Wisata

Jaranan Buto Banyuwangi Pukau Warga Malaysia

Rabu, 16 Maret 2016 - 14:52 | 147.14k
Penari jaranan buto '‘Turonggo Yakso Sekar Wangi' memukau pengunjung Putrajaya International Hot Air Balloon Fiesta (PIHABF) di Presint 2 Putrajaya, Malaysia. (Foto: Syamsul Arifin/ BanyuwangiTIMES)
Penari jaranan buto '‘Turonggo Yakso Sekar Wangi' memukau pengunjung Putrajaya International Hot Air Balloon Fiesta (PIHABF) di Presint 2 Putrajaya, Malaysia. (Foto: Syamsul Arifin/ BanyuwangiTIMES)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Lagi-lagi aksi seniman asal Banyuwangi mampu menggaungkan nama Indonesia di negara tetangga. Mereka adalah kelompok jaranan buto ‘Turonggo Yakso Sekar Wangi’ besutan Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) Malaysia.

Dengan menampilkan tiga sesi pertunjukan, mulai tarian, kucingan dan barongan, kelompok ini mampu memukau pengunjung Putrajaya International Hot Air Balloon Fiesta (PIHABF) di Presint 2 Putrajaya, Malaysia.

Advertisement

Koordinator Jaranan Buto  ‘Turonggo Yakso Sekar Wangi’ Ika Wangi Malaysia, Irzal Maryanto Ashaby menjelaskan, selain memeragakan seni tari asli bumi Blambangan, pihaknya juga memperkenalkan apa itu jaranan buto dalam bahasa Inggris. Tujuannya, agar masyarakat negeri Jiran bisa mengenal lebih dekat dengan kesenian Indonesia.

“Apalagi dalam gerakan tari jaran buto juga menggambarkan keperkasaan dan semangat masyarakat Banyuwangi,” katanya, Rabu (16/3/2016).

Dalam sesi kucingan, sambungnya, melambangkan bahwa jagat raya bukan hanya dihuni oleh manusia saja. Tapi juga ada hewan dan tumbuhan, artinya manusia harus menjadi pelopor dalam menjaga kelestarian. Sedang sesi barongan, merupakan isyarat bahwa manusia harus bisa menjadi pemimpin yang bijaksana, tegas serta tidak membeda-bedakan namun tetap mengutamakan kasih sayang.

“Semoga dengan tampilnya Jaranan Buto khas Banyuwangi dalam festival ini, bisa mempromosikan pariwisata Indonesia, khususnya Banyuwangi di kancah internasional,” cetus Irzal Maryanto Ashaby.

Ketua kesenian jaranan buto ‘Turonggo Yakso­ Sekar Wangi, Ahmad Aziz, berharap kesenian khas Banyuwangi tidak lekang dan memudar di kalangan para WNI di Malaysia. Terutama mereka yang asli dari Banyuwangi.

“Sebagai putra daerah Banyuwangi yang berada di Malaysia, saya merasa bertanggung jawab untuk melestarikan kesenian, sehingga bisa dicintai para generasi muda,” ucapnya.

Rencananya, kebolehan para penari jaranan buto yang notabene penduduk Banyuwangi, akan terus digeber secara berkala. Dengan lebih sering dipertontonkan, diharapkan gaung seni jaranan bisa lebih meluas di negara perantauan Malaysia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES