Umrah Bareng Tombo Ati (9): Bersedih Meninggalkan Baitullah

TIMESINDONESIA, MALANG – Perjumpaan dengan Ka'bah memunculkan ikatan, dan perpisahan dengannya terasa sangat berat. Baitullah, insya allah kami akan kembali datang.
Tak terasa, perjalanan rombongan Umrah Tombo Ati di Makkah sudah hampir selesai. Prosesi ibadah Umrah ketiga juga sudah dilakukan.
Artinya, kebersamaan kami di Makkah hanya tinggal sedikit. Kesedihan cukup terasa mengingat sisa waktu yang ada, akan menjadi aktivitas terakhir kami di Masjidil Haram.
Bersujud dan berdoa di depan Ka'bah yang saban hari kami lakukan akan terhenti. Rasanya berat harus meninggalkan Masjidil Haram dan Ka'bah yang baru saja kami kenal. Baitullah tempat kami menunduk kepala, memohon ampunan dan memanjatkan doa.
Jemaah melaksanakan twafah mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali. (foto: Wahyu Nurdiyanto/TIMES Indonesia)
Kamis (12/1/2023) subuh rombongan umrah 12 hari Tombo Ati melakukan Thawaf wada atau Thawaf perpisahan. Ini dilakukan ketika jemaah akan meninggalkan Baitullah untuk kembali ke tanah air. Thawaf wada' sebenarnya hanya wajib bagi yang berhaji.
Adapun jemaah umrah tidak diwajibkan. Meski demikian, jika ini dilakukan juga tidak apa-apa. Mengingat thawaf hanya bisa dilakukan di Masjidil Haram.
Thawaf ini dilakukan sebagai penghormatan jamah haji dan umrah kepada Baitullah. Jemaah Tombo Ati berpamitan dengan Baitullah karena siang hari sudah chek out dari hotel dan bersiap ke Jeddah untuk pulang ke Indonesia.
"Sedihnya sama dengan saat meninggalkan Masjid Nabawi. Kalau sudah di sini waktu rasanya berjalan cepat," ucap penulis kepada Rofiq, rekan rombongan Tombo Ati.
"Semoga kita semua bisa kembali lagi ke sini. Amin," jawabnya.
Penulis melakukan swafoto dengan latar belakang Ka'bah usai melaksanakan thawaf. (foto: Wahyu Nurdiyanto/TIMES Indonesia)
Usai melakukan thawaf wada, segala kenangan selama di dua kota suci berputar di kepala.
Keindahan Masjid Nabawi dengan payung raksasanya, sejuknya raudah dan makam Nabi Muhammad SAW serta deretan dispenser air zam zam kembali terbayang.
Begitu juga dengan shalat memakai baju ihram. Atau saat berdesakan saat thawaf, dan keberhasilan menyentuh dan mencium wangi ka'bah. Kenangan yang memunculkan tawa dan tangis.
Termasuk saat berlari antara Bukit Shafa ke bukit Marwah dan menikmati segarnya air zam zam. Semua itu tiba-tiba kembali terbayang.
Doa untuk bisa kembali ke tanah suci, dan bisa menjadi pribadi yang lebih baik adalah doa kami yang terbesar. Meski akan berpisah, kami meyakini, perjalanan umrah ini akan membuat Baitullah terasa dekat di hati. "Ya Allah, izinkan kami akan kembali datang". (bersambung)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.