Wisata

7 Fakta Keistimewaan Jawa Barat, dari Observatorium Bosscha hingga Angklung

Senin, 10 Agustus 2020 - 13:06 | 644.36k
Observatorium Bosscha adalah tempat peneropongan bintang tertua  di Indonesia yang terletak sekitar 15 kilometer di utara Kota Bandung. (FOTO: Holamigo)
Observatorium Bosscha adalah tempat peneropongan bintang tertua  di Indonesia yang terletak sekitar 15 kilometer di utara Kota Bandung. (FOTO: Holamigo)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANDUNGJawa Barat merupakan provinsi dengan jumpah penduduk terpadat di Indonesia. Hal ini menjadikannya sebagai wilayah yang penuh potensial di banyak segi kehidupan. Jawa Barat terkenal dengan wisata alam yang eksotis serta kuliner yang menggugah selera. Namun di samping itu juga terdapat bangunan atau monumen yang memiliki nilai sejarah dan dapat dijadikan sebagai selingan destinasi wisata bagi wisatawan yang ingin ke Jawa Barat. Oleh karena itu, simak 7 keistimewaan provinsi Jawa Barat:

1. Observatorium Bosscha

Advertisement

Lan-Rasso.jpgTeleskop Zeiss | Image credit: Lan Rasso (FOTO: flickr.com)

Observatorium Bosscha adalah tempat peneropongan bintang tertua  di Indonesia yang terletak sekitar 15 kilometer di utara kota Bandung. Observatorium ini dulu didirikan oleh Nederlandsh-Indische Sterrenkundige Vereeniging (Perhimpunan Bintang Belanda) dengan nama Bosscha Sterrenwacht. Pada tahun 2004 Observatorium Bisscha ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh pemerintah. Saat ini observatorium Bosscha digunakan untuk penelitian astronomi bersama dengan mahasiswa Fakultas Matematika dan IPA dari Institut Teknologi Bandung (FMIPA ITB). Selain itu juga digunakan untuk pengamatan hilal dan terbuka untuk kunjungan publik. 

2. Waduk Jatiluhur 

Waduk Jatiluhur terletak di kabupaten Purwakarta dengan luas sekitar 4.500 km2 yang menjadikannya sebagai waduk terbesar di Indonesia. Dikutip dari wikipedia, waduk ini mulai dibangun pada tahun 1957 dengan peletakan batu pertama oleh Presiden Ir. Soekarno dan diresmikan oleh Presiden Soeharto. Waduk Jatiluhur memiliki panorama alam yang indah. Waduk Jatiluhur kini dikelola oleh Perum Jasa Tirta II yang dapat memproduksi tenaga listrik rata-rata 1.000 juta kwh tiap tahun dan difungsikan sebagai pengairan irigasi untuk 242.000 ha sawah dengan dua kali tanam pertahun. Selain itu budidaya ikan di waduk Jatiluhur juga dibuka untuk kunjungan wisata, sehingga wisatawan dapat memancing dan menikmati lezatnya ikan bakar sambil menyaksikan terbenamnya matahari. 

3. Kuliner Rujak Kangkung

Rujak identik dengan buah-buahan dan sayuran seperti mentimun, pepaya, nanas, mangga, dan kedondong. Namun di Jawa Barat ada rujak yang berbeda yaitu rujak kangkung. Rujak ini berbahan baku utama kangkung. Rujak kangkung ini dibuat dengan bumbu yang menggunakan asam jawa sehingga menghasilkan perpaduan rasa masam dan pedas. Kuliner unik ini berasal dari daerah Cibingbin, Kuningan. Rujak ini dijual dengan harga yang cukup murah meriah sekitar Rp 10.000 saja. Penikmat sayuran tentunya harus mencoba rujak kangkung ini. 

4. Memiliki Museum Geologi

Salah satu bangunan bersejarah di provinsi Jawa Barat adalah Museum Geologi yang berada di kota Bandung, tepatnya di dekat Gedung Sate, salah satu ikon kota Bandung. Museum Geologi Bandung dibuka untuk kegiatan study tour maupun kunjungan wisatawan biasa. Adapun koleksi yang terdapat di museum Geologi ini terdiri atas bebatuan, fosil, dan mineral. Pengunjung juga dapat mempelajari hal-hal yang berkaitan dengna pemanfaatan sumber daya, bencana alam, dan cara mengolah energi.  Harga tiket Museum Geologi terbilang cukup murah, yaitu Rp 2000 untuk pelajar, Rp 3000 untuk wisatwan lokal, dan Rp 10000 untuk wisatawan asing. Jam buka museum Geologi Bandung pada hari Senin-Kamis mulai dari jam 09.00 sampai 15.30 WIB dan buka mulai 09.00 sampai 13.30 pada hari Sabtu dan Minggu. Untuk hari Jumat dan hari libur nasional museum Geologi Bandung ditutup. 

5.  Nasi Liwet Sunda 

Nasi liwet memang sudah bukan makanan asing bagi masyarakat Indonesia. Salah satu yang khas dari provinsi Jawa Barat, yaitu nasi liwet khas Sunda. Nasi liwet ini dulunya merupakan makanan yang dimaksudkan untuk penghematan di kalangan masyarakat bawah, yaitu pekerja perkebunan dengan memasak nasi dicampur lauk pauk sekaligus dalam satu wadah. Lauk yang dimasukkan dalam olahan nasi liwet khas Sunda juga berbeda pada nasi liwet lainnya, misalnya ikan peda merah, ikan kembung dan ikan asin. Nasi liwet khas Sunda dimasak dalam panci dengan bumbu antara lain bawang merah, bawang putih, garam, daun salam, sereh, lengkuas, cabe, santan, dan minyak kelapa. Saat ini nasi liwet khas Sunda tidak hanya dinikmati kalangan bawah, tetapi juga tersedih di restoran dengan tampilan yang lebih menarik. 

6. Cukang Taneuh aka Green Canyon

Wisata Green Canyon ini terdapat di Pangandaran, Jawa Barat. Masyarakat setempat menyebutnya dengan Cukang Taneuh yang berarti jembatan tanah. Sedangkan nama Green Canyon merupakan nama yang diberikan oleh seorang wisatawan asing yang merasa bahwa tempat tersebut memiliki kemiripan dengan Grand Canyon di Arizona, Amerika Serikat. Ketika datang ke Green Canyon, wisatawan akan disuguhi dengan pemandangan aliran sungai yang berwarna hijau di sepanjang goa dengan stalakmit dan stalaktit yang eksotis. Green Canyon sangat cocok bagi pengunjung yang menyukai wisata alam karena keindahan panorama alamnya. Selain itu di kawasan Green Canyon juga terdapat hujan abadi. Hujan abadi ini merupakan sebutan dari warga sekitar karena adanya tetesan dari tebing yang merembes dan tak pernah reda. Hal itu dikarenakan di atas tebing terdapat aliran air dari mata air yang menuju ke sungai. 

7.  Angklung

Salah satu fakta yang istimewa dari provinsi Jawa Barat adalah pengukuhan alat musik angklung yang ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Culture Organization) pada tahun 2010 di Kenya. Hal ini tentu saja menjadi kebanggan bagi masyarakat Indonesia dan masyarakat Jawa Barat khususnya. Alat musik angklung terbuat dari bambu yang dimainkan dengan cara digoyangkan menggunakan kedua tangan. Nama angklung berasal dari bahasa Sunda, yaitu “angkleung-angkleung”. Keunikan alat musik ini adalah perbedaan nada yang dihasilkan tergantung pada ukuran bambunya. Angklung tidak hanya dimainkan oleh masyarakat Jawa Barat tetapi juga menyebar ke seluruh Indonesia. Saat ini, permainan angklung tidak hanya lekat dengan pertunjukan kesenian tradisional tetapi juga turut dalam pertunjukan musik yang berkelas nasional maupun internasional.

Tertarik untuk menikmati fakta keistimewaan Provinsi Jawa Barat ? Yuk segera luangkan waktu berlibur ke wilayah ini. (*)

Edisi-Rabu-12-Agustus-2020-jaba-barat.jpg

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES