Wisata

7 Fakta Keistimewaan Lampung, Indahnya Tapis Lampung hingga Nuwo Sesat

Rabu, 22 Juli 2020 - 13:36 | 1.03m
Rumah adat lampung. (FOTO: Antaranews.com)
Rumah adat lampung. (FOTO: Antaranews.com)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, LAMPUNGProvinsi Lampung menjadi provinsi yang sangat terkenal di dunia. Selain menawarkan tempat wisata yang menarik Lampung juga memiliki keunikan yang layak untuk diketahui. Mulai sebagai provinsi Konservasi Gajah dan dikenal dengan hidangan lezatnya Seruit. Selain itu ada 7 keistimewaan dari provinsi Lampung yang layak untuk menjadi salah satu tempat wisata. 

1. Begawi Cakak Pepadun

Begawi.jpgBegawi. (FOTO: R.Rara Pratama)

Advertisement

Begawi Cakak Pepadun merupakan upacara adat masyarakat Lampung untuk memberikan gelar adat kepada masyarakat etnis atau suku bangsa Lampung yang melaksanakan begawi dari kelompok adat Lampung Pepadun.

Istilah Pepadun sendiri berasal dari nama salah satu perangkat yang digunakan dalam begawi, yaitu singgasana dari kayu yang menyimbolkan suatu status sosial dalam keluarga. Sementara itu, begawi dapat diartikan sebagai "suatu pekerjaan" atau "membuat gawi".

Bagi masyarakat Lampung Pepadun, begawi cakak pepadun sifatnya wajib dilakukan oleh seseorang sebelum menyandang hak untuk menduduki posisi penyimbang yang dilakukan oleh lembaga perwatin adat.

Upacara begawi cakak pepadun sekaligus menjadi penanda perbedaan kebudayaan antara masyarakat Lampung Pepadun yang mendiami wilayah tengah dan Lampung Saibatin yang mendiami daerah pesisir Lampung.

Upacara adat besar yang disertai pemberian gelar atau juluk adok memang menjadi ciri khas dari adat Lampung Pepadun. Setiap orang memiliki kesempatan untuk melakukan peningkatan status adatnya dengan melakukan upacara ini.

Dengan harus membayar sejumlah uang dan kerbau tergantung dari seberapa tinggi peningkatan status adat yang diinginkan, jika status adat yang diinginkan semakin tinggi, maka uang dan kerbau yang harus diserahkan jumlahnya juga semakin banyak.

2. Tapis Lampung

Tapis-Lampung.jpgTapis Lampung. (FOTO: Tribun Lampung/ Okta Kusuma Jatha)

Kain Tapis Lampung merupakan salah satu jenis kerajinan tradisional masyarakat Lampung dalam menyesuaikan kehidupannya baik terhadap lingkungannya maupun Sang Pencipta Alam Semesta.

Oleh sebab itu, munculnya kain tapis ini ditempuh melalui tahap-tahap waktu yang mengarah kepada kesempurnaan teknik tenun, maupun cara-cara memberikan ragam hias yang sesuai dengan perkembangan kebudayaan masyarakat. Kain Tapis terbuat dari kain tenun yang berasal dari kapas. 

Kain ini kemudian dihiasi dengan berbagai motif yang dibuat dengan benang petak atau emas. Seperti batik maupun tenun, tapis memiliki ragam corak, mulai dari batik lampung hingga berbagai motif sulam khas daerah ini.

Kain tapis ini biasanya digunakan pada bagian pinggang ke bawah layaknya sarung oleh wanita suku Lampung. Namun, seiring perkembangan zaman, tapis juga bisa dikenakan sebagai selendang atau hiasan pada pakaian bagian atas.

Soal harga pun cukup beragam, tergantung kerumitan proses pembuatannya. Sebagai contoh, kain tapis yang disulam dengan tangan dibanderol dengan harga mulai Rp600 ribu.

