Wisata

3 Tradisi Budaya Unik yang Masih Dipertahankan di Sumba Timur  

Sabtu, 11 Mei 2024 - 17:56 | 98.32k
Tradisi penyerahan Belis dari pihak pria ke keluarga wanita di SumbaTimur (FOTO: Budaya Sumba)
Tradisi penyerahan Belis dari pihak pria ke keluarga wanita di SumbaTimur (FOTO: Budaya Sumba)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SUMBA TIMURSumba Timur salah satu Kabupaten yang terletak di bagian selatan Indonesia terkenal dengan adat budaya serta keindahan alamnya.

Selain soal adat istiadatnya. Ada tiga tradisi budaya unik orang Sumba Timur yang masih dipertahankan dan dilaksanakan hingga saat ini. Seperti adat perkawinan dengan seserahan Belis, Upacara kematian Marapu dan Makan Sirih Pinang.

Advertisement

Menurut salah seorang tokoh adat Sumba Umbu Soleman Awang yang dikonfirmasi Sabtu (11/5/2024), dari sejumlah tradisi budaya unik itu namun ada tiga tradisi budaya orang Sumba Timur yang hingga saat ini masih dipertahankan.

Yang pertama kata dia, adat perkawinan Sumba Timur yang prosesnya melalui penyerahan Belis. Acara adat penyerahan Belis dari pihak laki-laki terhadap perempuan yang akan dinikahinya.

“Memang upacara perkawinan adat Sumba ini memiliki proses acara yang cukup panjang karena salah satu tradisi yang wajib do acara perkawinan itu adalah tradisi Belis,” kata Awang.

Tradisi Belis ini, tambah dia. Merupakan tradisi dimana calon pengantin laki-laki memberi Belis kepada keluarga pengantin perempuan sebagai tanda bahwa menghargai jasa keluarga pengantin perempuan karena telah membesarkannya hingga menjadi istri pengantin laki-laki.

Belis artinya mas kawin yang dapat berupa hewan seperti kuda, sapi hingga gading gajah. Biasanya Belis yang dierikan sebanyak puluhan ekor maka semakin banyak jumlah Belis yag dierikan menandakan semakin tinggi status sosial keluarga pengantin perempuan.

Kedua, upacara kematian Marapu atau penghormatan terakhir kepada almarhum yang akan dimakamkan secara ritual adat Sumba karena dinilai sakral karena prosesnya yang tak biasa.

Proses awal dari upacara itu dimulai dengan membangunkan jenazah dengan cara dibungkukkan seperti saat berada di rahim ibu. Selanjutnya janazah diletakkan di liang kubur berbentuk bulat yang kemudian ditutupi dengan batu besar lalu keluarga inti mengundag semua keluarga besar untuk memberikan barang berupa emas, kain Sumba asli hingga hewan untuk dikurbankan.

“Semua tahapan dilakukan maka jenazah akan dikuburkan. Proses pemakamanpun memakan waktu hingga berbulan-bulan,” tuturnya.

Ketiga, tradisi makan sirih pinang. Tradisi ini sangat mudah ditemui di Sumba Timur karena semua orang asli Sumba selalu mengunyah buah sirih pinang dan kapur karena memakan sirih pinang dianggap sebagai menghargai orang yang memberikan sirih pinang agar tenang dan sejuk dan rasa damai antara sesama.

Jika tamu yang datang di salah satu rumah warga di Sumba, otomatis yang didahulukan akan diberikan sirih pinang itu sebagai rasa hormat kepada tamu itu. Maka dengan memberikan sirih pinang itu sebagai alat pergaulan sehari-hari.

“Tradisi dan budaya orang Sumba Timur yang masih dipertahankan sampai saat ini, itu ada tiga tradisi,” ucap Umbu.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES