Ini Cara Kecamatan Bumiaji Kota Batu Pikat Kunjungan ke Desa Wisata

TIMESINDONESIA, KOTA BATU – Desa wisata di belahan Nusantara sedang diminati wisatawan Nusantara maupun Mancanegara. Bukan hanya memburu keindahan alamnya, wisatawan juga memburu keunikan yang timbul karena kearifan lokal, adat istiadat yang berkembang di desa tersebut.
Desa Wisata Penglipuran contohnya, menjadi salah desa wisata yang diburu oleh wisatawan karena berkembang anggapan desa terbersih di dunia, ramah lingkungan karena memiliki adat desa yang melarang penggunaan kendaraan bermotor di desa ini.
Advertisement
Desa ini mengusung konsep Tri Mandala dimana mengoptimalkan fungsi tempat suci sebagai pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia secara utuh.
Ramainya kunjungan wisata ke desa wisata ini, selaras dengan tujuan pemerintah mengembangkan desa wisata yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan dan mengatasi pengangguran.
Lewat pengembangan desa wisata diharapkan mempercepat Pembangunan desa terpadu yang mendorong kesejahteraan masyarakat didalamnya.
Desa wisata yang maju diharapkan memberikan efek domino berupa peningkatan kualitas lingkungan, kelestarian budaya dan masyarakat.
Desa Wisata Kota Batu
Bagaimana Desa Wisata di Kota Batu, sesuai dengan visi misi wali kota Desa Berdaya dan Kota Berjaya, desa-desa wisata di Kota Batu didorong untuk hidup, namun dalam kenyataannya hanya ada beberapa desa wisata saja yang mampu ‘mencuri’perhatian wisatawan.
Berbanding terbalik dengan perkembangan obyek wisata yang dikelola swasta di Kota Batu yang mampu menjadi magnet pariwisata. Mari kita melongok jumlah kunjungan wisata di Jatim Park 2, sebuah obyek wisata yang dikelola swasta dari tahun ke tahun.
Data Kota Batu dalam angka yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batu tahun 2022 menunjukkan kunjungan wisata ke Kota Batu adalah 8.041.000 Wisatawan.
Dalam data Kota Batu dalam Angka tahun 2021, jumlah kunjungan wisata di Jatim Park II tahun 2022 sebanyak 319.963 wisatawan Nusantara yang datang.
Bagaimana kunjungan wisatawan di Desa Wisata pada tahun yang sama ?
Data menunjukkan kunjungan wisata di Desa Wisata Bumiaji sebanyak 95.606 wisatawan Nusantara dan 22 Wisatawan Mancanegara dengan total wisatawan sebanyak 95628.
Sementara di Kampung Wisata Kungkuk, sebuah desa wisata di Desa Punten menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan dalam satu tahun sebanyak 425 wisatawan Nusantara.
Melihat data ini, selisih jumlah wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata yang dikelola oleh swasta sangat jauh ketimbang kunjungan wisata ke Desa Wisata.
Kondisi yang sama juga terjadi pada kunjungan wisata tahun 2021. Di mana di Jatim Park 2, jumlah kunjungan wisata tercatat sebanyak 305.952 wisatawan Nusantara berkunjung ke obyek wisata yang menunggulkan wahana kebun Binatang tersembunyi ini.
Sementara pada tahun yang sama, jumlah kunjungan wisatawan di desa wisata justru mengalami penurunan. Pandemi Covid 19 yang terjadi tahun itu memang berpengaruh, namun penurunan ini, bukan hanya karena permasalahan ini, namun juga berkait dengan daya tarik wisata dan beragam permasalahan lainnya.
Pada tahun ini jumlah kunjungan di Desa Wisata Bumiaji sebanyak 40237 Wisatawan Nusantara dan tidak ada wisatawan Mancanegara. Tahun yang sama, sama sekali tidak ada kunjungan wisatawan ke Kampung Wisata Kungkuk, Desa Wisata Bulukerto, Desa Wisata Gunungsari, Desa Wisata Giripurno, Desa Wisata Sumbergondo dan Desa Wisata Sumberbrantas alias tidak ada kunjungan wisatawan sama sekali selama satu tahun.
Sementara di Desa Wisata Pandanrejo masih ada kunjungan sebanyak 6895 wisatawan Nusantara, Desa Wisata Tulungrejo 700 wisatawan, Desa Wisata Punten sebanyak 370 kunjungan.
Kondisi yang hampir sama juga terjadi pada tahun 2022, dimana jumlah kunjungan wisata di desa wisata juga menurun dan beberapa stagnan di tidak ada kunjungan wisata. Desa Wisata Bumiaji tercatat masih ada jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 19.357 Wisatawan Nusantara dan tidak ada kunjungan wisatawan Mancanegara.
Wisatawan Nusantara juga masih berkunjung ke Desa Wisata Pandanrejo sebannyak 12910 wisatawan Nusantara masih berkunjung ke desa ini dan ke Desa Wisata Punten sebanyak 10.298 wisatawan Nusantara.
Sementara desa wisata lain, seperti Desa Wisata Bulukerto, Desa Gunungsari, Desa Wisata Tulungrejo, Desa Wisata Giripurno, Desa Wisata Sumbergondo dan Desa Wisata Sumberbrantas tidak ada kunjungan sama sekali.
Terkait hal tersebut, guna lebih menambah daya pikat pariwisata di Desa Wisata, Kecamatan Bumiaji melaksanaan program Sengkuyung Bumiaji. Mengambil spirit kalimat Sengkuyung yang diambil dari Bahasa Jawa yang berarti bersama-sama atau gotong royong.
Lewat program re-inventing Sengkuyung Bumiaji ini, Kecamatan Bumiaji mengajak seluruh elemen masyarakat desa untuk bersama-sama membangun desa wisata dengan mengambil potensi desa yang ada untuk dikelola bersama dan untuk kepentingan masyarakat desa.
Program yang dilaksanakan di Desa Sumberbrantas ini dilaksanakan secara bertahap, salah satunya dengan penguatan sumberdaya manusia (SDM) dibidang pariwisata.
“Warga kita ajak untuk sadar potensi wisata yang mendatangkan nilai ekonomi, sekaligus memberikan keahlian pengemasan yang menarik dan publikasi yang massif. Salah satu perwujudannya adalah pendirian Café Sawang Alam yang berada di Kawasan Wisata Brakseng,” ujar Camat Bumiaji, Bambang Hari Suliyan SSTP.
Sementara itu Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemkot Batu, Susetya Herawan memuji terobosan yang dilakukan Kecamatan Bumiaji ini.
“Masya Allah, Kita baru menikmati satu trip yang luar biasa di Bumiaji ini. Apalagi ini diangkat propernya Pak Camat Bumiaji (Bambang Hari Suliyan-red), siapa pun yang ikut trip ini akan melihat keindahan Kota Wisata Batu yang luar biasa,” ujar Susetya Herawan.
Herawan optimis hal ini akan terus berkembang dan bisa memberikan pendapatan asli desa sekaligus mensejahterakan masyarakatnya.
“Paling penting keberadaan program ini semakin membuat lingkungan di Brakseng ini semakin Lestari dan konservasi lahannya juga terjaga. Tadi berkembang diskusi harus ada penguatan Lembaga Adat yang menguatkan tradisi masyarakat dan melestarikan Kawasan Pertanian.,” ujarnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sholihin Nur |