
TIMESINDONESIA, BLITAR – Apa kabar paralayang Blitar? Setelah hampir satu tahun tidak terdengar kabarnya, paralayang di Blitar yang sempat menghebohkan, ternyata kini sedang bersiap diri untuk melanjutkan program pengembangan wisata.
Menurut pengelola paralayang, Febri Asmoro, hingga saat ini, akses jalan menuju puncak Gunung Pegat terus diperbaiki. Akses jalan tersebut berada di Desa Kawedusan Kecamatan Ponggok.
Advertisement
“Insyallah sebelum puasa jalur ke puncak Gunung Pegat sudah selesai, sehingga paralayang bisa diterbangkan lagi.” Kata Febri kepada BLITARTIMES memulai pembicaraan, Jumat (6/5/2016).
Lanjut dia, saat ini jalan menuju puncak lewat desa Kawedusan Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar sedang ‘dibabad’ oleh warga secara swadaya, dengan jumlah sekitar 20 orang.
Sejauh ini, kurang lebih 100 meter jalan yang sudah dibuka, sehingga diperkirakan masih butuh sekitar 600 meter lagi hingga mencapai puncak.
Batu cadas dan lereng yang terjal menjadi hambatan tersendiri bagi tim. Terlebih hujan juga menjadi hambatan tersendiri yang menyebabkan jalan menjadi sangat licin.
“Bukan pekerjaan mudah membabad semak belukar, apalagi posisinya dilereng gunung. Namun Alhamdulillah berkat kegigihan dan kerja keras teman-teman, lambat laun jalan tersebut terbuka, bisa dilewati. Meskipun tidak bisa cepat namun kami yakin maksimal 2 minggu lagi semuanya selesai,” lanjutnya.
“Sebenarnya ada 3 jalur yang bisa dilalui untuk menuju puncak, namun jalur yang paling landai dan tidak curam ya lewat Desa Kawedusan ini. Sementara 2 jalur yang lain bisa kita pakai untuk extreme advanture.”
Jika sudah bisa dilalui dengan sepeda motor, wisata paralayang tersebut akan segera dibuka dengan membuat paket-paket wisata dengan harga relatif murah.
Meski belum resmi dibuka, namun Febri mengaku banyak pihak yang sudah mengantri untuk terbang tandem (terbang bersama).
“Meski belum dibuka sudah banyak yang antri mas. Alhamdulillah ini adalah wujud kebersamaan kita mulai dari warga, perangkat desa, tokoh masyarakat, DPRD terutama komisi IV dan pemerintah, yang secara terus menerus bahu membahu bekerja tanpa kenal lelah. Kami sangat bangga atas capaian ini,” tandasnya.
Febri pun berharap agar seluruh pihak terus solid untuk mewujudkan olah raga aero sport di Gunung Pegat tersebut. Apalagi tahun 2017 akan digelar lomba paralayang tingkat internasional.
“Banyak pengalaman dari pengelolaan pariwata yang sebetulnya asetnya sangat menjual, namun pelakunya tidak kompak. Kami sangat tidak ingin hal tersebut terjadi disini. Semoga kompak selamanya. Apalagi tahun 2017 ada perlombaan tingkat internasional. Kita punya peluang besar untuk menjadi tuan rumah,” pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |