Wisata

Wisata Sendang Tawun, Ngawi: Indah dan Penuh Nuansa Religi

Sabtu, 05 Januari 2019 - 22:55 | 459.52k
Tradisi Keduk Beji di waduk Tawun Ngawi.(FOTO: Andrian Febri TH/Times Indonesia)
Tradisi Keduk Beji di waduk Tawun Ngawi.(FOTO: Andrian Febri TH/Times Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, NGAWI – Bagi anda pecinta yang suka jalan-jalan, jangan lupa singgah di Ngawi. Banyak obyek wisata alam yang disuguhkan oleh Ngawi, Bumi Orek-orek ini. Destinasi wisata alam Sendang Tawun yang berada di  Desa Tawun, Kecamatan Kasreman, Kabupaten Ngawi bisa menjadi alternatif keluarga untuk memanjakan putra-putri anda di saat liburan.

Sendang Tawun adalah salah satu obyek wisata pemandian yang sudah sejak lama berada di Ngawi. Usia Sendang Tawun ini sudah ratusan tahun. Masyarakat di sekitarnya memiliki adat istiadat yang tetap dipegang teguh sampai saat ini. 

Advertisement

Salah satunya, pemandian Tawun saat ini tengah melaksanakan bersih sumber air, kegiatan adat ini terkenal dengan istilah Keduk Beji. Ritual tahunan budaya Keduk Beji digelar secara turun temurun oleh warga sekitar dan selalu dikemas berbeda dari tahun–tahun sebelumnya. 

Salah satu budaya asli Bumi Orek-orek Kabupaten Ngawi ini terlihat makin diminati para pengunjung untuk melihatnya. Tradisi Keduk Beji dari berbagai sumber yang ada, memang menyebutkan selalu digelar pada hari Selasa Kliwon atau yang biasa digelar setiap masa panen raya selesai.

Ritual itu digelar sebagai sarana penghormatan kepada Eyang Ludro Joyo atas sumber penghidupan Keduk Beji. Prosesi upacara adat ini diawali dengan ratusan warga Desa Tawun yang berkumpul di sumber berukuran 20 x 30 meter. 

Ritual dimulai dengan melakukan pengerukan atau pembersihan kotoran dengan mengambil sampah dan daun-daun yang mengotori sumber mata air Beji yang berada di Desa Tawun.

Menurut Sunarto, perangkat desa Kasreman, inti dari ritual Keduk Beji terletak pada penyilepan atau penyimpanan kendi yang berisi air legen di pusat sumber air Beji. 

Pusat sumber tersebut terdapat di dalam gua yang terdapat di dalam sumber Beji sendiri. Ritual ini berawal dari (legenda) warisan Eyang Ludro Joyo yang dulu pernah bertapa di Sumber Beji untuk mencari ketenangan dan kesejahteraan hidup.

Setelah bertapa lama, tepat di hari Selasa Kliwon, jasad Eyang Ludro Joyo dipercaya hilang dan timbulah air sumber ini. 

Ritual pengedukan atau pembersihan kotoran di dalam sumber Beji ini dilakukan oleh seluruh pemuda desa. Mereka terjun ke air sumber untuk mengambil sampah dan daun-daun yang mengotori kolam dalam setahun terakhir.

Tidak hanya bercerita tentang religi dan kebudayaan, di pemandian wisata alam Sendang Tawun juga menyuguhkan puluhan binatang kura-kura sejenis bulus yang hidup di beberapa kolam.

"Memang ada banyak (bulus) di kolam. Tapi, biasanya kalau kita butuh malah jarang muncul bersamaan. Tapi kalau pas orang ndak terlalu butuh melihat bulus (sebutan penyu), biasanya ada puluhan di pinggir kolam penangkaran," jelas Sunarto, perangkat desa Kasreman. 

Bulus di pemandian Sendang Tawun sedikit memiliki ciri berbeda, yakni tempurungnya berwarna hitam dengan variasi warna kuning.

Pemandian Sendang Tawun yang diresmikan tahun 1952 ini, kini jadi destinasi wisata ini ramai dikunjungi wisatawan, terutama saat Sabtu dan Minggu. Terlebih lagi, sekarang Pemkab Ngawi getol dengan perbaikan serta eksplorasi destinasi wisata yang ada guna mewujudkan Ngawi Visit Year. 

Untuk masuk pemandian Sendang Tawun, tak mahal, hanya Rp 5.000 per orang baik anak maupun dewasa. Pengunjung sudah bisa berenang dan menikmati pemandangan alam salah satu destinasi wisata Kabupaten Ngawi, Bumi Orek-rek. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES