Ranu Grati, Destinasi Wisata Alam Kabupaten Pasuruan yang Eksotik
TIMESINDONESIA, PASURUAN – Kabupaten Pasuruan dikenal sebagai kawasan yang mempunyai keindahan alam dan budaya yang menakjubkan. Salah satu keindahan alam yang ada di Kabupaten Pasuruan adalah Ranu Grati. Ranu Grati yaitu sebuah danau yang terletak di diantara 3 desa di Kecamatan Grati, yaitu Desa Sumberdawesari, Desa Ranuklindungan, dan Desa Gratitunon.
Danau yang lokasinya berada di tengah-tengah pemukiman warga ini memiliki luas sekitar 1.085 hektare dan dianggap sebagai satu-satunya danau yang berada di dataran rendah Jawa Timur. Ranu Grati merupakan danau alami yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik salah satu gunung berapi. Bentuknya yang menyerupai corong dengan dasar danau yang dalam dan mengandung sedimen mineral, menjadi bukti penguat status Ranu Grati sebagai danau vulkanik.
Advertisement
Bila sore hari, Ranu Grati menampakan keindahan pemandangan matahari terbenamnya yang menawan. Hembusan semilir angin, anak-anak yang sedang bermain, dan jejeran para pemancing yang tepekur serius menunggu jorannya tersangkut ikan menjadi pemandangan syahdu sore hari di Ranu Grati. Selain itu, banyak aktivitas wisata yang bisa dilakukan di sini, mulai dari mengayuh becak air, sepeda air, dan berkeliling dengan boat sambil menyaksikan panorama keindahan alam, hingga memancing atau sekadar duduk-duduk santai di pinggir danau.
Di danau ini pun akan anda temui banyak keramba ikan milik warga sekitar yang memang mencari penghidupan dari menangkap ikan. Selain keindahannya, Danau Ranu Grati ini pun cukup misterius, karena ada sebuah hikayat yang mengisahkan bahwa tentara Angkatan Laut yang sedang berlatih dengan tank amfibinya dahulu tenggelam dan menghilang ketika menyeberangi danau tersebut. Diketahui memang terdapat sebuah lubang yang sangat besar dengan bentuk kerucut terbalik di dasar danau ini.
Keberadaan Ranu Garti juga tidak lepas dari legenda yang melingkupinya. Legenda berlatar belakang Kerajaan Majapahit ini menceritakan tentang amarah Begawan Nyampo kepada masyarakat yang telah membunuh puteranya yang berwujud ular bernama Baru Klinting. Dalam amarahnya, Begawan Nyampo menantang masyarakat Desa Kademangan Klindungan untuk mencabut tongkat yang ditancapkannya sendiri, barang siapa bisa mencabut tongkat tersebut, orang itu adalah lawan yang pas bagi Begawan Nyampo.
Seluruh orang di desa Kademangan Klindungan kemudian mencoba mencabut tongkat tersebut, namun tidak ada satu pun yang berhasil. Hingga Begawan Nyampo akhirnya mencabut sendiri tongkat tersebut, dan keluarlah mata air yang begitu deras menggenangi desa menjadi sebuah danau yang kini dikenal dengan nama Ranu Grati. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |