Mampir ke Hutan Pusuk Lombok, Wisata Peninggalan Romusha

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Bagi wisatawan yang berkunjung atau sedang berada di Lombok, tak ada salahnya jika mencoba menyempatkan diri untuk menikmati wisata alam Hutan Pusuk. Hutan yang berada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) tersebut menyajikan berbagai keindahan alam dengan suasana hijau dan angin segar yang pastinya akan membuat pengunjung betah dan doyan berada disana.
Di hutan tersebut pengunjung yang berkendara akan dibawa melintasi jalan berkelok-kelok yang membelah punggung perbukitan dengan pepohonan lebat nan asri menjulang tinggi di kiri dan kanan jalan. Pengunjung pun dapat mengunjungi puncaknya yang memiliki ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut (Mdpl), tentunya cocok menjadi tempat bersantai atau sekedar beristirahat sejenak.
Advertisement
Selain itu, pengunjung pun dapat menikmati panorama pesisir pantai Lombok Utara dari hutan wisata tersebut. Apabila beruntung, pengunjung pun dapat menemui kawanan monyet yang berkeliaran di jalanan. Kawanan monyet tersebut tidak akan menyerang selama tidak diintimidasi. Pengunjung dapat memberikan mereka makanan apabila ingin mendekat dan menyapa kawanan hewan pintar tersebut.
Pemandangan Hutan Pusuk. (FOTO: Good News From Indonesia)
Hutan Pusuk sendiri diketahui merupakan hasil peninggalan anak bangsa di masa lalu yang menjadi pekerja paksa (Romusha) pada zaman penjajahan Jepang di Lombok. Hal ini merujuk pada keterangan Bupati Lombok Utara periode sebelumnya, Najmul Akhyar pada Desember 2018 yang menyampaikan bahwa jalan raya Hutan Pusuk merupakan hasil keringat dan susah payah para pekerja paksa.
“Dari cerita para orang tua dahulu, Hutan Pusuk itu dibangun oleh para pekerja paksa,” ujarnya dilansir dari ANTARA.
Kini hutan yang kerap disebut sebagai hutan lindung tersebut masih tetap eksis dikalangan masyarakat maupun pengunjung dari luar. Bahkan pengunjung rela berdatangan kembali ke hutan hanya untuk memberi makan para monyet liar disana.
Hutan Pusuk jarang dijadikan sebagai jalur singkat bagi pengendara dari ibukota Provinsi nusa Tenggara Barat, Mataram ke Pamenang, Kabupaten Lombok Utara maupun sebaliknya, karena diketahui hanya perlu menempuh sekitar 30 menit lebih cepat dari jalur pada umumnya.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Satria Bagus |