Sementara kain yang dikerjakan dengan mesin, dibanderol dengan harga relatif murah, yakni mulai dari Rp150 ribu.

3. Taman Nasional Way Kambas

Taman-Way-Kambas.jpgTaman Way Kambas. (FOTO: newslampungterkini.com)

Taman Nasional Way Kambas (TNWK) adalah Taman Nasional Perlindungan gajah yang terletak di daerah Lampung tepatnya di Raja Basa Lama, Kecamatan Labuhan Ratu, Lampung Timur, Indonesia.

Taman Nasional Way Kambas terkenal sebagai tempat konservasi gajah sumatera yang merupakan hewan asli Pulau Sumatera.

Kawasan ini terdiri dari hutan air rawa dengan hamparan padang rumput, semak belukar, serta hutan pantai. Luas secara keseluruhan mencapai 125.000 hektar.

Taman Nasional Way Kambas juga merupakan sekolah gajah pertama di Indonesia sejak tahun 1985. 

Di Way Kambas juga tedapat International Rhino Foundation yang bertugas menjaga spesies badak agar tidak terancam punah.Way Kambas bukan hanya rumah bagi gajah sumatera, tetapi juga binatang yang dilindungi lain seperti beruang madu, badak sumatera, harimau ssumatera, rusa sambas, kijang, kucing emas, tapi juga beberapa hewan lain yang terancam punah.

Taman Nasional Way Kambas juga ditetapkan sebagai kawasan Taman Warisan ASEAN (ASEAN Heritage Park).

Penetapan ini menjadikan TNWK sebagai Taman Warisan ASEAN ke-4 di Indonesia atau ke-36 di Asia Tenggara.

Untuk para wisatan bisa mengujungi Taman Way Kampas setiap hari,di buka untuk umum mulai dari pukul 08.00-18.00 dengan harga tiket masuk seharga Rp 7.000/orang dan Rp 10.000 untuk kendaraan roda empat.Selain itu dapat menungangi gajah yang ada dengan membayar biaya retribusi sebesar Rp 20.000 untuk satu putaran yang berjarak 50-100 meter. Satu ekor gajah dapat dinaiki oleh 2 pengunjung dan 1 pawang.

4. Seruit 

Seruit.jpgSeruit (FOTO: lampungpro.com)

Hidangan Seruit Lampung yang sangat di gemari oleh Masyarakat lampung adat Pepadun dan menjadi makanan pokok mereka.Seruit ini berasal dari kata “nyeruit” yang bermakna melakukan kegiatan bersama-sama.

Seperti kebiasaan masyarakat Indonesia pada umumnya, Lampung juga merupakan masyarakat yang senang bersilaturahmi dan berkumpul bersama keluarga maupun tetangga.Seruit ini dihidangkan dalam acara adat, keagamaan, maupun acara pesta pernikahan. 

Olahan seruit ini terdiri  dari Sambal yang dicampur dengan Ikan Bakar berjenis ikan sungai seperti belida, layis, baung, dan lain sebagainya, ditambah dengan bagian dalam timun, terong bakar atau goreng serta tempoyak, yaitu durian yang telah difermentasi.Seluruh bahan di aduk dengan rata dengan sedikit guyuran kuah ikan Baung/Patin.

Jangan lupa hidangan pendamping seperti Pepes Ikan, tahu/tempe goreng, gulai taboh khas Lampung dan aneka jenis lalapan mentah maupun yang telah di rebus harus bersanding dengan olahan Seruit.

5. Sai Bumi Ruwa Juai

semboyan-lampung-sang-bumi-ruwa-jurai.jpgSemboyan lampung sang bumi ruwa jurai. (FOTO: wikipedia.com)

Masyarakat adat Lampung memiliki semboyan yang disebut "Sang Bumi Ruwa Jurai", artinya satu bumi dua aliran adat budaya.Kata sang bumi berasal dari sanga bumi, artinya se-bumi.

Sai Bumi Ruwa Jurai ini merupakan lagu daerah dari Provinsi Lampung. Lirik lagu berbahasa Lampung tersebut diciptakan oleh Syaiful Anwar.

Kalimat Sai Bumi Ruwa Jurai dalam bahasa Indonesia berarti “satu bumi dua macam.”

Satu bumi tersebut merujuk pada wilayah Provinsi Lampung yang membentang dari Danau Ranau (perbatasan Provinsi Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan) melewati Way Kanan (Kabupaten Way Kanan) hingga pantai Laut Jawa (terletak di sekitar pesisir Kabupaten Lampung Selatan) sebagaimana digambarkan melalui lagu tersebut.

Wilayah Provinsi Lampung berdasarkan lagu ini memiliki kekayaan sumber daya alam, terutama pada hasil lada dan cengkih. Sang bumi ruwa jurai juga merupakan simbol keragaman etnis dan budaya Lampung; sedangkan etnis pendatang tidak digolongkan sebagai jurai ke-3 dalam konsep ini.

Dalam simbol budaya Sang Bumi Ruwa Jurai tidak ada kategori ulun Lampung dan pendatang; ini tidak sesuai dengan pemahaman unsur-unsur piil pesenggiri, terutama unsur nemui-nyiman.

Justru kelompok pendatang diposisikan sebagai ulun Lampung pada kedua kelompok budaya itu, yaitu pepadun dan sebatin secara bebas dan terbuka, sesuai pilihan, teritorial pemukinan dan penetapan ke dalam warga adat.

6. Gunung Krakatau

Gunung-krakautau.jpgGunung krakautau. (FOTO: wikipedia.org)

Gunung Krakatau yang berada di Pulau Rakata tepatnya di Selat Sunda, Lampung Selatan menjadi salah satu gunung yang bersejarah.

Gunung Purba ini diceritakan dalam kitab Pedalangan Pustaka Raja Purwa merupakan kejadian yang berasal dari letusan Gunung Krakatau purba pada 416 masehi lalu.

Menurut Pustaka Raja Purwa, tinggi Gunung Krakatau purba ini mencapai 2.000 meter diatas permukaan laut dan lingkar pantainya mencapai 11 kilometer. Lalu setelah 200 tahun tertidur, gunung Krakatau kembali meletus dengan skala kecil pada tanggal 20 mei 1880 hingga 26 Agustus 1883.

Lalu pada tanggal 27 Agustus meletus hebat pada tahun 1883.Setelah 40 tahun kemudian tepatnya pada tahun 1927 muncul kembali gunung api yang bernama anak Gunung Krakatau.

Pertumbuhan anak Gunung Krakautau ini sangat cepat dan bisa meletus kapan saja.Namun sedikit ekstrim, Gunung Krakatau masih dijadikan tempat wisata yang menantang.

7. Nuwo Sesat

Nuwo-Sesat.jpgNuwo Sesat, Rumah adat Lampung (FOTO: tripadvisor)

Rumah adat Lampung yang disebut juga sebagai Nuwo Sesat. Nuwo Sesat memiliki fungsi sebagai tempat utama untuk pertemuan adat bagi para purwatin atau penyeimbang saat sedang mengadakan musyawarah adat.

Rumah adat Nuwo Sesat ini disebut juga sebagai Balai Agung.Secara fisiknya, Nuwo Sesat berbentuk rumah panggung bertiang dan sebagian besar dari rumah adat ini dibuat dengan menggunakan material papan kayu dan mempunyai pondasi yang berupa batu.

Pada awalnya, rumah Nuwo Sesat mempunyai atap yang berbahan dasar anyaman ilalang.

Namun, saat ini atapnya sudah digantikan dengan genting untuk menyesuaikan dengan perubahan zaman.

Tertarik untuk menikmati fakta keistimewaan Provinsi Lampung? Yuk segera luangkan waktu berlibur ke wilayah ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES