Goa Jegles, Goa Cantik dengan Banyak Cerita di Timur Kediri

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Goa Jegles tumbuh menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Kediri. Goa Jegles yang terletak di Desa Keling, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri itu memang unik.
Untuk masuk ke dalam goa, wisatawan akan diajak menuruni tangga setapak ke bawah tanah. Saat di dalam goa, wisatawan bisa menikmati struktur alami dan rekahan besar diatas langit-langit goa. Beberapa orang bahkan menyebut struktur alami ini mirip dengan Grand Canyon di Amerika Serikat.
Advertisement
"Beberapa penelitian menduga Goa Jegles terbentuk akibat aktivitas sungai bawah tanah. Ada yang menduga karena terbentuk aktivitas vulkanik. Karena jarak Gunung Kelud ke Jegles tidak terlalu jauh. Tapi banyak juga menduga adalah saluran air kuno yang terbentuk karena proses alam," tutur Pengurus Pokdarwis Desa Wisata Keling Didin Saputro.
Rekahan di langit-langit gua membuat sinar matahari bisa masuk dengan bebas langsung ke arah danau kecil yang ada di dalamnya. Pantulan cahaya matahari itu membuat Goa Jegles terlihat makin cerah dan bersinar.
Danau kecil dengan kedalaman sepaha orang dewasa itu bisa digunakan untuk berendam dan berenang, namun karena terlalu banyak sedimen di dasar danau, pengelola kemudian membangun jalan setapak dari kayu, yang memudahkan wisatawan untuk menikmati keindahan alam Goa Jegles. Danaunya sendiri menjadi tempat hidup ikan warna-warni.
"Wisatawan yang datang akan diajak menjelajah keindahan dalam gua dan mengenal sejarah goa," tambah Didin.
Tidak hanya keindahan alam, Goa Jegles juga menyimpan banyak cerita. Goa yang berada sekitar 26 km sebelah timur kawasan Wisata Simpang Lima Gumul itu sebelumnya sempat menjadi tempat favorit sejumlah orang untuk menepi, bertapa dan melakukan sejumlah ritual, tak terkecuali ritual mencari pusaka.
"Banyak cerita ketika era 80an digunakan untuk bertapa. Selain untuk menepi juga untuk ritual yang lain," jelas Didin.
Sejarah Goa Jegles tidak berhenti disitu. Dirunut ke belakang, goa ini diduga kuat terkait dengan Trunojoyo. Berdasarkan cerita rakyat, pada abad 16, Trunojoyo yang lari dari kejaran musuhnya, bersembunyi di sebuah daerah di lereng Utara Kelud yang punya banyak lorong.
"Daerah yang punya banyak lorong itu, kita kaitkan dengan Jegles," tambah Didin lagi.
Ia menambahkan salah satu penguat cerita itu adalah dengan adanya Sumber Gemuling (Sumur Terguling) sebuah sumber yang terletak di 1,5 km dari kawasan Jegles, yang dipercaya berasal dari sumur yang terguling akibat perang Trunojoyo. Selain itu salah satu patih dari Trunojoyo juga ada yang dimakamkan di sekitar wilayah Ngantang, Kabupaten Malang. Wilayah ini terletak sekitar 28 km dari kawasan Gua Jegles.
Didin menuturkan di Abad 14 atau di akhir kerajaan Majapahit, juga ditemukan instalasi air kuno. Yang mengindikasikan kawasan Goa Jegles pada masa tersebut merupakan kawasan penting kerajaan. Hal itu turut diperkuat dengan catatan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur (BPCB Trowulan), dimana pada tahun 90an pernah ditemukan arca kuno dan tembikar di sekitaran kawasan Goa Jegles.
"Dari masa ke masa punya cerita. Jadi saling terkait," tegas Didin.
Goa Jegles sendiri mulai dikembangkan menjadi kawasan wisata pada tahun 2019. Berawal dari keinginan para pemuda agar desa Keling memiliki tempat wisata, Goa Jegles mulai dibersihkan, sampai struktur alami gua terlihat.
Di dekat pintu masuk Goa Jegles, biasanya setiap akhir pekan terdapat festival kuliner tradisional yang menyuguhkan beberapa jenis makanan tradisional seperti cenil dan nasi jagung. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |