Wisata

Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Cirebon, Bentuk Nyata Toleransi Beragama

Senin, 13 Mei 2019 - 12:06 | 711.84k
Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Cirebon. (FOTO: Kota Cirebon)
Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Cirebon. (FOTO: Kota Cirebon)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, CIREBON – Toleransi antar umat beragama di Indonesia sudah tercipta sejak dulu. Hal itu terbukti dari pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa Kasepuhan Cirebon dan Klenteng Jamblang.

Raffan S Hasyim seorang filolog dari Cirebon mengisahkan ihwal pembangunan masjid ini. "Salah satu pilar atau tiang kayu dari perencanaan pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa ini dibuat untuk membangun Klenteng," kata Opan seperti dikutip dari liputan6.com.

Advertisement

Lebih lanjut ia menceritakan masjid yang berdiri pada 1480 an itu dibangun beberapa waktu setelah Putri Ong Tien, istri Sunan Gunung Jati tiba. Kedatangan Putri Ong Tien dikawal oleh ribuan pengawal dari kerajaan di Cina.

Masjid-Agung-Sang-Cipta-Rasa.jpg

Namun tak semua pengawal Putri Ong Tien beragama Islam. Maka salah seorang pengawal Putri Ong Tien bernama Njo Kie Tjit memintakan izin kepada Sunan Gunung Jati Cirebon untuk membangun Klenteng.

"Sunan Gunung Jati dengan senang hati mengizinkan untuk pengawal Putri Ong Tien yang nonmuslim membangun Klenteng di Jamblang, bahkan memberikan salah satu pilar kayu (saka) dari perencanaan pembangunan masjid untuk membangun Klenteng dalam waktu bersamaan," jelasnya.

Sunan Kalijaga turut andil dalam pembangunan masjid Agung Sang Cipta Rasa bingung saat kehilangan satu tiang penyannga kayu atau saka. Namun salah satu pengawal Putri Ong Tieng yang ikut membangun masjid menjelaskan yang terjadi kepada Sunan Kalijaga.

Masjid-Agung-Sang-Cipta-Ras.jpg

Akhirnya Sunan Kalijaga berinisiatif mengganti saka tersebut dari tatal (sisa kayu). Pekerja mengumpulkan tatal dan digabung hingga menjadi tiang penyangga yang kokoh. Hingga saat ini 'saka tatal' menjadi ikon dari masjid Agung Sang Cipta Rasa.

Sementara itu Asmuni salah satu anggota DKM Masjid Agung Sang Cipta Rasa, menjelaskan semua komponen dari masjid ini masih asli. Mulai dari pondasi bangunan seperti batu bata, tiang penyangga dan batu bata di bagian bangunan tengah masih asli.

“Semuanya masih orisinil. Murni bahannya, tanpa renovasi dan campuran. Hal tersebut merupakan identitas yang menjadi ciri khas masjid ini,” ungkapnya.

Warga Cirebon sangat membanggakan Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Masjid yang terletak di alun-alun Keraton Kasepuhan Cirebon ini juga kerap disebut Masjid Merah, itu karena cat  masjid ini didominasi wana merah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES