Savana Gunung Bromo Kembali Menghijau, Sejumlah Tanaman Anggrek Endemik Kembali Tumbuh
![Anggrek Habenaria multipartita Bl.Ex Kraenzl yang tumbuh di Savana Gunung Bromo. (Foto: BB TNBTS for TIMES Indonesia)](https://cdn-1.timesmedia.co.id/images/2023/11/08/Anggrek-Habenaria.jpg)
TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Pasca terjadi kebakaran, Savana Gunung Bromo kini telah pulih dan kembali hijau. Bahkan, beberapa flora endemik, seperti bunga anggrek, tumbuh kembali. Oleh karena itu, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) mengajak masyarakat yang datang untuk menjaga kelestarian lingkungan bersama.
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS, Septi Eka Wardhani, menjelaskan seiring dengan menghijaunyai Savana Gunung Bromo, beberapa jenis tanaman, termasuk anggrek, juga tumbuh kembali.
Advertisement
Beberapa jenis anggrek yang tumbuh di kawasan Savana Gunung Bromo, salah satunya adalah Habenaria multipartita Bl.Ex Kraenzl. Ciri khas anggrek ini memiliki tinggi keseluruhan mencapai 60 cm dan termasuk anggrek terestrial berumbi.
“Anggrek ini termasuk kategori anggrek endemik Jawa dan merupakan anggrek khas yang dapat ditemukan di savana dan hutan terbuka di pegunungan,” ujarnya, Rabu (8/11/2023).
Anggrek ini memiliki bunga yang mirip dengan Habenaria tosariensis, dengan perbedaan terutama pada kelopak punggung yang terbuka lebih lebar dan adanya lebih banyak sungut yang menjuntai ke bawah.
Anggrek ini memiliki bunga dengan kelopak dan mahkota berwarna hijau, kelopak sampingnya mencapai 2,5 cm, bibirnya berwarna kuning pucat, dan memiliki cuping samping berbentuk sungut.
Selanjutnya, ada Anggrek Microtis unifolia. Anggrek ini memiliki satu daun tunggal. Nama “Microtis” sendiri berasal dari gabungan kata “micros” yang berarti kecil dan “ortis” yang berarti telinga.
"Telinga kecil ini mengacu pada bentuk bunga yang menyerupai telinga dan berwarna hijau pucat," tambahnya.
Anggrek Microtis unifolia panjangnya berkisar 10-20 cm, memiliki daun mirip daun bawang atau berbentuk tabung, serta bunga kecil dengan diameter 0,2-0,3 cm berwarna hijau kekuningan.
Septi menjelaskan, selain berfungsi sebagai hiasan kanopi dan lantai hutan, anggrek juga memiliki peran ekologis penting. Salah satunya, bunga anggrek menghasilkan nektar yang menjadi sumber makanan bagi beberapa jenis serangga.
Hal serupa berlaku untuk anggrek di savana, di mana tumbuhan penghasil nektar tidak terlalu melimpah.
“Anggrek terestrial lebih banyak berfungsi sebagai pengatur kelembapan permukaan lantai hutan. Bahkan, bulb atau umbi beberapa jenis anggrek menjadi pakan primata,” imbuhnya.
Anggrek epifit berfungsi memperlambat aliran air hujan di batang pohon. Bahkan, anggrek epifit ini juga digunakan sebagai sarang burung.
Dengan demikian, BB TNBTS meminta pengunjung untuk tetap menjaga kawasan konservasi Bromo, mengingat keberadaan beragam keanekaragaman hayati yang perlu dilestarikan. “Jadilah pengunjung yang cerdas dan bertanggung jawab,” tutup Septi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Rizal Dani |