hasil pemeriksaan MRI kedalam file 3D yang kemudian bisa dicetak dalam bentuk yang menyerupai organ pasien. Dengan dibuatnya pemodelan 3D tersebut tentu tenaga medis akan jadi lebih terbantu dalam menjalankan simulasi pra Tindakan,” jelas Aryo.
Inovasi karya anak bangsa ini tidak hanya dapat memperlihatkan keadaan organ yang diperiksa saja namun juga dapat digunakan untuk membuat simulasi pemasangan pen pada kasus patah tulang. Disamping itu teknologi E3D juga dapat dimanfaatkan sebagai media edukasi kepada pasien mengenai bagaimana kondisi organ dalam pasien melalui organ tiruan yang telah dicetak dalam bentuk 3D.
Dengan banyaknya manfaat dari E3D tersebut, Widya Imersif Teknologi berharap kedepan inovasi yang dikembangkannya dapat dimanfaatkan oleh para tenaga medis di Indonesia sehingga mampu mendorong pelayanan kesehatan yang lebih baik lagi.
“Kami berharap kedepannya inovasi E3D ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh tenaga medis di Indonesia khususnya di bidang orthopedi. Selain tenaga medis tentu kebermanfaatan inovasi ini juga akan dirasakan oleh pasien juga. Untuk itu kami akan terus mendorong kerjasama dengan instansi kesehatan yang ada di Indonesia,” papar Aryo. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |