Wisata

Mengintip Keeksotisan Anggrek Biru di Pulau Waigeo

Kamis, 11 Juni 2020 - 14:11 | 156.45k
anggrek biru, bunga endemik Pulau Waigeo. (Foto: Yanuar Ishaq Dwi Cahyo/Fauna & Flora International-Indonesia Programme)
anggrek biru, bunga endemik Pulau Waigeo. (Foto: Yanuar Ishaq Dwi Cahyo/Fauna & Flora International-Indonesia Programme)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Keeksotisan anggrek membuat banyak orang jatuh cinta. Di Indonesia ada sekitar 5000 jenis anggrek, dan 60% diantaranya endemik (hanya ada di satu wilayah tertentu). Salah satuya anggrek biru yang endemik Pulau Waigeo, Papua Barat.

Anggrek ini memiliki kelopak berwarna biru yang sungguh menawan. 

Advertisement

Anggrek biru (Dendrobium azureum Schuit) ditemukan tahun 1938 oleh warga Inggris bernama Lucy Evelyn Cheesman. Ia melihat anggrek biru di sebuah pohon pada ketinggian 700 meter dari permukaan laut.

Lucy pun membawanya sebagai spesimen dengan menuliskan keterangan “Anggrek Dendrobium, tumbuh di pohon, berwarna biru tua”. Spesimen tersebut kemudian diserahkan ke museum di London. Hasil jelajahnya, ia tuliskan dalam buku “Six Legged Snakes in New Guinea”.

BKSDA Papua Barat melakukan ekspedisi pencarian anggrek biru. Hasilnya memang anggrek biru yang eksotis itu memang ada di Pulau Waigeo. Tim ekspedisi menemukannya juga pada ketinggian 700 meter diatas permukaan laut. 

Hal itu sebenarnya tak mengherankan, sebab hutan di Pulau Waigeo Papua Barat memang masih sangat terjaga kelestariannya. Pohon besar dari jenis Vatica rassak, Pometia pinnata, dan Ficus sp. tumbuh kokoh di sana. Pohon menjadi tempat tumbuh anggrek. 

Diketahui anggrek adalah tumbuhan epifit yaitu mengembangkan akar sukulen dan melekat pada batang pohon lain, dengan tidak merugikan pohon inang. Namun begitu, dapat tumbuh terestrial di tanah atau humus daun.


Budi Mulyanto, (Plt) Kepala Balai Besar KSDA Papua Barat selain anggrek biru ada sekitar 128 jenis anggrek yang telah diidentifikasi. "Kekayaan anggrek menjadi salah satu dasar penunjukan Waigeo sebagai cagar alam. Anggrek identitasnya Raja Ampat,” jelasnya, seperti dikutip dari mongabay.co.id


Sementara itu Yanuar Ishaq Dwi Cahyo, koordinator dari Global Tree Campaign, Fauna & Flora International – Indonesia Programme yang juga bagian tim dari ekspedisi menjelaskan, tim menemukan anggrek biru di ketinggian 700 meter dari permukaan laut. Sama yang ditemukan Lucy.

“Saat kami temukan, berada di pohon-pohon suku Lauraceae, Ericaceae, Dilleniaceae, dan Elaeocarpaceae. Anggrek ini mekar bersama jenis lain yaitu jenis Appendicula sp., Bulbophyllum cylindrobulbum Schltr, Coelogyne veitchii Rolfe, dan Mediocalcar uniflorum Schltr,” terangnya, baru-baru ini.

Yanuar menambahkan, bunga ini hanya mekar selama satu pekan saja. Ia juga mengatakan anggrek biru memiliki persebaran terbatas di Pulau Waigeo saja.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES