Tekno

Yuk, Ketahui Pesawat Microlight Trike Milik TNAP Banyuwangi

Rabu, 10 Juli 2024 - 08:14 | 101.33k
Pilot sekaligus Kepala Resort Kucur di Balai TNAP sedang menaiki pesawat Microlight Trike jenis Airbone XT-912 buatan Amerika. (Foto : Anggara Cahya/TIMES Indonesia)
Pilot sekaligus Kepala Resort Kucur di Balai TNAP sedang menaiki pesawat Microlight Trike jenis Airbone XT-912 buatan Amerika. (Foto : Anggara Cahya/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Apakah kalian pernah tau apa itu pesawat udara Microlight Trike? Pesawat ini merupakan sejenis pesawat layang gantung yang sangat ringan, memiliki awak dan mesin kecil yang dirancang hanya untuk membawa satu atau dua orang.

Ternyata, pesawat mungil ini bisa dijumpai di Taman Nasional Alas Purwo (TNAP). Mungkin banyak yang bertanya untuk apa sih pesawat udara kecil yang hanya bisa mengangkut 2 orang saja?

Advertisement

Sebelum lanjut pada kegunaan dari pesawat Microlight Trike, terlebih dahulu kita berkenalan kepada pilot yang mengendarainya. Ia adalah Sutikno, pria berumur 44 tahun dan merupakan satu-satunya pilot yang mendapatkan lisensi Sport Pilot License (SPL). 

Sutikno juga menjadi salah satu pilot Microlight Trike andal yang dimiliki Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Berdomisili di Dusun Kepatihan, Desa Kedaleman, Kecamatan Rogojampi, dirinya berkeseharian sebagai Kepala Resort Kucur di Balai TNAP.

Menurut Sutikno, menjadi pilot adalah profesi yang luar biasa. Apalagi ia yang memiliki sertifikasi dan lisensi laik terbang sesuai standar yang telah ditetapkan sejak 2011 silam. Bagaimana tidak, untuk mengoperasionalkan pesawat Microlight Trike sendiri wajib memiliki SPL dari Dirjen Perhubungan Udara.

Pilot-sekaligus-Kepala-Resort-Kucur-q.jpgPantauan udara TNAP menggunakan pesawat Microlight Trike. (Foto : Anggara Cahya/TIMES Indonesia)

Bahkan setiap tahunnya, sebagai pilot Sutikno dituntut medical check up ke Jakarta. Jika kondisinya dinyatakan tidak sehat, maka tidak dapat menerbangkan pesawat. Belum lagi, setiap tahunya harus menunaikan uji kelaikan terbang.

“Selain menerbangkan pesawat Microlight Trike, sehari-hari saya adalah Kepala Resort Kucur di Balai TNAP,” kata Sutikno, Rabu (10/7/2024).

Nah, setelah tau siapa dan kehebatan pilot yang menerbangkan pesawat Microlight Trike tersebut, mari beranjak pada fungsi pesawat layang ini.

Penggunaan Microlight Trike ini, dijelaskan oleh Sutikno selaku pilot, sangat bermanfaat dalam mendukung kegiatan pengelolaan hutan dan lingkungan, di antaranya untuk pengamanan hutan, patroli udara, serta pengawasan dan pengendalian kawasan hutan dan lingkungan (forest and environment surveillance).

Apalagi, dengan luas hutan TNAP sebesar 44.037,30 Hektar itu, adanya pesawat Microlight Trike dirasa sangat membantu dalam melakukan patroli melalui angkasa.

 “Microlight Trike ini pesawat yang diciptakan untuk olahraga,” papar Sutikno.

Pemanfaatan lain, masih Sutikno, pesawat ini juga bisa untuk inventarisasi dan pemantauan sumber daya hutan, survey udara, dan potret udara untuk koreksi Informasi Geospasial Database. Sekaligus dapat berguna dalam tanggap cepat bencana alam, penebaran benih, serta pengendalian hama hingga penyakit. 

“Pesawat ini juga dapat digunakan untuk pemantauan hotspot, pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan, pemetaan tata batas, serta percepatan proses penetapan kawasan hutan,” terangnya.

Pesawat Microlight Trike, dengan jenis Airbone XT-912 buatan Amerika itu menggunakan perangkat Global Positioning System (GPS) yang ditempelkan pada bagian depan pilot sebagai penunjuk arah. Trike itu terbang visual, jadi kebanyakan serba manual.

“Hanya ada beberapa instrumen sederhana seperti altimeter, penunjuk putaran mesin, dan kecepatan,” ujar Sutikno

“Kalau setiap orang bisa menerbangkan pesawat ini, tapi tidak semua bisa landing karena harus menggunakan filling mendorong wings,” imbuhnya. 

Memiliki jelajah tempur dengan kapasitas tangki 70 liter, dan bisa digunakan terbang dengan waktu maksimal empat jam. Dengan total luas TNAP, Microlight Trike ini hanya butuh 1,5 jam untuk berkeliling 

“Pesawat ini memiliki jelajah terbang dengan ketinggian maksimal 10 ribu feet, dan terbang rendah bisa satu meter dari permukaan tanah. Namun biasa terbang di ketinggian 700 feet ke bawah,” jelasnya.

Sebagai informasi, pesawat Microlight Trike yang berada di gudang Blok Jati Papak, Resort Pancur ini tidak diperuntukkan bagi pengunjung. TNAP juga menjadi satu-satunya Taman Nasional yang mempunyai pesawat Microlight Trike di Pulau Jawa.

Sedangkan di Indonesia ada 3 Taman Nasional yang memiliki pesawat Microlight Trike yaitu TN Berbak Jambi, TN Tanjung Puting Kalimantan Tengah, dan TN Alas Purwo Banyuwangi. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES