Tekno

Unik! Spesies Baru Cecak Jarilengkung Diberi Nama Pecel Madiun

Rabu, 12 Maret 2025 - 12:16 | 60.28k
Cecak jarilengkung Jawa baru yang diberi nama Cyrtodactylus pecelmadiun. (ANTARA/HO-BRIN)
Cecak jarilengkung Jawa baru yang diberi nama Cyrtodactylus pecelmadiun. (ANTARA/HO-BRIN)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kembali mengidentifikasi spesies baru Cecak Jarilengkung (Genus Cyrtodactylus) di Jawa Timur. Spesies ini diberi nama Cyrtodactylus pecelmadiun, terinspirasi dari kuliner khas Madiun, pecel.

Menurut Awal Riyanto, Peneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, spesies ini ditemukan di lingkungan perkotaan dan pedesaan, seperti di tanggul jembatan, tumpukan genteng, serta area kebun yang berdekatan dengan pemukiman.

Advertisement

"Kami ingin memperkenalkan kekayaan kuliner Nusantara melalui sains, sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya saat mendeskripsikan Cyrtodactylus papeda dari Pulau Obi dan Cyrtodactylus tehetehe dari Kepulauan Derawan," ungkap Awal.

Ciri Morfologi dan Habitat

Secara fisik, Cyrtodactylus pecelmadiun memiliki warna dasar cokelat kehitaman. Panjang tubuh jantan dewasa bisa mencapai 67,2 mm, sedangkan betina sekitar 59,0 mm.

Spesies ini memiliki pola khas pada tubuhnya, seperti 18–20 baris tuberkular dorsal yang tersusun tidak beraturan di bagian tengah tubuh, 26–28 baris tuberkular dari ketiak hingga selangkangan, serta 28–34 baris sisik pada bagian perut. Pada individu jantan, terdapat ceruk precloacal dengan 32–37 pori precloacofemoral, sedangkan bagian subkaudalnya tidak memiliki sisik lebar.

Dari pengamatan tim peneliti, spesies ini cenderung memiliki karakter sebagai penghuni habitat yang fleksibel. Mereka biasanya ditemukan tidak lebih dari 40 cm di atas permukaan tanah dan kerap berada di area yang berdekatan dengan aktivitas manusia.

Kedekatan Genetik dan Signifikansi Ilmiah

Secara filogenetik, Cyrtodactylus pecelmadiun memiliki hubungan dekat dengan Cyrtodactylus petani, dengan perbedaan genetik berkisar antara 0,1 hingga 1,6 persen. Spesies ini juga menjadi spesimen kedua dari grup darmandvillei yang ditemukan di Jawa, setelah Cyrtodactylus petani, yang populasinya melimpah di kawasan Sunda Kecil.

Di Pulau Jawa, genus Cyrtodactylus umumnya terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu grup darmandvillei dan marmoratus, yang masing-masing terdiri dari spesies kompleks. Penemuan spesies baru ini semakin memperkuat pentingnya eksplorasi lebih lanjut untuk mengungkap keanekaragaman tersembunyi (hidden diversity) dari Cyrtodactylus di Jawa.

"Hasil penelitian ini menjadi pijakan penting dalam memahami lebih dalam keanekaragaman hayati di Indonesia dan mendorong penelitian lanjutan untuk mengidentifikasi spesies yang belum terdokumentasi," jelas Awal.

Sebagai informasi, spesies Cyrtodactylus pertama yang dideskripsikan dari Jawa adalah Cyrtodactylus marmoratus, yang diklasifikasikan oleh Gray pada tahun 1831 berdasarkan spesimen yang dikoleksi oleh Heinrich Kuhl dan Johan Conrad van Hasselt. Saat ini, spesimen tersebut disimpan di Museum Naturalis, Belanda.

Hasil riset mengenai Cyrtodactylus pecelmadiun telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Zootaxa pada 16 Januari 2025. Publikasi ini menjadi referensi penting bagi studi taksonomi serta upaya konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES