
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tajug Gede Cilodong merupakan ikon baru di Purwakarta. Masjid ini berdiri di atas lahan seluas 10 hektare. Keunikan masjid ini adalah memiliki sembilan buah bedug.
Bedug adalah alat yang digunakan untuk menandakan tibanya waktu salat sebelum azan dikemundangkan.
Advertisement
Dedi Mulyadi, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Tajug Gede Cilodong Kabupaten Purwakarta menjelaskan bedug di TGC menunjukkan beberapa hal.
Pertama lambang dalam kehidupan manusia yang memiliki 9 tingkatan, dan kedua adalah menunjukan bahwa angka hanya ada 9.
"Kalau angka 10 dan seterusnya itu adalah perpaduan angka, paling tinggi yah angka 9," kata dia, seperti dikutip dari Republika.
Selain itu, lanjut Dedi angka 9 itu adalah simbol Wali Songo, penyebar agama Islam di tanah Jawa.
"Inilah kualitas-kualitas angka yang menjadi dasar kenapa di Tajug Gede Cilodong bedugnya ada 9, bahkan jumlah muazin juga ada 9 orang," kata mantan Bupati Purwakarta dua periode itu.
Tak itu saja, Dedi juga menyebut hadirnya Tajug Gede Cilodong digagas sejak dirinya masih menjabat bupati pada 2015 lalu.
"2016 peletakan batu pertama dan 2017 mulai dibangun," jelasnya.
Kini Tajug Gede Cilodong menjadi masjid yang paling populer di Purwakarta. Bahkan para pemudik biasanya mampir ke masjid ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |
Sumber | : TIMES Jakarta |