Candi Jabung, Jejak Kerajaan Majapahit di Probolinggo

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Anda pernah berwisata ke Candi Jabung? Meski tidak setenar candi Trowulan, Borobudur atau Prambanan, candi masih menunjukkan kemegahan dan karismanya masa lalu yang memikat para wisatawan.
Candi Jabung terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Meski berada di pelosok, candi ini merupakan destinasi wisata tak pernah surut dari pengunjung.
Advertisement
seperti apa sejarah Candi Jabung ini? Berikut TIMES Indonesia rangkum dari berbagai sumber.
Candi Jabung dibangun pada tahun 1354 masehi, pada masa kebesaran Kerajaan Majapahit. Dalam kitab Nagara Kertagama, Candi Jabung dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk pada tahun 1359 Masehi.
Berdasarkan dari kitab Pararaton, Candi ini diperkirakan dibangun untuk tempat pemakaman Bhra Gundul salah seorang keluarga Raja.

“Situs Candi Jabung terdiri dari dua bangunan yang terdiri atas satu bangunan utama dan satu bangunan yang lebih kecil. Yang menarik adalah material bangunan candi yang berupa batu bata merah berkualitas tinggi yang kemudian diukir dalam bentuk relief. Struktur bangunan candi yang hanya dari bata merah ini mampu bertahan ratusan tahun,” ujar Sidik Widjanarko, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan, Kabupaten Probolinggo, Jumat (1/12/2017).
Candi utama ini terbuat dari batu merah dengan ukuran panjang 13,11 meter, lebar 9,58 meter dan tinggi 15,58 meter. Ditinjau dari sudut arsitektur Candi Jabung sangat menarik, karena bagian tubuhnya berbentuk bulat (silinder) yang berdiri di atas bagian kaki Candi bertingkat tiga berbentuk persegi.
Sedangkan bagian atapnya berbentuk stupa. Letak pintu bilik Candi berada disebelah barat, maka Candi Jabung menghadap ke barat.
“Di sebelah barat daya halaman candi utama terdapat bangunan candi yang lebih kecil. Fungsinya sebagai pelengkap bangunan induk Candi Jabung. Candi ini juga terbuat dari bahan batu bata merah. Bangunan candi tersebut berukuran tiap-tiap sisi 2.55 meter dan tinggi 6 meter,”urai Sidik.
Di Candi Jabung ini, belum ada tarif resmi atau tiket masuk untuk mengunjungi candi. Pengunjung yang datang bisa langsung masuk ke halaman Candi setelah sebelumnya melapor kepada petugas yang menjaga lokasi Candi dan mengisi buku tamu.
Di sekitar Candi Jabung banyak sekali dijumpai pohon Maja dengan buahnya yang berwarna hijau, berukuran sebesar melon, dan rasanya yang pahit. Jadi teringat asal-usul dan arti nama Majapahit, yaitu buah Maja yang pahit.
“Di lokasi Candi Jabung, pengunjung bisa mengetahui sejarah seluk beluk Candi Jabung dari informasi yang terpampang di papan informasi di depan candi,” terangnya.
Pada tahun 1978, kondisi candi tak terurus, seluruh bangunan ditumbuhi pohon dan rumput liar. Baru pada tahun 1980 Pemkab Probolinggo melakukan pemugaran untuk merenovasi dan menggantikan bagian yang rusak. Renovasi atau pemugaran ini selesai pada tahun 1987 dan Candi Jabung kembali bisa dinikmati wisatawan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rochmat Shobirin |