Mengenal Taman Pecut yang Jadi Monumen Ikonik di Kota Blitar
TIMESINDONESIA, BLITAR – Blitar, sebuah kota di Jawa Timur yang tak hanya bersejarah tetapi juga menyimpan keindahan alam dan destinasi wisata yang menarik dikunjungi. Salah satu destinasi wisata yang cukup dikenal ialah Taman Pecut. Taman ini juga menjadi salah satu ikon khas dari Kota Blitar.
Taman Pecut merupakan sebidang taman yang terletak di pusat Kota Blitar tepatnya berada di Jalan Merdeka, Kepanjen Lor, Kota Blitar. Taman ini dulunya diresmikan pada 22 Juni 2017 di masa kepemimpinan Samanhudi Anwar yang kala itu menjabat sebagai Walikota Blitar.
Advertisement
Di tengah-tengah taman ini ada sebuah patung berbentuk tangan yang sedang membawa pecut. Inilah yang menjadi cikal-bakal pemberian nama taman pecut ini. Saat diresmikannya monumen dan taman itu Pemerintah Kota Blitar berharap Taman Pecut tersebut akan merubah corak kota Blitar dari yang warganya malas menjadi kota dengan masyarakat pekerja keras.
Taman Pecut ini memiliki tempat yang strategis berdekatan dengan Blitar Town Square (Blitos) yang kini menjadi salah satu pusat perbelanjaan paling ramai di Kota Patria.
Karena berada di pusat kota, membuat taman ini mudah dijangkau wisatawan. Jaraknya yang tak jauh dari stasiun Blitar yaitu hanya 500 meter saja. Serta bersebelahan dengan lokasi wisata Alon-Alon Blitar. Disini wisatawan tidak dipungut biaya masuk sepeserpun namun, cukup membayar parkir kendaraan seharga Rp. 5.000
Tak hanya itu, Taman pecut memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun luar daerah. Salah satunya ialah atraksi yang disajikan setiap malam minggu yaitu atraksi air mancur bergoyang dengan kilauan lampu warna-warni. Sehingga tak heran apabila lokasi ini kerap menjadi jujukan para anak muda menghabiskan malam minggu mereka.
Namun dibalik keindahan Taman Pecut saat malam hari itu, terdapat mitos yang menggambarkan sebuah Pecut Samandiman. Pecut Samandiman merupakan sebuah pusaka yang digunakan oleh Adipati Blitar untuk menghalau amukan lahar dari letusan Gunung Kelud. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |