Tekno Derap Nusantara

Mitigasi Risiko Bencana, BRIN Luncurkan Teknologi Pendeteksi Tanah Longsor TRIGRS

Senin, 02 September 2024 - 15:40 | 50.40k
Arsip foto - Foto udara permukiman yang tertimbun material longsor di Kampung Cigintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (28/3/2024). (FOTO: ANTARA/Raisan Al Farisi/tom/am.)
Arsip foto - Foto udara permukiman yang tertimbun material longsor di Kampung Cigintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (28/3/2024). (FOTO: ANTARA/Raisan Al Farisi/tom/am.)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) baru saja memperkenalkan sistem informasi pendeteksi tanah longsor terbaru yang dikenal dengan nama TRIGRS, sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi risiko bencana tanah longsor.

Teknologi pendeteksi tanah longsor ini bertujuan untuk memberikan data yang akurat mengenai kestabilan lereng, sehingga dapat membantu dalam penilaian kerentanan tanah di berbagai daerah.

Advertisement

Menurut Khori Sugianti, Peneliti di Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Senin (1/9/2024), TRIGRS adalah aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk memantau parameter-parameter yang memengaruhi kestabilan lereng. TRIGRS memanfaatkan data untuk menilai kerentanan tanah dengan lebih efektif. 

Khori menjelaskan bahwa TRIGRS merupakan pengembangan dari perangkat lunak yang awalnya dirancang oleh Lembaga Geologi Amerika Serikat (USGS) dan kemudian dikembangkan lebih lanjut melalui kerja sama dengan BRIN. Teknologi ini mengaplikasikan pemodelan yang memperhitungkan dampak intensitas curah hujan terhadap kestabilan lereng.

“"Pemodelan TRIGRS menunjukkan bahwa kenaikan intensitas curah hujan dapat memengaruhi kestabilan lereng, dengan adanya perubahan kestabilan lereng stabil menjadi lereng labil dan penurunan nilai faktor keamanan. Kami melakukan penelitian di daerah Lembang dan sekitarnya," ungkapnya.

Ia juga menilai bahwa TRIGRS cukup efektif dalam memprediksi kestabilan lereng pada area rawan longsor. Data mengenai kejadian longsor sebelumnya berperan penting dalam validasi model ini.

Khori berharap bahwa teknologi ini dapat digunakan sebagai referensi bagi para pemangku kepentingan di daerah-daerah rawan bencana tanah longsor, khususnya di Lembang, Jawa Barat. “Kami sangat berharap kolaborasi dengan berbagai pihak di daerah Lembang dan sekitarnya, seperti pemerintah daerah dan instansi terkait, untuk dapat mengimplementasikan inovasi ini sebagai bentuk mitigasi bencana longsor di kemudian hari,” tambahnya.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, Anne Hermadianne Adnan, menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi ini mengingat Jawa Barat adalah salah satu daerah dengan potensi bencana yang tinggi.

Anne berharap kolaborasi ini dapat membantu memitigasi risiko bencana dan mendekati target zero victim di masa depan.

Dengan peluncuran TRIGRS, BRIN berharap dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mitigasi bencana tanah longsor dan meningkatkan keselamatan masyarakat di wilayah rawan bencana. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES