Wisata di Banyuwangi yang Pernah Viral Justru Sepi Pengunjung Saat Nataru
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Keindahan dan eksotisme alam yang disajikan, membawa Kabupaten Banyuwangi menjadi jujugan wisatawan saat liburan. Sayangnya tak semua destinasi populer, seperti Wana Wisata Rowo Bayu.
Wisata Rowo Bayu yang pernah populer di kalangan masyarakat pada era 1990-an, juga sempat viral karena saat munculnya film KKN di Desa Penari, ternyata tidak mendatangkan pengunjung seperti saat mencuatnya film tersebut.
Advertisement
Juru kunci Wana Wisata Rowo Bayu, Saji menuturkan, wisata tersebut sempat dikunjungi banyak wisatawan saat film KKN di Desa Penari jadi perbincangan hangat. Saat itu, pengunjung yang datang berkunjung mencapai puluhan orang per harinya.
“Bila biasanya pengunjung 90 orang per bulan, saat ada film KKN di Desa Penari pengunjung saat itu naik dua kali lipatnya,” kata Saji, Selasa (9/1/2023).
Namun, pada momen Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024, destinasi yang terletak di kawasan petak 8 Forest Resort Songgon, Desa Bayu, Kecamatan Songgon itu, Saji mengutarakan bila tempat wisata yang menyuguhkan kolam alami dan pemandangan pegunungan hingga hutan tropis itu sepi pengunjung.
Bahkan sampai lebih dari sepekan memasuki tahun baru 2024, tempat wisata yang mempunyai peninggalan berupa situs petilasan Raja Blambangan Prabu Tawang Alun itu, ternyata juga masih sangat sepi.
“Selama libur Nataru, jumlah kunjungan harian bisa dihitung jari, bahkan, masih kalah jauh dibandingkan wisata lain di Banyuwangi, mentok mungkin sekitar sepuluh orang sehari,” ujarnya.
“Usai libur Nataru juga tidak ada pengunjung, mungkin karena liburnya sudah habis,” imbuh Saji saat ditanya.
Menurut Saji, saat ini wana wisata Rowo Bayu banyak didatangi oleh masyarakat yang melakukan perjalanan religi dan biasanya mereka biasa datang saat datang pada malam hari.
“Pengunjung yang banyak ke sini para ahli spiritual atau umat Hindu yang ingin sembahyang di pura atau petilasan,” ungkapnya.
Ditanya soal sejarah, Saji membeberkan, Wisata Rowo Bayu merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Blambangan yang berada di tepi telaga di tengah hutan. Petilasan di Rowo Bayu tersebut juga dulunya dipakai oleh Prabu Tawang Alun untuk mengasingkan diri setelah turun tahta.
“Konon Prabu Tawang Alun pernah bertapa di tepi telaga ini, kemudian beliau membuka permukiman baru, hingga kini semakin lama banyak orang yang pindah ke sini,” terangnya.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |