TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ramadan 2023 sudah di depan mata. Tentu umat Muslim di Indonesia dan dunia sudah tak sabar menantikan kehadiran bulan puasa nan penuh berkah ini.
Meski beribadah puasa di bulan yang sama, tidak semua orang menjalankan ritual wajib ini dengan durasi yang sama.
Karena pengaruh kondisi geografis, setiap negara memiliki durasi waktu berbeda-beda dalam menjalankan satu hari puasa.
Karena letaknya di daerah khatulistiwa, durasi berpuasa di Indonesia terbilang tidak terlalu lama. Jarak usai sahur (waktu subuh) dan berbuka (waktu Maghrib) yakni berkisar 13-14 jam saja.
Di tanah suci, waktu Ramadan biasanya jatuh di musim panas di mana durasi puasa dalam sehari antara 13-15 jam. Sementara di jazirah Arab seperti Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain dan Qatar, durasi puasa rata-rata 15 jam per hari.
Karena letak geografisnya, durasi puasa per hari di China lebih panjang dari Indonesia. Rata-rata lama waktu berpuasa di Negeri Tirai Bambu ini sekitar 16-17 jam per hari.
Durasi puasa di Jepang biasanya ditentukan dengan musim di mana bulan suci jatuh. Saat musim panas, waktu puasa bisa lebih dari 19 jam per hari. Sementara saat musim dingin, durasi puasa jauh lebih singkat.
Durasi puasa di Australia biasanya bergantung dengan musim yang bertepatan. Saat musim dingin, umat Muslim di Australia bisa berpuasa hanya 9 jam sehari. Namun durasi tersebut akan lebih lama di musim panas.
Sama dengan Australia, durasi puasa di Selandia Baru tergantung musim yang ada. Saat musim panas, durasinya bisa mencapai 16 jam per hari. Tapi di musim dingin, rata-rata durasi puasa adalah 11 jam.
Di Negeri Paman Sam, durasi berpuasa rata-rata adalah 15 jam. Waktu fajar biasanya jatuh pada pukul 5 pagi, sementara waktu berbuka sekira pukul 8 malam.
Untuk negara Amerika Latin seperti Brasil dan Argentina, waktu puasa terbilang pendek yaitu 9-10 jam saja per hari.
Di Afrika Selatan, durasi berpuasa juga terbilang lebih pendek dari Indonesia, yakni kurang lebih 11 jam per hari.
Negara di Eropa memiliki empat musim, dan durasi puasa saat Ramadan adalah tergantung musim yang berlaku. Waktu terpendek tentu adalah saat musim panas yakni sekitar 11 jam, namun untuk musim dingin puasa akan jauh lebih lama.
Selain itu, ada negara-negara tertentu yang memiliki durasi waktu puasa unik yakni
Karena letaknya di lingkaran Arktik, puasa di Finlandia bisa sangat panjang. Negara ini diliputi kegelapan total saat musim dingin, namun selalu terang di musim panas. Akibatnya puasa di Finlandia bisa mencapai 23 jam per hari saat musim panas.
Dengan letaknya di bagian utara Eropa, puasa di Irlandia pun relatif panjang, bisa mencapai 18-20 jam per hari.
Sama dengan negara lain di Eropa utara, Norwegia pun memiliki durasi puasa yang unik. Saat musim dingin di mana matahari hanya bersinar sebentar, durasi puasa hanya 8-9 jam saja. Namun saat musim panas, puasa bisa sangat panjang mencapai lebih dari 20 jam per hari. (*)
Pewarta | : Sholihin Nur |
Editor | : Ronny Wicaksono |
Menag RI Ucapkan Selamat kepada Paus Leo XIV
Polres Gresik Periksa Saksi Kasus Kecelakaan Kereta Api yang Tewaskan Asisten Masinis
Wabup Jombang Apresiasi Langkah PKB Gelar Sarasehan Pembangunan Regional Daerah
Sejumlah ASN di Bondowoso Urus Berkas Daftar Selter Sekda
Perkuat Perdagangan, Bank Jatim Siap Buka Cabang di Balikpapan
Ittiba' Rasulullah SAW
Transformasi Organisasi Berbasis AI, Business Wisdom Institute Perkuat Peran Strategis HR
Percepat Swasembada Gula, Bank Jatim Dukung Peluncuran KURsus Petani Tebu
Syafira Mardhiyah Sebut Literasi Digital dan Olahraga Kunci Masa Depan Pemuda
Cabuli Anak Sambung Berkali-kali, Pria di Kota Banjar Diciduk Polisi