Tekno

ARchive, Aplikasi Jelajah Virtual Kampung Heritage Kayutangan Buatan Dosen UB

Rabu, 11 Desember 2024 - 19:14 | 45.43k
Ketua tim penelitian pengembangan aplikasi Archive, Dr. Eng. Ir. Herry Santosa, ST., MT. (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Ketua tim penelitian pengembangan aplikasi Archive, Dr. Eng. Ir. Herry Santosa, ST., MT. (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Sebuah inovasi menarik dihadirkan oleh para dosen Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB). Mereka berhasil membuat sebuah  aplikasi berbasis teknologi augmented reality (AR) bernama ARchive.

Aplikasi ini dirancang untuk memperkaya pengalaman wisata di Kampoeng Heritage Kayutangan, Kota Malang, dengan pendekatan storytelling yang interaktif.

Aplikasi ini disimulasikan dalam Forum Group Discussion (FGD) simulasi prototype aplikasi ARchive yang digelar di Fakultas Teknik UB, Rabu (11/12/2024).

Advertisement

Ketua tim peneliti, Dr. Eng. Ir. Herry Santosa, ST., MT., menjelaskan bahwa pengembangan aplikasi ini merupakan bagian dari penelitian terapan melalui skema Kegiatan Penelitian Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.

“Aplikasi ARchive ini kami kembangkan untuk menjadi pramu wisata digital yang menghubungkan wisatawan dengan bangunan cagar budaya di Kampoeng Heritage Kayutangan. Dengan teknologi AR dan konsep storytelling, aplikasi ini mampu menguak sejarah dan cerita di balik bangunan-bangunan bersejarah tersebut,” ungkap Dr. Herry.

ARchive hadir dengan berbagai fitur menarik, termasuk kemampuan untuk mendeteksi marker pada bangunan cagar budaya tertentu. Saat marker terdeteksi, aplikasi akan menampilkan data visual, spasial, dan narasi kesejarahan secara interaktif.

Pengguna cukup menggunakan perangkat seluler yang telah mengunduh aplikasi ARchive melalui Play Store.

“Aplikasi ini memberikan pengalaman seperti dipandu oleh guide. Kami juga menghadirkan avatar digital yang dapat dipilih pengguna, seperti avatar dengan pakaian PNS, batik, atau kasual. Avatar ini akan memberikan penjelasan terkait sejarah bangunan cagar budaya,” jelas pria yang juga sebagai Wakil Dekan III FT UB ini.

Selain itu, pengguna juga dapat berfoto dengan avatar di lokasi bersejarah dan membagikannya di media sosial. Dengan 38 bangunan cagar budaya yang teridentifikasi di kawasan Kampoeng Heritage Kayutangan, aplikasi ini sementara fokus pada 10 bangunan yang telah dilengkapi marker sebagai prototipe.

Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampoeng Heritage Kayutangan memberikan apresiasi positif terhadap pengembangan aplikasi ARchive. Mereka berharap inovasi ini dapat menarik lebih banyak wisatawan domestik maupun mancanegara, terutama generasi milenial yang gemar memanfaatkan teknologi canggih.

“Responnya sangat baik. Bahkan ada masukan untuk mengembangkan teknologi ini dengan perangkat VR agar pengalaman semakin imersif. Ini akan menjadi bahan evaluasi kami untuk pengembangan ke depan,” tambah Dr. Herry.

ARchive diharapkan menjadi langkah baru dalam mempromosikan wisata sejarah di Kampoeng Heritage Kayutangan dengan cara yang modern dan inovatif. (*)
TIMES Indonesia, Malang - Sebuah inovasi menarik dihadirkan oleh Dr. Eng. Ir. Herry Santosa, ST., MT., dosen Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (UB), berupa aplikasi berbasis teknologi augmented reality (AR) bernama ARchive. Aplikasi ini dirancang untuk memperkaya pengalaman wisata di Kampoeng Heritage Kayutangan, Kota Malang, dengan pendekatan storytelling yang interaktif.

Dalam Forum Group Discussion (FGD) simulasi prototype aplikasi ARchive yang digelar di Fakultas Teknik UB, Rabu (11/12/2024), Dr. Herry menjelaskan bahwa pengembangan aplikasi ini merupakan bagian dari penelitian terapan melalui skema Kegiatan Penelitian Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.

“Aplikasi ARchive ini kami kembangkan untuk menjadi pramu wisata digital yang menghubungkan wisatawan dengan bangunan cagar budaya di Kampoeng Heritage Kayutangan. Dengan teknologi AR dan konsep storytelling, aplikasi ini mampu menguak sejarah dan cerita di balik bangunan-bangunan bersejarah tersebut,” ungkap Dr. Herry.

ARchive hadir dengan berbagai fitur menarik, termasuk kemampuan untuk mendeteksi marker pada bangunan cagar budaya tertentu. Saat marker terdeteksi, aplikasi akan menampilkan data visual, spasial, dan narasi kesejarahan secara interaktif. Pengguna cukup menggunakan perangkat seluler yang telah mengunduh aplikasi ARchive melalui Play Store.

“Aplikasi ini memberikan pengalaman seperti dipandu oleh guide. Kami juga menghadirkan avatar digital yang dapat dipilih pengguna, seperti avatar dengan pakaian PNS, batik, atau kasual. Avatar ini akan memberikan penjelasan terkait sejarah bangunan cagar budaya,” jelas Dr. Herry.

Selain itu, pengguna juga dapat berfoto dengan avatar di lokasi bersejarah dan membagikannya di media sosial. Dengan 38 bangunan cagar budaya yang teridentifikasi di kawasan Kampoeng Heritage Kayutangan, aplikasi ini sementara fokus pada 10 bangunan yang telah dilengkapi marker sebagai prototipe.

Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampoeng Heritage Kayutangan memberikan apresiasi positif terhadap pengembangan aplikasi ARchive. Mereka berharap inovasi ini dapat menarik lebih banyak wisatawan domestik maupun mancanegara, terutama generasi milenial yang gemar memanfaatkan teknologi canggih.

“Responnya sangat baik. Bahkan ada masukan untuk mengembangkan teknologi ini dengan perangkat VR agar pengalaman semakin imersif. Ini akan menjadi bahan evaluasi kami untuk pengembangan ke depan,” tambah Dr. Herry.

ARchive diharapkan menjadi langkah baru dalam mempromosikan wisata sejarah di Kampoeng Heritage Kayutangan dengan cara yang modern dan inovatif. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES