Tekno

AI Baru China DeepSeek Guncang Amerika Serikat

Selasa, 28 Januari 2025 - 08:34 | 84.50k
Logo aplikasi seluler kecerdasan buatan DeepSeek.(FOTO: NBC.News/Bloomberg melalui Getty Images)
Logo aplikasi seluler kecerdasan buatan DeepSeek.(FOTO: NBC.News/Bloomberg melalui Getty Images)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kemunculan tiba-tiba asisten AI canggih dari DeepSeek, perusahaan yang sebelumnya kurang dikenal di kota Hangzhou, China, mengguncang industri teknologi AS dalam persaingan pengembangan AI.

Dilansir NBC News, Asisten DeepSeek berhasil mencapai posisi No.1 di Apple App Store dalam beberapa hari terakhir, dan model AI yang mendukung asisten tersebut telah mengungguli model-model teratas dari AS.

Advertisement

Padahal perusahaan  tersebut menyatakan, masih mengerahkan  sebagian kecil sumber dayanya.

DeepSeek merilis model bahasa besar terbarunya R1 seminggu yang lalu, kedua setelah model o1 OpenAI dalam Indeks Kualitas Analisis Buatan , peringkat analisis AI independen yang banyak diikuti.

R1 telah mengalahkan sejumlah model lain termasuk Gemini 2.0 Flash milik Google, Claude 3.5 Sonnet milik Anthropic, Llama 3.3-70B milik Meta, dan GPT-4o milik OpenAI.

"DeepSeek R1 adalah momen Sputnik AI," tulis pengusaha Marc Andreessen, yang dikenal sebagai salah satu penulis Mosaic, salah satu peramban web pertama di dunia, pada hari Minggu di X.

Ia menyamakannya dengan perlombaan luar angkasa antara AS dan Uni Soviet serta peristiwa yang memaksa AS menyadari bahwa kemampuan teknologinya tidaklah tak tergoyahkan.

Pada hari Senin, DeepSeek  merilis model AI lainnya, Janus-Pro-7B, yang multimodal karena bisa memproses berbagai jenis media termasuk gambar.

Perusahaan tersebut mengaku, bahwa model ini melampaui model terpadu sebelumnya dan menyamai atau melampaui kinerja model khusus tugas".

DeepSeek mengguncang Saham saat para pedagang mempertanyakan valuasi perusahaan teknologi AS

Saham teknologi anjlok tajam pada hari Senin , dengan Nasdaq Composite turun 3,4% hanya beberapa menit setelah hari perdagangan dimulai.

Perusahaan teknologi besar AS menginvestasikan ratusan miliar dolar dalam teknologi AI.

Salah satu kompetensi inti R1 adalah kemampuannya untuk menjelaskan pemikirannya melalui penalaran berantai, yang bertujuan untuk memecah tugas-tugas kompleks menjadi langkah-langkah yang lebih kecil.

Metode itu memungkinkan model untuk menelusuri kembali dan merevisi langkah-langkah sebelumnya, meniru pemikiran manusia,  sekaligus memungkinkan pengguna untuk juga mengikuti alasannya.

Serangan Siber

Namun pada hari Senin (27/1/2025) kemarin, DeepSeek mengatakan, pihaknya akan membatasi sementara pendaftaran pengguna karena ada serangan siber berskala besar pada layanannya, meskipun pengguna yang sudah ada akan tetap bisa masuk seperti biasa.

Perusahaan rintisan kecerdasan buatan asal China ini telah  menjadi perbincangan hangat  selama beberapa minggu terakhir sebagai pesaing yang berkembang pesat bagi ChatGPT milik OpenAI, Gemini milik Google, dan sejumlah alat AI terkemuka lainnya.

Pada hari Senin, DeepSeek sempat mengambil alih posisi OpenAI sebagai aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di AS di  App Store Apple, menggeser ChatGPT untuk Asisten AI milik DeepSeek. Hal ini turut mendorong  aksi jual  saham teknologi global yang signifikan .

Nvidia kehilangan lebih dari $500 miliar nilai pasar setelah startup AI asal China itu muncul.

Kabar tentang perusahaan yang didirikan pada tahun 2023 dan merilis model R1 minggu lalu itu telah menyebar ke analis teknologi, investor, dan pengembang, yang mengatakan bahwa kehebohan itu, dan ketakutan yang muncul akan tertinggal dalam siklus kehebohan AI yang terus berubah, mungkin sangat beralasan.

Terutama di era perlombaan senjata AI generatif, dimana para raksasa teknologi dan perusahaan rintisan sama-sama berlomba untuk memastikan mereka tidak tertinggal dalam pasar  yang diprediksi akan mencapai  pendapatan $1 triliun dalam satu dekade.

DeepSeek dikabarkan tumbuh dari unit penelitian AI milik sebuah dana lindung nilai China pada April 2023 lalu dan berfokus pada model bahasa besar dan mencapai kecerdasan umum buatan, atau AGI, cabang AI yang menyamai atau melampaui kecerdasan manusia dalam berbagai tugas, yang menurut OpenAI dan para pesaingnya tengah mereka kejar dengan cepat.

Kehebohan seputar DeepSeek khususnya mulai menyebar minggu lalu, ketika perusahaan rintisan itu merilis R1, model penalarannya yang menyaingi o1 milik OpenAI.

Model ini bersifat sumber terbuka, artinya pengembang AI mana pun bisa menggunakannya, dan telah meroket ke puncak toko aplikasi dan  papan peringkat industri , dengan pengguna memuji kinerja dan kemampuan penalarannya.

Model-model startup tersebut secara khusus dibuat meskipun AS  membatasi ekspor chip  ke China tiga kali dalam tiga tahun. Perkiraan berbeda-beda mengenai berapa tepatnya biaya DeepSeek R1, atau berapa banyak GPU yang digunakan di dalamnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES