Wisata

Desa Wisata Kaki Langit Yogyakarta Tawarkan Pesona Tempo Dulu

Rabu, 04 September 2019 - 16:22 | 1.06m
Suasana Pasar Semi Tempo Dulu yang ada di Obyek Wisata Kaki Langit Dusun Cempuk Desa Mangunan Kabupaten Bantul DIY. (FOTO: Akid Labiq Fililmi/TIMES Indonesia)
Suasana Pasar Semi Tempo Dulu yang ada di Obyek Wisata Kaki Langit Dusun Cempuk Desa Mangunan Kabupaten Bantul DIY. (FOTO: Akid Labiq Fililmi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Obyek wisata Kaki Langit kini diburu para pelancong. Baik dalam maupun luar negeri. Ya, obyek wisata yang lokasinya tak jauh dari Hutan Pinus ini menawarkan suasana tempo dulu (jaman dahulu), berbagai arena hiburan, dan spot selfi menarik. Obyek wisata ini berada di Dusun Cempuk Desa Mangunan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Desa wisata yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat setempat ini menyuguhkan berbagai hiburan untuk menarik wisatawan. Seperti, Pasar Semi, homestay dengan konsep rumah tradisional limasan,  dan beberapa produk kesenian khas Budaya Langit.

“Pasar Semi merupakan sebuah atraksi kuliner yang menyediakan jajanan tradisonal seperti  wedang uwoh, lotek, dan tiwul. Dinamai Pasar Semi karena hanya ada pada hari Sabtu dan Minggu. Pasar ini mulai buka pukul 06.00-12.00,” kata Sumijan, seorang pengelola obyek wisata Kaki Langit kepada TIMES Indonesia.

Pasar-Semi-Tempo-Dulu-2.jpgSuasana Pasar Semi Tempo Dulu yang ada di Obyek Wisata Kaki Langit Dusun Cempuk Desa Mangunan Kabupaten Bantul DIY. (FOTO: Akid Labiq Fililmi/TIMES Indonesia)

Menurutnya, Pasar Semi sangat popular di kalangan wisatawan. Bahkan, isteri mantan Ketua MPR RI Amien Rais kerap menyempatkan diri datang ke obyek wisata kangenan ini untuk sekadar sarapan.

“Di tempat wisata ini kami pengelola menawarkan tata cara belanja yang tergolong unik. Yaitu, wisatawan yang ingin belajar harus menukarkan uang dengan koin kayu yang kemudian dapat difungsikan sebagai mata uang untuk berbelanja di kawasan Pasar Semi,” terang Sumijan.

Hampir setiap hari terutama libur akhir pekan dan liburan panjang, homestay berkonsep limasan selalu ramai pengunjung. Bagi wisatawan yang ingin menginap di rumah lawasan ini cukup membayar Rp 400 ribu hingga Rp 600 ribu per malam. Rumah dapat ditempat sampai dengan 5 orang.

“Wisatawan yang menginap di sini juga bisa menikmati suasana alam yang sangat sejuk dan asri,” jelasnya.

Untuk memikat dan menambah kesan kepada para wisatawan, pengelola menampilkan hiburan tradisional yaitu gejok lesung, ketoprak dan karawitan. Hiburan rakyat itu dimainkan oleh warga setempat. “Wisatawan juga bisa ikut bermain bersama dengan warga,” terang Sumijan.

Pasar-Semi-Tempo-Dulu-3.jpg

Sumijan menerangkan, Desa Wisata Kaki Langit ini mulai eksis dan digandungi wisatawan baru 2017 lalu. Obyek wisata yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat ini diharapkan dapat mensejahterakan masyarakat setempat. Obyek wisata ini dirintis dengan semangat gotong royong dengan melibatkan masyarakat peduli lingkungan.

“Mengapa dinamai Kaki Langit. Artinya, Kaki kami ibaratkan sebagai langkah untuk maju ke depan. Sedangkan langit berarti ciptaan Tuhan yang tingginya tidak ada batasnya. Sehingga, kami memiliki harapan dan cita-cita harus maju kedepan untuk mencapai cita-cita yang setinggi langit,” papar Sumijan

Agar obyek wisata ini terkelola secara profesional, pengelola membagi delapan divisi. Yakni, Divisi Budaya Langit yang mengelola budaya dan seni, Rasa Langit mengelola kuliner, Atap Langit pengelola homestay, Karya Langit pengelola hasil kerajinan masyarakat, Langit Cerdas pengelola warisan leluhur, Langit Ilalang pengelola outbond, dan Langit Terjal pengelola wisata adrenalin.

“Asas gotong royong dipilih karena pengelola percaya bahwa dengan adanya budaya gotong royong dimasyarakat dapat memunculkan kesadaran bahwa pariwisata merupakan sebuah kesempatan agar desa mereka dapat berkembang,” terang Sumijan.

Nah, TIMES Lovers yang penasaran dengan kemolekan suasana tempo dulu bisa langsung dapat ke obyek wisata Kaki Langit yang ada di Dusun Cempuk, Mangunan, Bantul, Yogyakarta. Lokasinya, dapat ditempuh melalui jalur darat Kota Yogyakarta sekitar 1 jam dengan melalui Jalan Imogiri Timur atau melalui Kabupaten Gunungkidul. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES