
TIMESINDONESIA, JAKARTA – WhatsApp mengumumkan bahwa mereka akan mulai menampilkan iklan di sebagian fitur aplikasinya.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi Meta Platforms, induk perusahaan WhatsApp, untuk menciptakan sumber pendapatan baru dari miliaran pengguna layanan pesan instan tersebut.
Advertisement
Iklan hanya akan muncul di tab "Pembaruan" (Updates) — fitur yang digunakan oleh sekitar 1,5 miliar orang setiap harinya. Pengguna tidak akan melihat iklan di ruang percakapan pribadi mereka, menurut pengembang aplikasi.
“Pengalaman berkirim pesan secara pribadi di WhatsApp tidak akan berubah. Pesan pribadi, panggilan, dan status tetap terenkripsi end-to-end dan tidak akan digunakan untuk menampilkan iklan,” tulis WhatsApp dalam sebuah unggahan blog resmi, Senin (17/6/2025).
Perubahan ini tergolong besar bagi WhatsApp, mengingat sejak awal berdiri pada 2009, para pendirinya Jan Koum dan Brian Acton berkomitmen menjaga platform tetap bebas dari iklan.
WhatsApp diakuisisi oleh Facebook (kini Meta) pada tahun 2014. Beberapa tahun kemudian, kedua pendirinya hengkang dari perusahaan. Sejak itu, Meta terus mencari cara untuk menghasilkan keuntungan dari aplikasi tersebut.
WhatsApp menyebutkan bahwa iklan akan ditargetkan kepada pengguna berdasarkan sejumlah informasi seperti usia, lokasi (negara atau kota), bahasa yang digunakan, kanal yang mereka ikuti di dalam aplikasi, serta bagaimana mereka berinteraksi dengan iklan sebelumnya.
Namun, perusahaan menegaskan bahwa mereka tidak akan menggunakan isi pesan pribadi, panggilan, maupun grup yang diikuti pengguna untuk menargetkan iklan.
Iklan ini merupakan salah satu dari tiga fitur baru yang diumumkan WhatsApp pada hari yang sama dalam upaya mereka memonetisasi basis pengguna yang sangat besar. Dua fitur lainnya adalah:
-
Kanal (Channels) kini bisa menarik biaya langganan bulanan dari pengguna untuk mendapatkan konten eksklusif.
-
Pemilik bisnis dapat membayar untuk mempromosikan kanal mereka agar lebih mudah ditemukan oleh pengguna baru.
Saat ini, sebagian besar pendapatan Meta masih berasal dari iklan. Pada tahun 2025, perusahaan yang berbasis di Menlo Park, California ini mencatat pendapatan sebesar $164,5 miliar, dengan $160,6 miliar di antaranya berasal dari sektor periklanan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |