Pasir Melingkar Pantai Sipelot Dulu Tempat Persinggahan Kompeni

TIMESINDONESIA, MALANG – Kawasan Desa Wisata Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, memiliki destinasi wisata Pantai Sipelot. Pantai ini memiliki cerita sejarah yang menarik untuk diketahui.
Nama Sipelot adalah berasal dari bahasa Belanda. Artinya persinggahan. Dulu, pantai ini berdasar riwayat sejarah kerapkali menjadi transit dan rehat tentara Belanda dan para petingginya.
Advertisement
Keindahan pantai ini seolah-olah menyambut kedatangan siapa saja sebelum benar-benar sampai di lokasi. Alam perbukitan demikian kentara melalui hamparan perkebunan kopi, pisang, dan tambak udang yang luas.
Seiring kedekatan jarak, pantai ini menyambut dengan landskap keeksotikannya. Pada era 1998, perbukitan berupa hutan lindung itu menjadi berkah bagi warga setempat.
Sipelot sendiri merupakan pantai semi-circular yang memiliki hamparan pasir berbentuk melingkar. Panjangnya sekitar 2 kilometer. Pasirnya yang putih nan lembut tidak pernah berhenti disapa alunan ombak yang cukup tenang.
Semakin jauh pandangan, gradasi warna laut turut mengukuhkan pesonanya. Sementara itu, perbukitan tinggi yang menghijau terbentuk senada dengan hamparan pasirnya. Demikian elok landskap pantainya.
Di ujung timurnya bisa didapati muara kecil yang dinaungi oleh sebuah tebing tinggi dengan bongkahan bebatuan besar. Salah satu hal menarik dari pantai ini adalah keberadaan air terjun rendah berkisar 10 meter.
Penduduk setempat memberi nama air terjun tersebut sama dengan nama pantai ini, Coban Sipelot. Tidak hanya itu, di sekitar pantai ada Watu Gedeg. Yakni karang berbentuk menyerupai dinding bambu.
Pantai ini memiliki garis pantai yang lumayan panjang dengan beberapa spot menarik. Hal ini memungkinkan setiap pengunjung untuk memperlebar petualangan dan menjelajahi pesisirnya.
Wisatawan bisa berperahu mendatangi pantai Tengger dan Coban Sipelot. Bisa juga melebar ke Watu Gedeg atau Watu Payung. Wisatawan bisa sewa perahu warga dengan biaya yang umumnya berkisar Rp 50.000.
Mengingat potensi lautnya yang kaya, Pantai Sipelot juga sebagai tempat bagi para nelayan menjalani hari-hari. Menghayati setiap geliat aktivitas mereka mungkin bisa menjadi pelengkap pengalaman wisata Anda.
Wisatawan dapat juga membeli ikan segar hasil tangkapan nelayan dengan harga yang pasti lebih murah. Apabila menghendaki yang matang. Juga bisa mencicipi menu laut yang tersedia di warung-warung yang ada di sekitar pantai.
Pantai ini terdiri dari tiga area. Bagian tengah menjadi tempat bersandarnya perahu-perahu nelayan, sementara di bagian sebelah kiri dan kanan lebih sepi dan terdapat air payau.
Jadi, Wisatawan bisa menentukan bagaimana cara terbaik untuk menikmati wisata di Pantai Sipelot. Memilih membaur di keramaian nelayan atau justru ingin mencapai sisi pantai yang lebih menenangkan.
Meski terbilang bukan pantai populer di Malang. Sipelot telah dilengkapi beberapa fasilitas memadai. Semua fasilitas untuk kebutuhan dasar telah tersedia, seperti mushola, warung makanan, toilet dan lahan parkir yang luas.
Harga Tiket Masuk : Sejauh ini semua pengunjung bisa menikmati wisata di pantai ini hanya dengan membayar Rp. 3.000 saja.
Pantai ini berjarak kurang lebih 75 kilometer dari pusat Kota Malang dengan durasi perjalanan berkisar 2,5 jam menggunakan kendaraan bermotor. Dari Malang, lanjutkan perjalanan ke Dampit dan diteruskan ke arah Tirtoyudo.
Sebelum memasuki Kecamatan Tirtoyudo, temukanlah petunjuk jalan ke arah kanan untuk menuju Sipelot. Jalan ke pantai ini sudah mulus dan beraspal, hanya perlu hati-hati karena jalannya sempit dan berkelok-kelok.
Sekitar 10 km sebelum Pantai Sipelot di Desa Wisata Pujiharjo beberapa ruas jalan berlubang dan terkadang banyak sebaran pasir. Ketika tiba di Desa Pujiharjo, pantai ini masih 2 km lagi. Lanjutkan perjalanan melalui hamparan perkebunan pisang, kopi dan tambak udang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Rochmat Shobirin |