Tekno

BRIN Riset Manfaat Daun Kelor untuk Pencegahan Stunting dan Anemia

Jumat, 08 Maret 2024 - 09:58 | 64.72k
Daun Kelor. (foto: net)
Daun Kelor. (foto: net)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTABRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) sedang menjalankan proyek riset untuk meneliti manfaat daun kelor sebagai suplemen makanan bagi balita yang mengalami stunting dan anemia.

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kelor dan Wiladeg, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Yogyakarta, dimulai pada tanggal 5 Maret 2024 dan akan berlangsung selama 12 pekan ke depan.

Advertisement

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji efek dari pemberian formula pangan lokal yang diperkaya dengan daun kelor terhadap kondisi anemia dan gizi pada balita stunting di wilayah tersebut.

Peneliti dari Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN, Dini Ariani, menjelaskan bahwa BRIN akan mengevaluasi dampak dari formula makanan tambahan yang telah disiapkan terhadap peningkatan gizi dan kadar hemoglobin pada balita yang mengalami stunting dan anemia.

Proyek riset ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan formulasi produk menggunakan bahan pangan lokal yang diperkaya dengan daun kelor dan mengandung protein nabati dan hewani.

Setelah formula tersebut dirampungkan, BRIN memberikan pelatihan kepada ibu-ibu PKK, kader posyandu, dan UKM di Kelurahan Kelor mengenai cara pembuatan serta pemberian produk tersebut kepada anak-anak sesuai dengan kebutuhan gizi.

Dari pelatihan ini, terbentuklah empat kelompok kader yang akan memproduksi makanan tambahan yang diperkaya dengan daun kelor dan akan diberikan kepada 37 balita stunting di Kecamatan Karangmojo, khususnya di Kelurahan Kelor dan Wiladeg.

Dini menjelaskan bahwa formulasi produk makanan tambahan tersebut telah sesuai dengan standar makanan lokal untuk balita dan ibu hamil yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2023. Formula tersebut memiliki kandungan gizi yang memenuhi persyaratan, yaitu sebesar 6 sampai 10 persen protein.

Formula makanan tambahan yang dikembangkan oleh BRIN menggunakan bahan-bahan sederhana, mudah didapat, dan terjangkau harganya, sehingga mudah diaplikasikan oleh ibu-ibu rumah tangga. Beberapa produk makanan tambahan tersebut antara lain sosis ayam kelor, sempol ayam tempe kelor, bolu tempe oreo kelor, dimsum ikan kelor, nugget ayam tempe kelor, bakso ikan, dan ayam kelor.

Pemberian makanan tambahan kepada balita stunting telah melalui proses klirens etik dan mendapat persetujuan dari Komisi Etik BRIN agar tidak menimbulkan masalah di masa mendatang.

Penelitian ini dilakukan terhadap balita berstatus stunting dengan rentang usia 13 sampai 56 bulan selama periode 12 minggu atau tiga bulan. Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan kadar hemoglobin dilakukan dua kali seminggu.

BRIN melakukan penelitian ini dalam rangka membantu menangani masalah stunting pada balita di Kabupaten Gunungkidul, terutama di Kecamatan Karangmojo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES