Wisata

Menengok Kampung Adat Padadita di Sumba Timur dan Pesona Kelompok Tenun Ikat

Senin, 20 November 2023 - 03:35 | 84.78k
Objek wisata kampung adat Padadita di Desa Mondu lengkap dengan para perajin tenun ikat Sumba Timur. (FOTO:Habibudin/TIMES Indonesia)
Objek wisata kampung adat Padadita di Desa Mondu lengkap dengan para perajin tenun ikat Sumba Timur. (FOTO:Habibudin/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SUMBA TIMUR – Objek wisata kampung adat Padadita di Desa Mondu, Kecamatan Kanatang Kabupaten Sumba Timur memilik pesona tersendiri karena adanya sejumlah kelompok tenun ikat di dalamnya. 

Perkampungan Adat Padadita Desa Mondu adalah salah satu kampung tradisional tertua di pulau Sumba yang memiliki potensi wisata yang sangat menarik.

Advertisement

Jika dilihat dari suasananya, perkampungan ini seperti berada di jaman dahulu kala dengan rumah adat tradisional yang masih terawat baik serta ada batu kuburan (megalitik) para raja.   

Selain rumah adat yang masih tersimpan dan terawat, di dalam Kampung Adat padadita ini juga terdapat kelompok perajin tenun ikat sebanyak 4 kelompok. Masing-masing anggota kelompok berjumlah 15 orang. Kelompok itu yakni Anda Monung, Anda Luri, Lataluri dan Kalumbut.

Seorang warga Padadita Desa Mondu Hilir, Ndapayami pada Minggu (19/11/2023) menuturkan, Perkampungan Adat Padadita ini pernah didiami seorang Raja bernama Umbu Nai Djawa yang sudah wafat pada 1971.

Ia adalah seorang yang paling disegani oleh masyarakat Desa Mondu. khususnya di perkampungan Padadita. Bahkan barang-barang peninggalannya masih tersimpan di rumah adat tradisional.    

Tenun.jpg

Ia menjelaskan, Desa Mondu termasuk salah satu tempat obyek wisata terbaik di Sumba Timur yang berjarak sekitar 41 km dari Kota Waingapu dengan lama perjalanan selama 1 jam 40 menit.

Adapun objek wisata di Desa Mondu yang sudah dikenal, selain kampung adat Padadita, ada pula Kampung Adat Prainatang, Bukit Mondu dan Air Terjun Tanggedu serta Pantai Purukambera.   

Salah seorang perajin tenun ikat Kampung Padadita Kori Mburu Ahad menyebut, kerajinan tenun ikat yang ia kerjakan sejak tahun 2018 bersama anggota kelompok Anda Monung berjalan hingga saat ini.

“Kita perajin yang ada di kampung Padadita Desa Mondu ini mulai bentuk kelompok itu pada tahun 2018 dengan empat kelompok,” tuturnya.

Kori mengungkapkan, dengan adanya kerajinan tenun ikat di kampung adat Padadita ini. ia bersama kelompok-kelompok lainnya ingin potensi menarik di kampung adat ini diperkenalkan ke masyarakat maupun wisatawan sebagai bentuk paket wisata, seperti kampung adatnya lengkap dengan perajin tenun ikat Sumba.

“Di sini juga kita punya mitra untuk membantu kami dalam menjalankan usaha kerajinan tenun ikat seperti bantuan dari pemerintah daerah maupun BUMN,” paparnya.  

Ia mengaku, dalam menjalankan usaha tenun ikat ini masih ada kendala dalam pemasaran. Pemenuhan daya beli masyarakat juga dirasa kurang, meski sebetulnya hasil tenun ikat ini sangat diminati masyarakat maupun para wisatawan yang datang di kampung adat Padadita.

“Yah, jujur saja kita memang kurang mempromosikan lewat iklan-iklan karena di sini masih awam dengan cara-cara itu. Tentu kita harap pemerintah daerah melalui Dinas terkait bisa membantu kami dalam mempromosikan hasil tenun ikat kami, baik di daerah maupun di luar daerah,” harap Kori  (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES