
TIMESINDONESIA, STUTTGART – Di tengah kota Stuttgart, sebuah bangunan bersejarah berdiri kokoh dengan penuh cerita kelam. Bangunan yang dikenal sebagai Hotel Silber ini adalah saksi bisu masa lalu yang tragis ketika menjadi markas polisi rahasia Nazi, “Gestapo” Geheime Staatspolizei (Polisi Negara Rahasia), pada era Perang Dunia II.
Hotel Silber kini telah berubah menjadi museum dan pusat dokumentasi yang mengisahkan sejarah gelap Jerman dan komitmen untuk menjaga agar peristiwa serupa tidak pernah terulang lagi.
Advertisement
Penulis TIMES Indonesia berkesempatan mengunjungi Hotel Silber pada akhir September 2024 lalu. Berada di sudut jalan, bangunan ini terlihat seperti bangunan Eropa pada umumnya yang dibangun di abad 18. Dingin dan kokoh.
Dibangun pada 1874, bangunan yang memiliki luas 300m2 ini dulunya adalah hotel mewah dan diberi nama “Hotel Silber“ oleh pemiliknya yaitu Heinrich Silber. Nama tersebut masih digunakan bahkan setelah negara bagian Württemberg membeli bangunan tersebut pada tahun 1919 dan digunakan sebagai kantor pos selama sembilan tahun.
Papan Kayu penjara Gestapo yang ada di Hotel Silber, yang kini menjadi museum mengenai perang dunia II. (FOTO: Rismauliya Melati Surya/TIMES Indonesia)
Pada tahun 1928, bangunan tersebut menjadi markas polisi bersama dengan Politische Polizei atau Politisi Politik yang tugasnya memantau asosiasi, partai, dan orang-orang yang anti rezim pemerintahan kala itu.
Ketika Adolf Hitler dan Partai Nazi berkuasa pada tahun 1933, terbentuklah Gestapo yang bertanggung jawab atas penganiayaan terhadap penentang rezim dan kaum minoritas. Gestapo membawa perubahan drastis pada Hotel Silber.
Gedung ini bukan lagi tempat beristirahat, melainkan menjadi pusat operasi penindasan politik Nazi. Selama Perang Dunia II, Hotel Silber dikenal sebagai tempat yang mencekam dan menjadi simbol teror bagi masyarakat Stuttgart dan sekitarnya. Setelah dibubarkan karena dianggap sebagai organisasi kriminal pada tahun 1945, Hotel Silber beralih fungsi menjadi instansi pemerintah Jerman Barat.
Bagian dalam Hotel Silber, bangunan yang pernah menjadi penjara dan kamp konsentrasi yang dikelola Nazi di era perang dunia kedua. (FOTO: Rismauliya Melati Surya/TIMES Indonesia)
Salah satu arsip dari barbarisme Nazi yang disimpan di Museum ini adalah papan kayu dengan sayatan “Polizeigefängnis” Welzheim. Penjara ini terletak di kota kecil Welzheime dan digunakan oleh Gestapo untuk menampung sekitar 15.000 tahanan sebagai tempat penahanan sementara atau tempat singgah dalam perjalanan menuju Kamp Konsentrasi besar. Papan kayu tersebut berhasil diselamatkan saat pembongkaran bangunan utama pada tahun 1954.
Pada peringatan 70 tahun pembubaran kamp konsentrasi, pemerintah kota menambahkan prasasti untuk mereka yang dieksekusi. Hermann Schlotterbeck yang disebut mewakili seluruh korban kamp Konsentrasi Welzheim pada masa itu memperingatkan agar tidak melupakan barbarisme Nazi, ia menjelaskan pentingnya belajar dari sejarah dan bertindak melawan perang dan fasisme.
Hotel Silber yang berlokasi di Dorotheenstrasse 10, 70173 Stuttgart berdiri sebagai pengingat penting tentang sejarah kelam yang pernah terjadi.
Sebagai pusat dokumentasi, tempat ini memberikan informasi mendalam tentang peran bangunan tersebut di masa lalu sekaligus mengedukasi pengunjung tentang pentingnya mencegah kekerasan dan penindasan. Museum ini buka setiap Selasa hingga Jumat dari pukul 10.00 hingga 18.00, dan pada akhir pekan dari pukul 11.00 hingga 18.00. Tiket masuk tidak dikenakan biaya, namun menerima donasi sukarela untuk mendukung pengelolaan museum. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |