Wisata

Wayang Potehi Klenteng Hong San Kiong Jombang Terkenal Hingga Luar Negeri

Senin, 28 Desember 2020 - 21:04 | 108.51k
Wayang Potehi. (Foto: Toni Harsono For TIMES Indonesia)
Wayang Potehi. (Foto: Toni Harsono For TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Siapa sangka wayang Potehi dari Klenteng Hong San Kiong, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur ini menjelma sebagai pusat wayang potehi di nusantara bahkan sudah mendunia.

Wayang Potehi merupakan kesenian yang berasal dari China atau Tionghoa ini bisa membumi bahkan digemari di masyarakat Indonesia.

Advertisement

Kesenian yang hampir mirip dengan wayang golek ini mempunyai ciri khas tersendiri yaitu dengan menceritakan budaya Konghucu tokoh-tokoh Tionghoa serta bentuk bonekanya yang khas dan kental dengan nuansa Tionghoa.

Wayang Potehi a

Toni harsono (51), Yayasan Klenteng Hong San Kiong, Gudo, Jombang yang menjadi pusat Potehi di Indonesia mengatakan, menurut penelitian pertunjukan wayang Potehi ini masuk di Indonesia pada tahun 1600 M.

"Yang saya tahu sejak 1920-an kakek saya datang ke sini bawa boneka potehi dan peralatannya. Arsipnya juga masih ada di klenteng sini dalam bentuk foto," katanya, Senin (28/12/2020).

Saking terkenalnya beberapa kali wayang Potehi yang berpusat di Klenteng Gudo ini diundang untuk mempertunjukan wayang potehinya diberbagai belahan dunia.

"Pernah di undang ke Jepang, Taiwan, dan Amerika pada imlek 3 tahun yang lalu," ujarnya.

Tak hanya piawai memainkan,pihaknya selama ini juga bisa memproduksi wayang Potehi sendiri serta juga sering mendapakan pesanan hingga mancanegara.

Toni, mengakui bahwa minat untuk penduduk Indonesia sendiri terlebih di Jombang masih minim karena ceritanya lebih ke cerita tokoh Tionghoa. Namun, pihaknya tengah berusaha memadukan budaya lokal dengan wayang potehi.

Wayang Potehi b

"Kami pernah mencoba untuk mengubah cerita lokalan seperti kisah Malin Kundang. Kini kami tengah mencoba mengkolaborasikan dengan budaya di Jombang yaitu ludruk mau di potehikan agar lebih murah biayanya dibanding menggunakan orang langsung," jelasnya.

Upaya-upaya untuk melestarikan budaya tersebut terus ia kembangkan agar diterima oleh masyarakat luas.

"Meskipun ini bukan asli budaya Indonesia, Namun, kesenian wayang Potehi ini perlu dikembangkan dan dilestarikan karena juga sudah diakui dunia," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES