Menelusuri Jejak Sejarah di Museum Mpu Purwa Malang
TIMESINDONESIA, MALANG – Museum Mpu Purwa di Kota Malang menjadi saksi bisu kekayaan sejarah dan peradaban Nusantara. Setiap sudut museum ini menyimpan artefak yang mengisahkan kejayaan kerajaan-kerajaan kuno di Indonesia.
Dari arca-arca Hindu-Buddha, prasasti bersejarah, hingga benda pusaka peninggalan para penguasa, museum ini menjadi jendela bagi para pengunjung untuk mengenal lebih dalam perjalanan sejarah yang turut membentuk kebudayaan di Nusantara.
Advertisement
Prasasti Dinoyo 2, salah satu koleksi penting Museum Mpu Purwa yang menceritakan terbentuknya peradaban di kawasan Malang. (FOTO: Rismauliya Melati Surya/TIMES Indonesia)
Saat memasuki lantai pertama, pengunjung langsung disambut oleh topeng Malangan yang mencerminkan kebudayaan khas Malang, serta alat musik gamelan yang menjadi salah satu warisan budaya Jawa. Alunan musik tradisional ini semakin memperkaya pengalaman, membuat pengunjung seolah kembali ke zaman kejayaan kerajaan-kerajaan kuno.
Di lantai dua, koleksi-koleksi bersejarah dipamerkan dengan lebih mendalam, termasuk miniatur unik yang menceritakan kisah perjalanan sejarah. Setiap benda bersejarah dilengkapi dengan keterangan informatif serta QR code yang mengarahkan ke laman web resmi museum untuk penjelasan lebih lengkap.
Visualisasi zaman pra sejarah yang ada di Museum Mpu Purwa. (FOTO: Rismauliya Melati Surya/TIMES Indonesia)
Museum ini dinamai sesuai dengan Mpu Purwa, seorang pendeta Buddha yang juga merupakan ayah dari Ken Dedes, leluhur raja-raja Jawa.
Mpu Purwa bukanlah pendeta biasa; ia adalah seorang Sthapaka, pendeta utama yang mahir dalam berbagai ritus pensucian. Dalam sejarahnya, Mpu Purwa dikenal sebagai sosok yang bijak, dan nasehatnya sangat dinanti oleh banyak orang.
Nama museum ini menggambarkan harapan agar nilai-nilai luhur yang dipegang oleh Mpu Purwa dapat menjadi inspirasi bagi pengunjung dalam mempelajari sejarah dan budi pekerti.
Salah satu koleksi paling penting di Museum Mpu Purwa adalah Prasasti Dinoyo 2, yang ditemukan pada tahun 1984 di Kelurahan Dinoyo, Kota Malang.
Prasasti ini berisi perjanjian pemberian tanah pada tahun 851 M oleh Dang Hwan Sang Hiwil dari Hujung kepada pertapaan Dang Hyang Guru Candik. Meskipun prasasti ini ditemukan dalam kondisi pecah akibat pembangunan, keberadaannya memberikan gambaran penting tentang hubungan antara penguasa dan masyarakat pada masa itu.
Selain Prasasti Dinoyo 2, museum ini juga memiliki koleksi unik lainnya, seperti Arca Ganesha Tikus. Arca ini merupakan satu-satunya di Indonesia, karena pedestalnya menampilkan motif tikus, yang biasanya ditemukan di India. Keistimewaan lain dari arca ini adalah adanya tali bodong di bahunya, yang menunjukkan ciri khas seni pada masa Kerajaan Kediri.
Arca Ganesha lainnya di Indonesia biasanya menggunakan motif bunga teratai pada dudukannya, sehingga keunikan arca ini menambah daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang tertarik dengan seni dan sejarah.
Museum Mpu Purwa juga memberikan kesempatan bagi para pengunjung untuk belajar melalui visualisasi sejarah yang ditampilkan dengan apik. Dengan segala kekayaan sejarah yang ditawarkan, museum ini tidak hanya menjadi tempat wisata edukatif, tetapi juga sarana untuk memotivasi pengunjung agar memahami nilai-nilai luhur dan menghargai perjalanan panjang peradaban Nusantara.
Berlokasi di Jalan Soekarno Hatta No. 210, Lowokwaru, Kota Malang, museum ini mudah diakses baik menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Letaknya yang strategis di pusat kota membuat Museum Mpu Purwa menjadi destinasi sejarah yang wajib dikunjungi, baik oleh warga lokal maupun wisatawan dari luar daerah. Bagi mereka yang ingin menyelami kekayaan sejarah dan budaya Indonesia, Museum Mpu Purwa menawarkan pengalaman yang tak terlupakan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |