Wisata

Puluhan Tahun Jadi Pengukir, Karya Ragum Diminati Wisatawan Mancanegara

Kamis, 23 Agustus 2018 - 18:32 | 237.14k
Ragum saat memahat kayu di depan Art Shopnya. Bertempat di Pantai Mertasari Denpasar Selatan. Kamis (23/8/2018). (FOTO: Khadafi/TIMES Indonesia)
Ragum saat memahat kayu di depan Art Shopnya. Bertempat di Pantai Mertasari Denpasar Selatan. Kamis (23/8/2018). (FOTO: Khadafi/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, DENPASAR – Di sepanjang jalan berpaving di Pantai Mertasari, Denpasar Selatan, berderet puluhan Art Shop yang menjajakan baju atau kerajinan khas Bali. Diujung paling timur, diantara deretan toko, terdapat sebuah Art Shop yang berukuran sekitar 3x4 meter yang hanya menjual kerajinan Wood Carving atau kerajinan ukiran kayu khas Bali. Ia adalah karya dari Ragum (50), yang sudah puluhan tahu jadi pengukir.

Sore itu, pria paru baya itu, sedang serius memahat di depan Art Shop miliknya yang tanpa nama itu. Ia sedang bekerja memahat batang kayu untuk membuat Patung Siwa.

Advertisement

Pengukir-bali-2.jpg

Sesekali ia berhenti memahat kayu yang belum berbentuk sempurna. Lalu, memandang laut dan mengisap rokok filternya.

Tak sampai hitungan menit, ia kembali mengambil palu dan alat pahatnya kemudian melanjutkan pahatannya.

"Saya sudah sejak umur 15 tahun kerja memahat dan mengukir kayu. Saya tahu kerja ini dari orang tua, sudah turun-temurun," aku pria asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali, Kamis (23/8/2018).

Pengukir-bali-3.jpg

Ragum sudah puluhan tahun menekuni sebagai pengerajin ukiran kayu. Hari-harinya, ia habiskan untuk memahat dan mengukir kayu.

Sementara, untuk hasil karyanya sudah tak terhitung, hal itu bisa dilihat di dalam Art Shop-nya, ribuan karyanya yang dipajang dan digantung dengan rapi.

Jika melihat hasil karyanya pun beraneka ragam bentuk, mulai dari ukiran Patung Budha, Patung Garuda Wisnu Kencana, hingga yang berbentuk binatang, seperti burung Garuda, Naga, Komodo dan masih banyak lainnya.

Pengukir-bali-4.jpg

"Kalau yang saya buat sudah tidak tahu ada berapa, sudah banyak. Saya bikin saja buat koleksi kesenian saya. Kalau bahan kayunya saya dapat dari Bali. Ada kayu Mahoni, Jati dan banyak juga kayu yang lain," imbuhnya.

Dari ceita Ragum, untuk proses ukiran kayunya, awalnya ia memahat sesuai dengan bentuk yang ingin dibuatnya. Selanjutnya setelah terbentuk, ia mulai mengukir agar terlihat jelas patung tersebut.

Usai diukir, patung tersebut dihalusin agar serat kayu yang kasar menjadi halus dan proses terakhir disemir mengkilat.

Dalam sebulan, Ragum bisa membuat kesenian ukirnya sebanyak 5 buah. Namun, jika membuat patung Garuda Wisnu Kencana atau patung lainnya itu lebih lama karena proses mengukirnya yang lumayan sulit.

"Kalau barang-baranya tidak rumit seperti buat binatang iya bisa tiga hari baru selesai. Kalau yang lainnya seperti patung unik bisa sebulan baru dapat 5 buah," ujar Ragum.

Dalam setiap harinya, hasil karya Ragum yang dipajang dalam Art Shopnya ada saja para turis yang tertarik untuk membelinya.

Untuk kisaran harga karya seni ukirnya bervariasi. Mulai dari harga Rp 200 ribu sampai Rp 6 juta. Tergantung ukuran kecil besarnya dan unik atau rumitnya ukiran tersebut.

"Kalau peminatnya ada saja dari bule-bule itu. Iya wisatawan dari Jerman, Australia Inggris. Kalau bule Belanda itu, sukanya patung Budha kalau bule Perancis suka beli bentuk binatang seperti Komodo," tutupnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Bali

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES