Wisata

Wisata Konservasi Kedung Gede, Tempat Asri yang Lestari

Sabtu, 09 Maret 2024 - 12:42 | 36.12k
Wisata Kedung Gede dilihat dari atas (Foto: Afifah Fitri Wahyuningtyas/TIMES Indonesia)
Wisata Kedung Gede dilihat dari atas (Foto: Afifah Fitri Wahyuningtyas/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, TRENGGALEK – Tiada yang lahir dari ketiadaan, termasuk cerita lahirnya sebuah tempat wisata alam bernama Kedung Gede yang terletak di Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek.

Tempat macam apa Kedung Gede itu?

Advertisement

Kedung Gede merupakan sebuah tempat wisata alam yang berada di wilayah hutan berupa lubuk sungai dan lahan yang dapat digunakan untuk berkemah atau bersantai. Sampai di sini pasti gambaran soal ‘tempat wisata alam ala-ala’ yang umurnya cuma setahun atau dua tahun terbesit di kepala. Akan tetapi, Kedung Gede menawarkan hal lain yang lebih lestari. Para pengelolamenyebutnya wisata konservasi.

Awalnya, wisata Kedung Gede masih berupa hutan belantara yang digunakan oleh sebuah komunitas kecil untuk camping di pinggir sungai. Dan segala perjalanan di era digital pasti sempat didokumentasikan lalu dipamerkan ke grup-grup chat dan sosial media. Unggahan salah satu anggota komunitas yang ikut camping itu kemudian viral dan mengundang banyak atensi terhadap Kedung Gede.

“Awalnya itu iseng ngirim foto di grup (WhatsApp). Terus tiba-tiba viral,” ungkap Fikri.

Hal itu akhirnya menelurkan sebuah ide bagi komunitas pecinta alam tersebut untuk menjadikan Kedung Gede tempat wisata. Latar belakang penggagas Wisata Kedung Gede yang merupakan pecinta alam membuat konsep destinasi tersebut dirancang ‘sehat’ sejak awal.

Sehat dalam hal ini berarti tidak merusak komponen-komponen alami yang sedari awal sudah ada, seperti pohon, bebatuan, serta berusaha tidak mendirikan bangunan permanen.

Keputusan itu mendapat persetujuan dan dukungan dari pihak Perhutani. Proses perizinan mengenai pembukaan tempat wisata tersebut juga tidak mengalami kesulitan serius, sebab tidak ada risiko ekologis, ekonomi, maupun sosial yang membayangi proyek ini.

Informasi tersebut menjadi angin segar bagi pikiran skeptis soal wisata alam sejenis yang selama ini cenderung destruktif.

Jalan menuju tempat tersebut juga sengaja tidak dibuat bagus. Jalan setapak seperti di hutan-hutan tetap dipertahankan. Dengan begitu, pengunjung yang ingin ke Kedung Gede otomatis terseleksi. Hanya orang yang benar-benar ingin menjaga lingkungan yang telaten berjalan cukup jauh dan melewati medan terjal demi sampai di Kedung Gede.

Lalu, mengapa dinamakan Kedung Gede? Menurut Kepaa Desa Sumurup, Jarwoto, nama itu diambil dari salah satu suguhan tempat wisata Kedung Gede, yaitu lubuk sungai sedalam tujuh meter. Kedung berarti lubuk sungai dan gede bermakna besar.

“Nama Kedung Gede itu ya asal-usulnya dari kedung itu sendiri yang dalamnya sekitar 7 meter. (Sebutan itu) sudah ada sejak nenek moyang,” ujar Pak Jarwoto sambil menunjuk lokasi di mana lubuk atau kedung itu berada.

Nama  yang lugas sekaligus sederhana. Selaras dengan niat teguh mereka dalam memegang narasi ‘wisata konservasi’ yang sederhana dan murni. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES