Wisata

Museum Talaga Manggung, Bukti Sejarah Adanya Kerajaan di Kabupaten Majalengka

Jumat, 03 Februari 2023 - 13:36 | 261.04k
Benda pusaka di Museum Talaga Manggung, Kabupaten Majalengka. (FOTO: Instagram satria1974)
Benda pusaka di Museum Talaga Manggung, Kabupaten Majalengka. (FOTO: Instagram satria1974)

TIMESINDONESIA, MAJALENGKAMuseum Talaga Manggung yang terletak di Kecamatan Talaga merupakan salah satu bukti sejarah peninggalan kerajaan masa lalu di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat yang masih tersisa hingga saat ini. 

Museum yang masih berdiri kokoh ini sebagai tempat penyimpanan benda peninggalan, sekaligus petilasan Kerajaan Talaga yang pernah ada di Majalengka sejak 1371-1819 SM.

Jarak menuju ke museum ini dari pusat kota Majalengka kurang lebih 28 kilometer. Akses menuju lokasi tidaklah sulit, bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi maupun oleh angkutan umum.

Ini lantaran keberadaan museum berada di pinggir jalan utama, tidaklah jauh dari Alun-alun Kecamatan Talaga. Bangunan utama Museum Talaga Manggung dipergunakan sebagai ruang pamer benda-benda peninggalan Kerajaan Talaga.

Selain itu, terdapat pula sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kebudayaan Talaga. Tempat itu dinamakan Bale Sawala Agung.

Di halaman depan museum terdapat dua buah batu Lingga Yoni dan Batu Palungguhan (tempat duduk) Raja Ratu Talaga. Sementara, di samping halaman belakang ruang pamer Museum Talagamanggung terdapat Leuit Kemendeti (lumbung) dan beberapa bangunan adat khas Talaga.

Benda Arkeolog Kerajaan Talaga

Museum-Talaga-Manggung.jpgGerbang Museum Talaga Manggung, Kabupaten Majalengka. (FOTO: Hendri Firmasyah/TIMES Indonesia)

Kawasan cagar budaya ini di dalamnya tersimpan benda-benda peninggalan Kerajaan Talaga. Banyaknya peninggalan arkeologi yang tersimpan dengan terawat menjadi daya tarik tersendiri.

Berbagai artefak atau benda-benda peninggalan yang hingga kini masih bisa dijumpai, di antaranya patung perunggu Simbar Kancana dan Raden Panglurah, berbagai jenis senjata pusaka keris, kujang, tombak, baju perang (jirah), meriam cetbang dan meriam peninggalan kolonial Belanda.

Kemudian, koin gobog yang di bagian tengahnya terdapat lubang. Benda ini konon digunakan sebagai alat tukar atau alat pembayaran dalam transaksi ekonomi di masa kerajaan.

Juga ada benda-benda seni budaya Talaga seperti lonceng, cawan dan teko air suci, guci logam, gamelan dan peralatan dapur.

Tradisi Nyiramkeun Pusaka Talaga

Nyiramkeun-Pusaka-Talaga.jpgAdat tradisi nyiramkeun pusaka Talaga Manggung. (FOTO: Diskominfo Majalengka for TIMES Indonesia)

Peninggalan adat tradisi Talaga yang masih rutin dilaksanakan di lingkungan Museum Talaga Manggung yaitu tradisi 'nyiramkeun' atau sebuah prosesi membersihkan benda peninggalan Kerajaan Talaga dengan cara dibasuh.

Air untuk memandikan benda pusaka itu diambil dari 9 mata air berasal dari Gunung Bitung, Situ Sangiang, Cikiray, Wanaperih, Lemahabang, Regasari, Ciburuy, Cicamas dan Nunuk yang dibawa menggunakan bambu kuning.

Air diambil dan kemudian dibawa oleh para kuncen atau juru kunci ke Museum Talaga Manggung untuk disatukan ke dalam satu kendi, kemudian dibacakan doa secara Islam. Lalu digunakan untuk menyiram arca, pedang, gong dan benda pusaka lainnya.

Dalam acara itu pun berbagai peninggalan kerajaan seperti kendi, gamelan, keris, senjata dan lain-lain dipamerkan di depan panggung beserta sesajian makanan yang menyertainya.

Inti tujuan dari rangkaian kegiatan ini untuk mendekatkan tali silaturahmi semua keturunan Talaga, serta melestarikan warisan leluhur dengan menjaga marwah filosofi 'Jaga Talaga Jang Jaga'.

Sejarah Museum Talaga Manggung

Awal mula dibangunnya sebuah museum yang terletak di Kecamatan Talaga ini di awali dengan pembuatan sebuah bangunan yang disebut “Bumi Alit”.

Diperkirakan dibangun pada zaman Pangeran Sumanagara, sekitar tahun 1820 setelah pemerintahan Kabupaten Talaga dipindahkan ke Sindangkasih oleh pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1819. Pada masa itu pemerintahan Talaga dipimpin oleh Pangeran Aria Sacanata.

Dalam upaya melestarikan dan menitik beratkan pada keamanan barang peninggalan sejarah Kerajaan Talaga Manggung dari hal-hal yang tidak diinginkan, pihak Keprabonan Talaga memohon perhatian Pemerintah Daerah Majalengka demi upaya tersebut.

Sebagai tindak lanjut dari upaya itu, Keprabonan Talaga pada tahun 1991 membentuk sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Talaga Manggung.

Di dalamnya terdiri dari para keturunan Raja Talaga dan berbagai pihak yang memiliki kesamaan visi untuk melestarikan peninggalan sejarah Kerajaan Talaga Manggung.

Pada 1993, atas permohonan Yayasan Talaga Manggung, Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka merealisasikan pemugaran Bumi Alit menjadi sebuah museum yang diberi nama Museum Talaga Manggung yang menyimpan barang-barang pusaka peninggalan Kerajaan Talaga Manggung. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES